Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Warga Berkerumun Rebutan Nomor Antrean BLT UMKM

Kristiadi
21/10/2020 10:58
Warga Berkerumun Rebutan Nomor Antrean BLT UMKM
Warga berkerumun di depan kantor Bank BRI Kota Tasikmalaya untuk mencairkan BLT UMKM, Rabu (21/10/2020).(Mi/Kristiadi)

PENEGAKAN protokol kesehatan mencegah kerumunan masih sulit dilakukan oleh masyarakat saat mengantri untuk mendapatkan pencairan bantuan langsung tunai UMKM dari Presiden di Kota Tasikmalaya, Rabu (21/10). 

Bantuan Presiden bagi usaha mikro (BPUM) atau BLT UMKM telah resmi digelontorkan Pemerintah guna membantu masyarakat meningkatkan ekonomi di masa pandemi. Pada awalnya program BPUM atau BLT UMKM ini hanya sampai September 2020. Namun kondisi perekonomia belum stabil maka dibuka gelombang kedua sejak 13 Oktober dan ditutup bulan depan, November. Bantuan sebesar Rp2,4 juta bagi peserta BPUM ini diharapkan bisa membantu perekonomian usaha UMKM. 

Namun dalam prakteknya seperti di Kota Tasikmalaya, baik pendaftaran di kantor Dinas Industri Pedagangan, Koperasi dan UMKM serta pengambilan bantuan di perwakilan Bank BRI dipenuhi massa. Mereka tidak mematuhi protokol kesehatan. Berkerumun dan saling senggol, padahal masih dalam keadaan pandemi covid-19. Dan kasus di Kota Tasikmalaya masih ada penambahan pasien positif covid-19.

Dari pantauan mediaindonesia.com, para pendaftar maupun yang mengambil bantuan sudah berdatangan sejak tengah malam. Menurut pengakuan penerima bantuan, warga sudah berdatangan sejak pukul 23.00 hingga pukul 03.00 pagi. Mereka rela tidur di Masjid Agung Kota Tasikmalaya. Bahkan ada yang menyewa angkutan umum, dan dijadikan tempat bermalam. Selain berkerumun, arus lalu lintas macet karena banyak kendaraan terparkir di depan kantor BRI maupun Dinas Industri Perdagangan, Koperasi dan UMKM. Padahal pendaftaran bisa dilakukan secara online. Pembayaran bantuan pun bisa ditransfer bagi lewat rekening bank BRI. Namun kerumunan orang tidak bisa dicegah.

Rizal Muslim, 40 penerima BPUM mengakui ia dan teman-temannya tidak bisa menegakkan protokol kesehatan karena simpang siur info beredar. 

"Dari kabar yang kami terima, pengambulan nomor antrian sejak pukul 01.00 WIB, tapi nomor antrian baru diberikan pukul 06.37 WIB. Terjadi keributan karena semua berebut nomor antrian. Malah ada lansia yang jatuh karena berdesak-desakan. Beruntung beberapa lansia tidak terluka tapi mereka kecewa," terang Rizal.

baca juga: Bawang Merah Belu NTT Berpotensi Ekspor

Bahkan warga yang akan menerima BLT sempat bersitegang dengan petugas keamanan karena simpang siur masalah pengambilan nomor antrian.

"Alasannya pengambilan nomor bari pagi jam 6,37 karena itu keputusan pimpinan. Kerumunan seperti ini bisa memicu klaster covid-19," tambahnya.

Penerima bantuan lainnya, Erna Damatias, 50, warga Kecamatan Kawalu berharap pelayanan bisa lebuh baik lagi dengan membatasi kuota antrian sehingga tidak menimbulkan kerumunan. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik