Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ban di Leher Buaya Sungai Palu Berhasil Dilepaskan

M. Taufan SP Bustan
08/2/2022 17:47
Ban di Leher Buaya Sungai Palu Berhasil Dilepaskan
Seekor buaya liar yang terjerat ban bekas sepeda motor(ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

BAN sepeda motor bekas yang terjerat di leher buaya liar di Palu, Sulawesi Tengah, akhirnya dikeluarkan warga di Jembatan II Sungai Palu, Senin (7/2) malam sekitar pukul 20.30 WITA.

Tili ,34, yang mendadak menjadi pawang mengaku, memancing buaya jenis muara dengan panjang enam meter itu dengan seekor ayam.

Menurut warga Palu itu, sudah tiga pekan memantau kemunculan buaya tersebut. Ketika sudah mengetahui waktu kemunculan buaya di malam hari, ia kemudian memasang jerat yang berisi seekor ayam hidup.

“Setelah jerat dan umpan saya tinggal di titik yang biasa buaya itu muncul, tidak lama kemudian buaya lansung makan umpan dan terjerat,” terang Tili, Selasa (8/2).

Setelah buaya terjerat, Tili yang kemudian meminta bantuan warga sekitar menarik buaya tersebut ke bibir sungai.

“Sampai di bibir sungai baru ban yang melilit di leher buaya kami lepaskan dengan cara digergaji,” paparnya.

Setelah ban di leher buaya tersebut dikeluarkan, buaya yang diberi nama B3 (buaya berkalung ban) itu kemudian dilepasliarkan kembali ke sungai Palu yang merupakan habitatnya.

Baca juga: Muba Kembangkan Sabut Kelapa Jadi Produk Ekspor

“Kami lepas kembali di sungai biar dia bisa berkembang biak karena di sungai Palu memang sarang buaya,” tegas Tili.

Tidak ada alasan lain mengapa Tili melepaskan ban di leher buaya. Menurutnya, rasa kasian setelah melihat buaya menderita akibat terlilit ban membuatnya bersemangat untuk menolong.

“Saya tidak suka lihat hewan atau binatang menderita. Karena rasa itu kemudian saya berusaha bagaimana pun carannya untuk bisa menyelamatkan buaya itu,” ujarnya.

Tili menambahkan, bahwa tidak ada alat khusus yang digunakan menyelamatkan buaya tersebut.

“Saya cuman pakai tali yang saya buat menjadi jerat. Alhamdulillah ternyata alat sederhana itu berhasil menyelamatkan itu buaya,” tandasnya.

Sejak kemunculannya pada 2016, buaya berkalung ban di Palu menyita perhatian warga. Dan sejak tahun itu juga Dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah, telah mencoba untuk menyelamatkan dan melepaskan ban dari leher buaya tersebut.

Beberapa usaha di antaranya dengan jala yang diberi pemberat dan menggunakan kerangkeng.

Namun, upaya itu tak berhasil. Bahkan, Panji petualang pernah mencoba menangkap dan melepaskan kalung ban dari buaya tersebut. Sayang, upaya itu juga gagal dilakukan.

Tidak sampai di situ, dua pakar sekaligus pemerhati buaya dari Australia, Matt Wrght dan Christ Willson, pertengahan Februari 2020 juga datang ke Kota Palu dengan misi yang sama. Lagi - lagi gagal. Hampir dua pekan dua bule asal Australia itu hilir mudik di Sungai Palu. Toh, mereka akhirnya kembali ke negaranya. Si buaya tetap berkalung ban. Setelah Matt, orang dari Palopo Utara, Dawi (45) juga berkeinginan sama, yakni membebaskan ban di leher buaya. Dawi bekerja sebagai petani dan juga pemburu buaya untuk diambil kulitnya. Sudah lebih dari 100 ekor buaya yang ukuran kecil dan besar sudah dikuliti. Namun, dalam misi ini, Dawi yang akan dibantu dua orang anaknya mengaku hanya menolong sang buaya.

Namun belum mencoba untuk menyelamatkan buaya, Dawi tak direstui BKSDA. Selain buaya berkalung ban yang stress karena hampir dua pekan terus diburu oleh Matt, Dawi juga belum mengantongi izin.

Dari situ, giliran Forrest Galante. Dia adalah pembawa acara televisi Extinct or Alive on Animal Planet. Bersama timnya, mereka sudah mendapat restu dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Misi Forrest juga sama melepaskan ban di leher buaya yang malang. Namun, setelah dua pekan juga berjibaku di sungai dan teluk Palu, Forrest juga gagal meyelamatkan sang buaya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya