Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KRONOLOGI dua remaja yang diduga dianiaya oleh Bahar bin Smith saat mengaku-ngaku sebagai Bahar bin Smith saat di Bali diungkap.
Saksi meringankan bernama Hamid Isnaeni yang dihadirkan tim pengacara Bahar mengaku merasa tertipu lantaran keduanya mengatasnamakan Bahar bin Smith dan mendapatkan uang serta fasilitas selama di Bali.
Hal ini lah yang diduga menjadi alasan Bahar bin Smith melakukan penganiayaan terhadap dua korban bernama Cahya Abdul Jabar dan Muhammad Khoerul Aumam Al Mudzaqi alias Zaki ini. Hamid mengaku dirinya pertama kali bertemu dengan Cahya dan Zaki di Jalan Pupies di Bali.
Melihat penampilan Zaki yang menyerupai Bahar bin Smith, dengan rambut panjang pirang lantas membuat Hamid bertanya kepada keduanya.
"Saat bertemu, saya bilang 'Habib Bahar ya?' terus yang satunya lagi 'kok tahu?'. Saya bilang ke mereka kalau saya tahu dari sosmed. Terus yang mirip Habib Bahar mengiyakan," ucap Hamid dalam persidangan yang digelar Pengadilan Negeri Bandung di Gedung Arsip dan Perpustakaan, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/5).
Selain Cahya yang mengaku dirinya sebagai Bahar bin Smith, Zaki pun saat itu mengaku kepada Hamid sebagai keturunan Nabi Muhammad juga dengan nama Alatos.
Usai ketiganya berbincang, Hamid kemudian mengajak Zaki dan Cahya ke tokonya. Saat di toko itu lah Zaki mengaku kehilangan uang Rp6 juta saat dalam perjalanan menuju Bali.
Dalam perbincangan tersebut, Hamid juga sempat menanyakan keperluan apa keduanya ke Bali. Mereka, kata Hamid, mengaku diundang oleh salah satu pengajian tetapi setiba di Bali, panitia penyelenggara kabur.
"Setelah itu saya antar ke hotel. Saya kasih mereka Rp220 ribu untuk hotel," kata dia.
Hingga pertemuan pertama tersebut, Hamid mengaku sama sekali tidak menaruh curiga terhadap keduanya. Bahkan saat dia melihat berita di televisi, dia tahu ada acara di Monas dan lantas ia menanyakan kepada Zaki melalui pesan singkat apakah Bahar bin Smith ikut acara tersebut.
"Saya tanya, Habib Bahar ada ikutan acara di Monas itu? Zaki jawab gini 'kita nggak sempat pulang ke Jakarta'," kata Hamid.
Hamid pun kembali mempercayai begitu saja. Keesokan harinya, dia kembali menjemput Zaki dan Cahya di hotel untuk menuju ke masjid menunaikan ibadah salat jumat.
Setelah salat jumat, Zaki dan Cahya dibawa untuk bertemu dengan rekan-rekan Hamid yang lain.
"Ke teman-teman saya dia mengaku sebagai Habib Bahar," kata Hamid.
Saat itu, ia mulai sedikit curiga saat memperhatikan perawakan Cahya yang mengaku Bahar bin Smith tersebut. Sebab, ia merasa ada yang berbeda antara Cahya dan Bahar bin Smith meski keduanya selintas serupa.
"Ketika ditanyakan kenapa Habib Bahar kok kecil, temannya ini bilang kalau Habib Bahar suka berubah-ubah, kadang besar kadang kecil," ucap Hamid disambut tertawa para pengunjung sidang.
Baca juga: Sisi Timur Terminal Tirtonadi Solo Disiapkan untuk Mudik Gratis
Hamid lagi-lagi mempercayai. Dalam kesempatan itu, Hamid pun berbicara dengan rekannya Muhammad Nurcholis terkait pengakuan Zaki dan Cahya yang kehilangan uang Rp6 juta. Nurcholis, kata Hamid, lantas berinisiatif urunan dengan teman-temannya untuk memberikan uang kepada Cahya dan Zaki.
"Waktu itu urunan terkumpul Rp4 juta buat beli tiket pesawat. Lalu setelah itu saya antar ke bandara," kata Hamid.
Kecurigaan Hamid kepada Zaki dan Cahya pun terjawab. Saat itu, dia melihat di media sosial tengah ramai dibahas penangkapan orang-orang yang mengaku Habib Bahar.
"Di sosmed ada informasi Habib Bahar palsu ditangkap. Saya lalu hubungi Nurcholis. Kita merasa tertipu," kata dia.
Hamid dicecar Habib Bahar terkait kesediannya memberikan fasilitas akomodasi dan hotel terhadap Cahya Abdul Jabbar yang mengaku sebagai Habib Bahar dan Muhamad Khoerul Umam Al Mudzaqi atau Zaki saat di Bali.
"Kok mau Anda menyewakan hotel dan segala macam untuk Habib Bahar, yang Anda tahu memang siapa Habib Bahar itu," ujar Habib Bahar kepada Hamid.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Hamid mengakui langsung melayani Habib Bahar pada saat itu karena tidak menunjukkan gelagat palsu.
"Kan terkenal tuh, saya melihat Habib Bahar itu ahlul bait. Saya lihat wajahnya, pakaiannya, tampilannya," kata Hamid.
Mendengar keterangan tersebut, Habib Bahar kembali bertanya kepada Hamid.
"Yang Anda tahu soal ahlul bait apa?" tanya Habib Bahar.
Kemudian Hamid sontak menjawab. "Keturunan Rasululah," jawab Hamid. (OL-1)
POLISI menangkap dua pelaku pencabulan dan penganiayaan terhadap dua adik dari Bahar bin Smith. Dua pelaku berinisial YL dan EK ditangkap di lokasi yang berbeda.
Kasus ini masih terus dilakukan pengembangan serta pendalaman.
Aparat penegak hukum diharap melihat yang bersangkutan benar-benar murni sebagai terduga korban sekaligus warga negara Indonesia.
POLRI masih mendalami kasus penembakan terhadap Bahar bin Smith yang mengaku ditembak orang tidak dikenal di kawasan Kemang, Bogor, Jawa Barat.
Kepolisian menunggu hasil visum Bahar Smith untuk memproses kasus penembakan yang dilakukan orang tak dikenal.
Korban atas nama Bahar bin Smith melaporkan peristiwa penembakan yang dialaminya ke Polres Bogor pada Sabtu (13/5) malam. Bahar melaporkan luka yang dialaminya.
POLISI menangkap seorang pemuda di Bekasi Timur, Kota Bekasi, bernama M. Ichsan, 22, yang tega menganiaya ibu kandungnya berinisial MS, 45, lantaran kesal permintaannya tidak dituruti.
Warmono mengatakan ancaman tersebut disampaikan melalui sambungan telepon pada Rabu (18/6) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
SEORANG remaja laki-laki berinisial N, 14, yang diketahui sebagai anak berkebutuhan khusus, menjadi korban penganiayaan oleh ibu kandungnya sendiri, LH, 46, di kawasan Ciputat,Tangsel
POLISI mengungkap bahwa kakek yang meneriaki seorang perempuan dengan perkataan teroris dan melakukan penganiayaan di Halte Tanjung Duren, Jakarta Barat, telah di-blacklist TransJakarta.
SEORANG kakek viral akibat meneriaki perempuan penumpang TransJakarta dengan sebutan 'teroris' dan melakukan penganiayaan di Halte Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
POLISI tengah menyelidiki kasus seorang kakek yang meneriaki perempuan penumpang TransJakarta dengan sebutan 'teroris' dan melakukan penganiayaan di Halte Grogol Petamburan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved