Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Seorang bayi di Gresik berusia 38 hari dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kaget mendengar bunyi petasan yang sangat keras di malam Lebaran, Sabtu, (22/4). Bayi berinisial HDN itu dinyatakan meninggal pada Kamis, (27/4) setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Keluarga korban mengatakan, setelah mendengar bunyi petasan bayi HDN langsung tersentak. Setelah itu mata sebelah kanannya tidak bisa terbuka dan lidahnya terangkat ke langit-langit mulut dalam posisi terlipat.
Setelah itu, sang bayi tidak memberikan respon signifikan, karena itu keluarga langsung membawanya ke klinik. Karena kondisinya yang parah, korban dirujuk ke RS Muhammadiyah Lamongan. Selama senam hari dirawat bayi HDN harus menggunakan ventilator di ruang PICU hingga akhirnya meninggal dunia.
Baca juga: Dokter Anak Ingatkan Agar Bayi tidak Diajak Mudik dengan Sepeda Motor
Bayi yang baru lahir atau infant memang memiliki kondisi tubuh yang masih sangat rentan. Setiap paparan atau perubahan kondisi lingkungan tempatnya berada akan secara langsung berpengaruh pada kesehatan fisik dan perkembangan otak bayi.
Karena itu, bayi baru lahir hingga setidaknya usia 2 tahun harus diupayakan berada di lingkungan yang aman, nyaman, dan tenang. Dengan begitu ancaman membahayakan bisa diminimalisir.
Lalu sebenarnya apa bahayanya ketika bayi terkejut?
Baca juga: Ini Alasan Bayi yang Lahir Caesar Harus Segera Diberi ASI
Dilansir dari laman resmi departemen kesehatan daerah Victoria, Australia, Betterhealth.vic.gov.au, disebutkan bayi baru lahir hingga usia 2 tahun sangat rentan pada segala jenis trauma. Trauma bisa berupa banyak hal. Mulai dari yang paling ringan seperti berpisah lama dengan pengasuhnya, rasa lapar berkepanjangan, kilatan cahaya, suara bising, hingga akibat kejutan dan hentakan keras.
“Trauma akan berdampak secara langsung pada tubuh dan otak bayi,” bunyi laman tersebut.
Terkejut akibat suara nyaring seperti petasan bisa menjadi salah satu penyebab trauma berat pada bayi. Apalagi jika ketika kaget tubuh bayi mengalami hentakan kuat.
Shaken Baby Syndrome
Hentakan kuat yang terjadi secara tiba-tiba pada bayi adalah salah satu hal yang bisa berakibat sangat fatal seperti menimbulkan cedera otak permanen bahkan kematian. Terutama pada bayi di bawah satu tahun. Di dunia medis, kejadian hentakan kuat yang membuat bayi cedera berat disebut dengan shaken baby syndrome.
Dilansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), shaken baby syndrome tergolong salah satu bentuk kekerasan pada anak. Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf pada anak. Sebesar 95% cedera otak dan 64% cedera kepala pada anak berusia kurang dari 1 tahun disebabkan oleh tindak kekerasan yang membuat bayi mendapatkan hentakan hingga mengalai shaken baby syndrome.
“Saat bayi atau anak mengalami guncangan yang hebat, otak mengalami perputaran atau pergeseran terhadap aksisnya (batang otak). Hal ini menyebabkan robekan saraf dan pembuluh darah, menyebabkan kerusakan dan perdarahan otak,” bunyi keterangan di laman IDAI.
Karena itu, sangat penting bagi orang tua maupun semua orang yang di lingkungannya terdapat bayi untuk bisa menjaga ketenangan, keamanan, hingga tingkat kestabilan emosi. Dengan begitu segala bentuk kejadian yang beresiko mencederai dan membahayakan bayi bisa dihindari.
(Z-9)
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut menyuarakan komitmen bersama untuk pemerataan akses kesehatan pada anak.
Kesehatan anak adalah fondasi bagi masa depan yang cerah. Sayangnya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa selama anak tampak sehat, pemeriksaan rutin tidaklah perlu.
Tiga pilar utama kesehatan anak—pemeriksaan berkala, vaksinasi, dan nutrisi seimbang—jadi kunci pencegahan untuk masa depan yang sehat dan cerah.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
CEK Kesehatan Gratis (CKG) pada siswa dilaksanakan pada hari pertama sekolah Senin (14/7) yang diawali di Sekolah Rakyat. Hasilnya cukup mengejutkan, ditemukan berbagai masalah kesehatan.
Insiden itu berawal terjadi ketika IR dan IG membawa sisa petasan yang berukuran 8 kilogram yang belum diledakkan pada malam Hari Raya Idul Fitri.
Ledakan terjadi saat penghuni rumah istirahat sambil merokok tidak jauh dari tempat dia meracik petasan.
SEORANG bocah berinisial RFA,12, warga Jetis, Caturharjo, Sleman, hari Sabtu (15/3) pagi dilarikan ke RSA UGM setelah mengalami luka-luka akibat ledakan petasan.
Kebakaran yang menghanguskan 30 rumah di Jalan Tegal Amba, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat (1/3) sore, diduga akibat petasan.
KEBAKARAN hebat melanda kawasan Blok A Pasar Raya Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Selasa (7/5) sekitar pukul 13.44 WIB. Kobaran api masih melahap sejumlah bangunan.
POLRES Metro Jakarta Pusat kembali mengamankan remaja yng melakukan konvoi dan menyalakan petasan dengan dalih bagi-bagi takjil pada Kamis (4/4) kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved