Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PERKEMBANGAN kasus tewasnya mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Jawa Barat, yang jadi korban tabrak lari pada Jumat (21/1) terus bergulir. Teranyar, pengendara mobil sedan Audi A8 yang disebut-sebut diduga jadi penyebab tewasnya Selvi Amalia Nuraeni itu membantah informasi yang beredar saat ini.
Seperti diungkapkan Kapolres Cianjur AKB Doni Hermawan saat konferensi pers di Mapolres Cianjur, Rabu (25/1), keterangan saksi maupun rekaman kamera pengawas (CCTV), dugaan penyebab tewasnya korban akibat benturan dengan kendaraan yang dicurigai berjenis sedan Audi A8 berwarna hitam.
"Kami lakukan pemeriksaan sejak hari pertama. Dari semua saksi, semuanya diduga mengarah ke kendaraan sedan warna hitam Audi A8 kalau dilihat dari bentuknya hasil capture dari CCTV," beber Doni kepada wartawan saat memberikan keterangan pers, Rabu.
Namun, pernyataan Kapolres itu dibantah SGU yang merupakan pengendara sedan Audi A8. SGU sengaja datang ke Cianjur bersama majikan perempuan untuk mengklarifikasi dan memberikan informasi sejelas-jelasnya.
"Saya adalah driver Audi A8 yang diberitakan selama ini. Saya selaku pengemudi, saya mau mengklarifikasi kejadian yang sebenar-benarnya," kata SGU kepada wartawan di Mapolres Cianjur, Jumat (27/1).
SGU pun menceritakan detail kronologi dari awal perjalanannya. SGU membeberkan, ia membawa majikan perempuan dan anak majikannya dari Jakarta hendak ke Bandung.
"Saya ikut iring-iringan, masuk dalam iring-iringan, bukan saya menerobos ataupun saya memaksa, merangsek masuk ikut iring-iringan. Tidak. Itu atas sepengetahuan bapak, suami dari ibu bos saya yang saya bawa. Saya sebagai pengemudi," terang SGU.
Atas izin suami majikannya, kata SGU, ia pun mengikuti iring-iringan kendaraan yang akan menyelidiki kasus Wowon cs di Kecamatan Ciranjang. Ia mengikuti iring-iringan kendaraan selepas rumah makan di kawasan Cipanas.
SGU memastikan saat itu di belakang mobil yang dikendarainya tidak ada lagi kendaraan rombongan yang lain.
"Saya berjalanlah mengikuti iring-iringan. Bukan berarti saya liar. Saya mengikuti karena memang diketahui oleh pihak bapak yang ada di depan," ujarnya.
Mendekati lokasi kejadian di Jalan Raya Bandung, Kecamatan Karangtengah, lanjut SGU, di depan ia melihat seorang perempuan yang mengendarai sepeda motor dengan posisi oleng. Spontan SGU pun memelankan laju kendaraan ke arah kiri.
Baca juga: Lanud Sam Ratulangi Bantu Evakuasi Warga Terdampak Banjir Manado
"Jarak dua mobil di depan saya, saya melihat ada perempuan pakai motor udah oleng. Seperti mungkin dia memakai rem depan atau bagaimana, oleng, seperti mau jatuh. Dalam hitungan detik, karena jarak saya dekat, ini mobil di depan saya terhalang dua mobil, spontan saya ke kiri, menghindar," sebutnya.
Dari arah belakang, lanjut SGU, melaju kendaraan lain. SGU memperkirakan ada dua kendaraan berwana hitam di belakangnya, namun ia tak memperhatikan persis jenisnya karena saat itu ia sedang fokus berkendara.
"Saya memelankan kendaraan, saya ingin memeriksa karena saya adalah driver dan mobil itu tanggung jawab saya. Kalau nanti ada percikan atau lecet, kan saya yang harus mengganti rugi kepada bos. Apalagi saya bekerja baru satu minggu," ujarnya.
Namun, saat SGU melajukan kendaraan, sekitar 1 kilometer dari lokasi kejadian, ia diberhentikan warga yang mengejarnya. SGU menduga, upayanya memelankan laju kendaraan saat itu di lokasi kejadian disangka warga dirinya pelaku penabrak pengendara sepeda motor.
"Saya bukan berhenti, tapi memelankan kecepatan. Saya di bawah 40-30 (kilometer per jam) kecepatan saat itu karena kondisi di TKP memang ramai dan macet lah. Enggak mungkin saya kecepatan di atas 50, apalagi 80. Enggak mungkin. Saya pelan. Jarak di atas 1 kilometer, tiba-tiba di sebelah kiri warga banyak mengejar," bebernya.
Ia pun mengaku meminggirkan kendaraan yang dibawanya. Warga sempat memarahinya dan menuduh sebagai pelaku tabrak lari yang menyebabkan tewasnya pengendara sepeda motor.
"Saya menjaga emosi masyarakat yang langsung nge-judge begitu tanpa tahu pembuktian. Saya ajak untuk membuktikan. Saya terangkan 'Pak, bapak-bapak semua, ini mobil yang saya kemudikan adalah mobil sedan jenis Audi. Ceper, pak. Rendah banget. Kita cek dulu deh, apakah betul yang bapak tuduhkan kepada saya menabrak korban'," ungkapnya.
Selanjutnya masyarakat mengecek kondisi bodi kendaraan. Hasilnya, tidak ada lecet ataupun penyok pada bodi kendaraan.
"Ada saya bukti videonya. Termasuk ban semua, dikelilingi mobil itu. Tidak ada sedikit pun. Bukti-bukti tidak ada. Jadi, yang dituduhkan itu semua tidak benar," tegasnya.
Menurut SGU, warga yang mengejarnya pun akhirnya meminta maaf. Warga pun mempersilakan SGU melanjutkan perjalanan.
"Saya pun merasa tidak melakukan penabrakan, saya berjalan seperti biasa," pungkasnya. (OL-16)
Secara keseluruhan, kondisi jemaah haji asal Kabupaten Cianjur lainnya dalam kondisi sehat.
Pemungutan retribusi dilakukan perangkat daerah penghasil maupun Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) di lingkup Pemkab Cianjur. Baru sebagian kecil yang sudah menerapkan digitalisasi
Agam menuturkan, sejauh ini proses pendaftaran SPMB secara online tak mengalami hambatan serius. Kalaupun ada kendala, semua sudah bisa diatasi.
Hujan deras dengan interval waktu yang cukup lama selalu mengakibatkan banjir hingga ke permukiman warga.
DUA pekan berturut-turut terjadi libur panjang bersamaan akhir pekan. Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, momen libur panjang cukup mendongrak tingkat hunian hotel.
Digitalisasi bertujuan mempercepat dan mempermudah berkaitan dengan pajak atau retribusi daerah.
SEJUMLAH orangtua siswa mengaku masih kebingungan melakukan pendaftaran secara daring atau online untuk Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) 2025 di Jawa Barat (Jabar).
Dia menambahkan pendaftaran SPMB dapat dilakukan melalui kanal spmb.jabarprov.go.id atau melalui aplikasi Sapawarga.
SETARA Institute mengecam penyegelan masjid Ahmadiyah di Kota Banjar, Jawa Barat dan mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan
Direktur Jenderal Kesehatan Layanan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka kematian ibu dan bayi tinggi.
Adnan Prasetyo, bocah yang viral karena menaiki sepeda dari Brebes hendak menemui Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi, akhirnya dijadikan anak asuh oleh Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma.
Gempa bumi itu juga dirasakan di sejumlah wilayah Jawa Barat, khususnya di sekitar Kabupaten Pangandaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved