Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
JENAZAH seorang anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia ditemukan membeku di dalam freezer kapal ikan berbendera Tiongkok.
Temuan itu didapati setelah aparat gabungan menangkap dua kapal nelayan berbendera Tiongkok, Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118, di perbatasan Indonesia-Singapura pada Rabu (8/7).
"Di atas kapal itu ditemukan satu orang WNI meninggal dunia dan WNI lainnya yang bekerja di kapal tersebut," kata Kapolres Karimun, Kepulauan Riau, AKB Muhammad Adenan seperti disitat dari Inibaru.id, Kamis (9/7).
Baca juga: Menlu: Pelarungan Jenazah ABK WNI Sudah Disetujui Keluarga
Adenan menjelaskan, ditemukan 12 orang WNI di atas Kapal Lu Huang Yuan Yu 117 dan 9 WNI di kapal Lu Huang Yuan Yu 118. Kedua kapal ini diketahui mencari ikan dan cumi di perairan Indonesia. Adapun jenazah WNI yang disimpan di dalam peti es berada di Kapal Lu Huang Yuan Yu 118.
"WNI meninggal dunia itu atas nama Hasan Afriadi asal Lampung," kata Adenan.
Baca juga: ABK WNI Diperbudak di Kapal Nelayan Tiongkok
Setelah penyelidikan ke sesama rekan kerja ABK, jenazah meninggal dunia pada 20 Juni. Penyebab kematian adalah penyakit paru-paru. Meski begitu, petugas akan tetap melakukan visum demi memastikan. Saat ditemukan, kondisi jenazah masih berpakaian dan diberi selimut.
"Untuk kedua kapal kini telah dikuasai oleh tim gabungan pengamanan laut. Dua kapal tersebut berdasarkan arahan pimpinan kapal itu kemudian dibawa ke Dermaga Lanal Batam," katanya.
Baca juga: Menlu: Ada 46 ABK WNI yang Bekerja di Kapal Tiongkok
Kapolda Kepulauan Riau Irjen Pol Aris Budiman mengaku menerima informasi ABK asal Indonesia diduga meninggal dunia akibat dianiaya. "Dugaan kami, salah satu kapal itu merupakan tempat penganiayaan dan kapal lainnya sebagai saksi yang mengetahui kejadian tersebut," kata Aris Budiman.
Menurut dia, informasi di kapal tersebut ada mayat juga berasal dari WNI, dan kuat dugaan bahwa yang bekerja di kapal tersebut merupakan korban human trafficking (perdagangan manusia).
Baca juga: Dua ABK Dilarung di Laut Lepas Warga Miskin Dari Sumsel
Dia mengatakan informasi tentang kejadian itu diterima oleh aparat pada Selasa (7/7). Dan pada Rabu (8/7), dirinya memerintahkan aparat untuk mendeteksi dan mencari kapal itu.
Lanjut dia, tempat kejadian perkara (TKP) dugaan penganiayaan terjadi di bawah wilayah yurisdiksi Indonesia dan yang dianiayai adalah WNI walaupun dia bekerja di kapal asing.
"Sehingga kewenangan itu ada di aparat kepolisian termasuk juga di TNI AL dan Bakamla termasuk aparat Indonesia lainnya dapat melakukan tindakan hukum. Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama tujuh bulan bertolak dari Singapura ke Argentina dan begitu melewati perairan kita langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat yang ada di laut," tuturnya. (Ant/X-15)
Sebanyak 343 WNI anak buah kapal (ABK) kapal persiar MS Roterdam tiba di Jakarta International Cointainer Terminal (JICT) II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (8/6).
“ABK masih mengalami syok berat dan saat ini sedang menjalani konseling,” tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, Kamis (11/6)
Coast Guard Administration (CGA) Taiwan dan rekan-rekan Jepang mereka mengirim kapal dan helikopter untuk mencari kapal yang hilang.
Vietnam dan Tiongkok telah bertahun-tahun terlibat dalam pertikaian tentang bentangan perairan yang berpotensi kaya energi, yang disebut Laut Timur oleh Vietnam.
"Kami telah menghubungi pihak perusahaan dan memastikan hak-hak yang bersangkutan, seperti gaji, dana duka, asuransi dan lain sebagainya dapat dipenuhi," tutur Capt. Sudiono.
Puluhan ABK WNI tersebar di empat kapal berbendera Tiongkok, yakni Kapal Long Xin 629, Kapal Long Xin 605, Kapal Long Xin 606 dan Kapal Tian Yu 8.
Salah seorang tim pengacara, David Surya, mengatakan pihaknya diajak ikut serta dalam setiap perkembangan perkara seusai Polri membuka penyelidikan.
Penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya berusaha mengungkap proses pemberangkatan para ABK tersebut.
Para anak buah kapal (ABK) Warga Negara Indonesia dari 5 kapal pesiar berbendera asing, tengah melakukan isolasi mandiri di 5 hotel yang berbeda di Jakarta.
"ABK yang dirawat di Wisma Atlet sebanyak 172 orang," kata Yudo.
Sejumlah awak anak buah kapal Warga Negara Indonesia tengah dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet dan ada pula yang sedang mengisolasi diri hotel-hotel Jakarta.
Sebanyak 1.192 awak anak buah kapal Warga Negara Indonesia dari kapal berbendera asing dipulangkan ke kota asalnya usai menjalani pemeriksaan tes kesehatan dan dinayatakan negatif covid-19
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved