Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

DPRD DKI Dukung Demo Warga Terkait Jalus Khusus Road Bike

Putri Anisa Yuliani
12/6/2021 16:05

ANGGOTA DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai wajar jika akhirnya jalur khusus Road Bike di Jalan Layan Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang didemo. Sejak awal, ia menilai uji coba jalur khusus itu adalah kebijakan yang salah.

Menurut dia, sejak awal seharusnya Pemprov DKI tak perlu terlalu mengurusi hobi warga.

"Sekarang begini. Kita lihat ini penyediaan jalur ini untuk orang yang hobi atau untuk atlet yang benar-benar atlet? Mayoritas untuk hobi kan. Manfaatnya untuk apa? Kalau untuk mencetak atlet, kita sudah punya Velodrome. Jadi (kebijakan) itu sudah salah sejak awal," kata Gilbert saat dihubungi Media Indonesia, Sabtu (12/6).

Politikus PDIP itu menegaskan pihaknya bukan tidak mendukung penyediaan jalur sepeda. Namun, yang ia dukung adalah penyediaan jalur sepeda untuk transportasi dan bukan sekadar hobi.

Sementara itu, penyediaan jalur sepeda khusus Road Bike di JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang setiap Sabtu-Minggu pukul 05.00-08.00 menurut dia selain salah sejak awal, juga tidak memiliki kajian yang komprehensif semisal dari aspek keamanan.

Pembolehan melintas hanya bagi road bike pun menimbulkan diskriminasi karena kendaraan roda dua telah lama dilarang.

"Sejak awal memang itu tanpa konsep yang jelas. Kurang pertimbangan matang. Melukai perasaan banyak orang. Sehingga tidak aneh kalau diprotes banyak pihak," tandasnya.

Baca juga: Pemprov DKI Tampung Aspirasi Soal Lintasan Road Bike

Ia pun menilai tidak perlu bagi Pemprov DKI untuk menyediakan kawasan khusus bagi pesepeda Road Bike jika untuk mengutamakan penyaluran hobi.

Anggota Komisi B itu pun meminta agar Pemprov DKI lebih baik fokus mengembangkan jalur sepeda yang ada dan terus meningkatkan serta memperbaiki angkutan umum. Menurut dia, jika angkutan umum berjalan baik hal ini dapat menyelesaikan gesekan antara pengguna kendaraan bermotor pribadi dengan pesepeda.

"Kalau angkutan umumnya baik, yang naik motor atau mobil itu akan berkurang. Di luar negeri kenapa orang bisa nyaman bersepeda karena pengendara pribadi sudah pindah ke angkutan umum. Jadi tidak ada gesekan-gesekan. Orang tidak perlu mikir biaya bensin, pajak, parkir, perawatan, tol dan sebagainya karena sudah punya angkutan umum yang memadai," tandasnya.

Sebelumnya, komunitas sepeda Bike to Work (B2W), Road Safety Association (RSA), dan Koalisi Pejalan Kaki rencananya akan menggelar demonstrasi di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang pada Minggu (13/6) pukul 07.00 WIB. Aksi digelar bertepatan dengan penerapan jalur khusus Road Bike di jalan itu yang dilakukan setiap Sabtu-Minggu pukul 05.00-08.00 WIB.

Direktur Eksekutif RSA Rio Octaviano mengatakan demonstrasi ini digelar karena Pemprov DKI Jakarta telah sudah mengabaikan suara rakyat dan suara para ahli transportasi yang menentang pemberian 'keistimewaan' bagi para Road Bikers agar bisa melintas di JLNT tersebut. Sepeda dinilai tak patut untuk melintasi JLNT karena aspek keselamatan. Selain itu, kebijakan ini juga menjadi kebijakan yang dinilai diskriminatif. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya