Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

1.000 Ingkung Ayam dan Tumpeng Warnai Festival 'Wiwit Mbako Panen Kopi' Temanggung

Widhoroso
21/8/2022 22:11
1.000 Ingkung Ayam dan Tumpeng Warnai Festival 'Wiwit Mbako Panen Kopi' Temanggung
Ribuan petani tembakau dan kopi santap bersama pada puncak festival 'Wiwit Mbako Panen Kopi' di Alun Alun Kota Temanggung, Minggu (21/8).(ANTARA/Anis Efizudin)

GELARAN festival 'Wiwit Mbako Panen Kopi' yang digelar Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, berakhir, Minggu (21/8). Acara makan bersama ribuan petani yang hadir di Alun Alun Kota Temanggung, menjadi penutup festival yang berlangsung sejak Jumat (19/8).

Setelah melakukan doa bersama, sekitar 5.000 petani tembakau dan kopi yang hadir, menyantap bersama 1.000 ingkung ayam dan tumpeng. Ingkung ayam (ayam yang dimasak secara utuh, tanpa dipotong-potong) dan tumpeng tersebut dibawa para kelompok tani baik petani tembakau maupun petani kopi dari 20 kecamatan di Temanggung.

Bupati Temanggung Muhammad Al Khadziq mengatakan sudah menjadi tradisi masyarakat Temanggung setiap panen tembakau melakukan wiwit tembakau. Begitu juga waktu panen kopi petani juga mengadakan selamatan panen kopi. "Karena itu Pemkab Temanggung menggekar tradisi ini di Alun-Alun Temanggung secara massal," katanya.

Dikatakan, Temanggung merupakan salah satu sentra penghasil tembakau dan kopi di Jawa Tengah. Masyarakat Temanggung mempunyai tradisi unik yaitu budaya pertembakauan. "Menanam tembakau bukan sekadar kegiatan bertani dan ekonomi, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya." jelas Bupati.

Menurut dia, banyak sekali tradisi dan ritual masyarakat Temanggung terkait tembakau. "Tahun ini, hal itu kami ekspos agar masyarakat Temanggung sendiri semakin kuat tradisi dan memperkuat budaya pertembakauan tinggalan nenek moyang, baik budaya pertembakauan yang terkait dengan pentas seni, ritual, doa-doanya dan sebagainya diperkuat," katanya seraya berharap ke depan festival ini akan makin besar dan bisa mendatangkan wisatawan.

Lebih jauh, Bupati mengatakan agar harga tembakau tinggi, seluruh petani dan perajang tembakau diminta menjaga kualitas tembakau hasil panen. "Kalau kualitas tinggi kami berharap harganya juga pantas. Kepada pihak industri kami berharap membeli dan menyerap tembakau petani dengan harga yang pantas sesuai kualitas," katanya.

Demikian pula terhadap petani kopi, Pemkab Temanggung selalu menyerukan agar menjaga kualitas hasil panen dengan melakukan petik dan pengolahan kopi sesuai standar. "Kami berharap petani kopi dapat untung, pedagang untung, dan pembeli juga mendapat untung," katanya.

Di sisi lain, Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Yunianto memberi apresiasi digelarnya acara "Wiwit Mbako Panen Kopi' secara massal ini. "Wiwit merupakan budaya tradisional, adat istiadat dan itu sudah dilakukan para leluhur sabagai harmonisasi antara sesama manusia dengan alam dan Tuhan. Namun semua ini adalah media berdoa kepada Tuhan YME," katanya. (Ant/OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya