Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Jelang Lebaran Harga Kebutuhan Pokok di Banyuwangi Terkendali

Usman Afandi
16/5/2020 17:15
Jelang Lebaran Harga Kebutuhan Pokok di Banyuwangi Terkendali
Harga kebutuhan pokok di pasar tradisional di Banyuwangi stabil menjelang lebaran 2020.(Antara)

MENJELANG hari raya Idul Fitri  1441 Hijriyah bertepatan dengan 24 Mei mendatang, harga kebutuhan pangan di pasar tradisional wilayah kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masih cukup setabil.

Hal itu di ungkapkan oleh salah satu pedagang keliling di Banyuwangi Anas, pada Sabtu (16/5). Kendati ada dampak virus Korona (Covid-19) namun harga kebutuhan pangan seperti cabe, bawang putih, tomat masih cukup setabil.

"Harga kebutuhan dapur sekarang masih setabil semua, tapi tidak tau untuk besok. Apakah juga sama, masih setabil apa tidak,"  ujar Anas, Sabtu (16/5).

Anas menjelaskan, harga kebutuhan pangan  seperti bawang putih ia jual Rp17 ribu perkilo, tomat Rp8 ribu perkilo, sedangkan untuk cabe merah Rp12 ribu perkilo.

"Kalau saya sendiri ambil barang dagangan di kecamatan Genteng, karena pasar Genteng itu pusatnya pasar di Banyuwangi. Sehingga jika kebutuhan pokok di pasar Genteng itu naik, saya juga ikutan naik," kata dia.

Kendati demikian, kata dia saat ini ada beberapa kebutuhan pokok yang merangkak naik, seperti bawang merah dan danging ayam.

"Kalau kebutuhan pokok yang naik saat ini daging ayam, sama bawang merah," ujarnya.

Harga bawang merah saat ini mencapai Rp45 ribu perkilo, sedangkan harga daging ayam saat ini mencapai Rp39 ribu perkilo. "Sebelum puasa daging ayam masih Rp26 ribu perkilo, tapi sekarang sudah Rp39 ribu. Kalau bawang merah sih memang udah naik," jelasnya.

Anas juga menceritakan terkait permintaan pembeli pihaknya tidak merasa kesulitan untuk menjual, karena dirinya menjual dagagannya secara keliling mendatangi rumah-rumah warga. Sehingga warga pun tidak perlu repot-repot untuk datang ke pasar.

"Alhamdulilah saya masih lancar, namun kalau mereka yang menjual di pasar mungkin berbeda dengan saya," ungkapnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi mikro sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi, Nur Prasetyo mengatakan saat ini, pemerintah cenderung lebih siap dalam melakukan langkah-langkah berkaitan dengan ketersediaan pangan.

Sehingga meskipun di tengah pandemi korona dan mendekati lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah pemerintah kali ini, sudah siap dalam menekan ketersediaan pangan.

"Harusnya saat ini naik, apalagi di tengah pandemi Covid-19, yang kena imbasnya itu usaha mikro kecil, cuma kan sekarang pemrintah sudah menganggarkan Rp25 triliun, jadi harga menjadi setabil," ujar Prasetyo saat di
hubungi Media Indonesia via telpon.

Pihaknya juga menjelaskan, pemerintah pusat  melalui Dinas Perdagangan di wilayah kabupaten bekerja sama dengan Bulog di masing-masing daerah, terjun langsung mensetabilkan harga dan mengamankan kebutuhan pokok, sehingga hal ini dapat  memicu kesetabilan harga pangan di pasar.

"Selain itu Bulog pun juga siap mencover kebutuhan pokok, sehingga harga-harga tidak melambung tinggi baik di puasa maupun menjelang lebaran, dan intinya kali ini pemerintah sudah memperioritaskan 11 pangan utama seperti beras, Jagung, kedelai, cabe, maupun lainya, nah ini yang mungkin bisa jadi menyebabkan harga pangan menjadi setabil," pungkasnya (OL-13)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya