Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BAGI sebagian besar warga Bandung,Jawa Barat (Jabar), terutama di kalangan umat muslim, tentu sudah tidak asing lagi dengan peci M Iming.
Hingga kini peci M Iming, masih tetap eksis memproduksi dan mampu bertahan hingga 100 tahun atau satu abad. Sejak mulai berproduksi pada 1918, peci M Iming masih tetap mempertahankan kualitasnya.
Peci sendiri merupakan penutup kepala yang kemudian berkembang menjadi aksesoris penutup kepala oleh seorang laki-laki muslim untuk beribadah. Ketenaran peci tidak bisa dilepaskan dari sosok Presiden pertama Indonesia Soekarno yang memang identik dengan peci hitam dalam semua aktivitasnya kala itu.
Baca juga : Wisata Kawah Putih Ciwidey Bandung, Sejuk Indahnya Bak Negeri Dongeng
Yuliani Sabana adalah generasi ke empat dari keturunan M Iming yang kini meneruskan usaha memproduksi peci legendaris asli Kota Bandung ini.
Dimulai dari sepak terjang pemuda asal Pekalongan, Mas Iming, yang mencoba membuat peci dan menjualnya di emperan toko pada 1918. Sepintas memang tidak ada yang berbeda dari peci M Iming dengan peci merek lainnya yang juga terbuat dari material beludu (velvet), namun peci M Iming begitu terkenal di Kota Bandung bahkan hingga nasional.
"Toko peci M Iming itu pertama berdiri tahun 1918 dengan alamat pertamanya ada di Jalan Ahmad Yani, Kosambi dan sudah berusia 105 tahun. Sekarang sudah berkembang ada beberapa cabang toko peci M Iming di Bandung," jelasnya.
Baca juga : Jelang Ramadhan, Bulog Amankan Stok Beras di Wilayah Bandung Raya dan Sumedang
Sejak mulai berproduksi tahun 1918 Peci M Iming, masih tetap eksis hingga sekarang. (MI/Naviandri)
Baca juga : Polisi Bandung Pastikan Pengendara Motor yang Tewas akibat Kabel Seling
Menurut Yuliani, pada awal membuat peci Mas Iming tidak memiliki pegawai sama sekali. Mas Iming menjahit dan menjual peci buatannya sendiri. Karena waktu itu belum punya toko hanya di depan rumah berjualannya, terus lama-lama mulai dikenal dari mulut ke mulut.
"Sejak dulu Peci M Iming dipakai oleh para negarawan, pemimpin daerah, menteri, gubernur, walikota, bahkan presiden. Pelanggan pejabat yang sering memakai peci M Iming, di antaranya Ridwan Kamil, Airlangga Hartarto hingga almarhum Mang Oded," ceritanya.
Tenarnya nama peci M Iming menurut Yuliani karena bahan yang digunakan untuk membuat peci selalu memakai kualitas terbaik. Selain itu, Mas Iming juga salah satu pioner pembuat peci di Bandung.
Baca juga : Dua Mahasiswa Unpad Tersambar Petir saat Kemah Mandiri
Dari zaman pertama dibuat sampai sekarang pemilihan bahan tidak ada yang berubah dan tetap mempertahankan kualitasnya.
"Dalam sehari kami membuat 10 kodi atau 200 buah peci, ada beberapa seri yang diproduksi mulai dari K, A dan B dengan tipe sorbanis dan kaligrafi. Sedangkan jenis peci M Iming yang paling banyak dibeli ialah jenis peci polos. Meski begitu, peci dengan motif kaligrafi saat ini juga mulai diminati," ungkapnya.
Saat ini lanjut Yuliani, peci saat ini sudah menjadi gaya tersendiri. Minat masyarakat untuk menggunakan peci saat beraktivitas semakin tinggi tiap tahunnya.
Bahkan, kian banyak anak-anak muda yang mencari peci bermotif. Untuk harganya, peci M Iming dibanderol dari Rp180.000/pcs hingga Rp300.000/pcs atau tergantung jenisnya. (Z-4)
Saya merasa cocok menggunakan layanan inDrive. Selain layanan yang baik, yang terpenting juga murah
Walikota Bandung menyampaikan apresiasi terhadap dimulainya kembali kegiatan musik bulanan di Bumi Sangkuriang.
BAZNAS melalui program Zmart telah berhasil membantu peningkatan usaha warung kelontong milik Fitri di Kota Bandung. Omzetnya tembus Rp17 juta per bulan.
Kecelakaan hebat sekitar pukul 18.50 WIB itu dipicu akibat truk boks mengalami rem blong saat berjalan di turunan jalan.
Salah satu puncak dari rangkaian kegiatan HAN adalah launching penyerahan Kartu Identitas Anak (KIA) yang dijadwalkan pada 31 Juli 2025.
Maka urgensi relokasi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandung yang telah berdiri sejak 19 Maret 1983, sangat memerlukan dukungan Gubernur Jabar, Wali Kota Bandung serta instansi terkait.
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved