Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Peninggian Badan Jalan Sebabkan Macet Panjang di Jalur Pantura Semarang-Demak

Akhmad Safuan
14/5/2023 10:11
Peninggian Badan Jalan Sebabkan Macet Panjang di Jalur Pantura Semarang-Demak
Kemacetan di Pantura akibat pekerjaan peninggian badan jalan.(MI/Akhmad Safuan)

KEMACETAN di jalur pantura Semarang-Demak tidak dapat dihindarkan hingga sepanjang 5 kilometer akibat adanya pembangunan peninggian jalan di KM 9.8 sampai KM 11 jalur tersebut.

Pemantauan Media Indonesia, Minggu (14/5), pembangunan peninggian jalan di Jalur Pantura Semarang-Demak KM 9.8 sampai KM 11, yang mulai dilakukan sejak Jumat (12/5) menimbulkan kemacetan panjang hingga 5 kilometer lebih, karena kendaraan dari arah timur (Demak) dan barat (Semarang) harus bergantian di dua ruas lajur tersisa.

Kemacetan arus lalu lintas di ruas pantura Semarang-Demak, dari arah barat mulai terasa sejak dari Eks Terminal Terbiyo, Genuk, Kota Semarang hingga di lokasi pembangunan dan dari arah timur terasa mulai keluar batas Kota Demak.

Baca juga: Legislator : Pengaturan Jam Kerja Harus Matang, Jangan Tambah Masalah

Jalur Pantura di ruas itu yang menjadi langganan banjir air laut pasang (rob), sehingga selain sering kali mengakibatkan lalu lintas terganggu, juga menimbulkan kerusakan cukup parah. 

"Masih dilakukan pembangunan peninggian badan jalan,  kita terapkan sistem buka tutup," kata Kepala Satuan Lalu lintas Polres Demak Ajun Komusaris Gargarin Friyandi.

Dengan adanya pembangunan tersebut, ungkap Gargarin, akan ada gangguan perjalanan selama masa perbaikan jalan di sepanjang jalan Pantura Demak-Semarang, sehingga diminta warga pengguna jalan dapat bersabar.

Baca juga: Pengurangan Hari Kerja Dinilai Lebih Efektif Kurangi Kemacetan Jakarta

Selain melaksanakan sistem contraflow di Pantura, lanjut Gargarin, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas sebagian kendaraan, terutama yang berukuran kecil seperti mobil pribadi dan sepeda motor, dialihkan ke jalur alternatif.

"Kita turunkan petugas 24 jam untuk mengantisipasi kemacetan," imbuhnya.

Sementara itu, akibat anggaran terbatas hanya Rp151 miliar dari total kebutuhan perbaikan jalan sebesar Rp900 miliar, 138 kilometer jalan di Kabupaten Grobogan rusak, sehingga bertahun-tahun warga daerah itu cukup kesulitan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Een Endarto mengatakan dari total panjang ruas jalan 942 kilometer di daerah ini 138 kilometer diantaranya rusak. 

"Keterbatasan anggaran dimiliki menjadi faktor utama," tambahnya.

Sesuai dengan rencana pembangunan jalan, ungkap Een, pada 2026 mendatang, baru 90% ruas jalan dalam kondisi baik, karena pembangunan jalan rusak hanya dapat dilaksanakan secara bertahap. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya