Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
HAMPIR sebulan terakhir, harga lombok rawit merah atau lombok sret di Solo Raya,yang meliputi enam kabupaten dan satu kota bertahan di atas Rp 100 ribu per kilo. Di enam pasar utama di Kota Solo, cabai rawit merah bahkan mencapai Rp 120 kg.
"Pemerintah Kota harus mensikapi serius. Ini harga sudah mencekik, bakul latengan seperti soto, rawon dan sambal goreng sudah kehilangan khasnya. Biasanya cabe rawit merah, ganti cabai rawit putih, banyak pelanggan mengeluh, rasa pedasnya beda," ujar Suyati, bakul gudeg sambel goreng di timur perempatan Mangkunegaran, Rabu (23/4).
Begitu halnya bakul warung rawon timur Rutan Surakarta juga mengeluhkan serupa. Juga para bakul bakmi godog yang sering menyuguhkan lombok rawit merah untuk penyedap lidah, juga mendapat keluhan pelanggan yang harus 'nglethus' cabai rawit putih yang kurang pedas hingga sedapnya masakan menjadi aneh.
Para ibu rumah tangga pun juga mengernyitkan dahi, dengan harga cabai atau lombok rawit yang bertahan Rp 120 ribu dalam sebulan terakhir.
"Ya terpaksa pakai cabai rawit putih. Kalau harga cabai jenis lainnya, cukup stabil. Tapi rawit merah, harganya pedasnya selangit," ujar Maria, seorang ibu rumah tangga warga Mojosongo.
Pedagang cabai di Pasar Gede Solo tidak bisa berkomentar banyak terkait tingginya harga cabai rawit merah.
"Ya pasokan dari produsen tinggi. Karena itu saya sarankan pembeli tidak usah beli banyak banyak. Ya minimal 0,5 ons dicampur rawit putih yang tidak mahal," ujar Catur, salah satu pedagang cabai Pasar Gede.
Hal sama diungkapkan Indri, pedagang cabai Pasar Legi, yang menyebut tingginya harga cabai rawit akan bertahan hingga bulan Ramadan. Hal ini dikarenakan, di tingkat produsen, perawatan cabai jenis apa pun, terutama jenis rawit merah pada musim penghujan perlu kecermatan karena mudah husuk.
Bahkan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan atau KUKM Perindag Wonogiri, Wahyu Widayati memberikan resep para ibu runah tangga untuk menanam cabai di pekarangan rumahnya, untuk mengantisipasi tingginya harga cabai.
"Tidak perlu memaksakan beli cabai rawit merah. Kan cabai lain masih stabil. Dan untuk mengantisipasi tingginya harga cabai, sebaiknya ibu-ibu bisa menanam cabai di pekarangannya, Selama sebulan terakhir ini harga cabai rawit merah memang tinggi, taoi belum menyentuh psikologi, karena cabai lain dengan beras," katanya.
baca juga: Harga Cabai Rawit di Palangka Raya Rp130 ribu/kg
Pada bagian lain, masyarakat di kota Solo sempat mendengar adanya isu cabai rawit palsu atau cabai dicat.
"Hoaks atau beneran, sebaiknya Pemkot mengambil sikap. Ini meresahkan, masa ada cabai palsu," tutur seorang ibu yang sedang belanja di Pasar Gede Solo. (OL-3)
MENJELANG perayaan Imlek 2025, Pemerintah Kota (Pemko) Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mengambil langkah proaktif untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.
Pemerintah melalui Bapanas membangun kios pangan di berbagai daerah sebagai bagian dari upaya sinergis dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Harga pangan yang relatif stabil di level tinggi telah mengikis daya beli masyarakat. Kondisi itu akan semakin buruk jika ke depan ada kenaikan biaya lain.
Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan siklus panen di sejumlah daerah penghasil beras memberi harapan untuk menstabilkan harga di pasaran yang saat ini fluktuatif.
“Masyarakat jadi mengurangai jumlah pembelian dan itu mengakibatkan stok cabai di pedagang lambat habisnya,”
DUA pekan pascahari raya Idul Fitri atau Lebaran 2025 yakni pada Senin (14/4) harga cabai di Purwokerto, Jawa Tengah masih bertahan di angka yang tinggi.
Sejak beberapa hari terakhir sebelum hari Nyepi hingga tiba hari Idul Fitri, harga cabai rawit masih bertahan tinggi yakni Rp130 ribu/kilogram (kg).
Harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Bali tembus hingga Rp120 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram menjelang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025.
Menurut Nasir, kenaikan harga cepat berubah selama Ramadan ini. "Kenaikan harga terjadi dalam sebulan ini,” kata Nasir.
Turunnya harga cabai ini disebabkan oleh pasokan cabai yang mulai melimpah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved