Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Klaster Pernikahan Muncul, Cianjur Waspadai Penambahan Kasus Covid

Benny Bastiandy/Budi Kansil
08/6/2021 18:22
Klaster Pernikahan Muncul, Cianjur Waspadai Penambahan Kasus Covid
Ilustrasi(DOK MI)

PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi munculnya klaster resepsi pernikahan. Beberapa hari lalu ditemukan puluhan warga yang terkonfirmasi covid-19 karena diduga menghadiri sebuah resepsi pernikahan.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, menuturkan klaster baru covid-19 di resepsi pernikahan terjadi di Kecamatan Cibinong. Terdapat setidaknya 94 orang warga yang terindikasi terpapar covid-19.

"Hati-hati, dengan berkerumun sudah ada buktinya. Seperti di Kecamatan Cibinong. Gara-gara ada yang menggelar resepsi pernikahan, sehingga muncul 94 orang warga terindikasi konfirmasi covid-19," terang Herman ditemui seusai peluncuran program inovasi administrasi kepedudukan di Desa Sindangsari Kecamatan Kadupandak, Selasa (8/6).

Karena itu, Pemkab Cianjur bergerak cepat menginstruksikan agar diwaspadai potensi klaster resepsi pernikahan. Termasuk juga potensi klaster di tempat wisata serta pada kegiatan rapat yang bisa menyedot banyak orang.

"Saya dan pak wabup (wakil bupati) mengeluarkan instruksi kepada seluruh warga Cianjur agar hati-hati dengan adanya resepsi pernikahan, kerumunan di tempat wisata, serta kegiatan rapat. Untuk rapat kita batasi hanya 50% dari kapasitas ruangan yang digunakan," tegasnya.

Herman mengatakan hasil evaluasi, yang sekarang cukup diwaspadai potensi penyebaran covid-19 berada di wilayah selatan Kabupaten Cianjur. Pasalnya, mobilitas masyarakat yang mudik atau pulang kampung dari daerah lain relatif cukup tinggi, terutama saat Idul Fitri 1442 H lalu.

"Sebelumnya di wilayah selatan itu cukup aman. Social distancing-nya sudah dilakukan, karena di beberapa daerah, karakteristik antarrumah itu cukup berjauhan. Tapi sekarang terbalik, justru selatan yang kita waspadai," beber Herman.

Ia mencontohkan perkembangan kasus covid-19 saat mudik Lebaran lalu. Pada hari Idul Fitri 1442 H, ditemukan sebanyak 88 kasus baru covid-19. "Tapi pada saat mudik berlangsung, terjadi lonjakan hingga mencapai 480 kasus baru," jelasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya