Headline

AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.

Fokus

Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.

PPDB 2020 Kurangi Kesenjangan Akademik

Atikah Ishmah Winahyu
09/7/2020 06:25
PPDB 2020 Kurangi Kesenjangan Akademik
Suasana posko pelayanan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Sudin Pendidikan Jakarta Selatan di SMA Negeri 70 Jakarta, Rabu (8/7/2020).(MI/ANDRI WIDIYANTO)

SISTEM penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2020 di DKI Jakarta mampu mengurangi kesenjangan kemampuan akademik siswa antarsekolah.

Deputi Gubernur Jakarta Bidang Pengendalian Kependudukan dan Pemukiman Suharti Sutar mengungkapkan hal itu dalam diskusi daring Memahami PPDB 2020, kemarin, di Jakarta. Ia mencontohkan hasil PPDB 2019 di tiga sekolah DKI, yakni SMAN 28, SMAN 36, dan SMAN 114, menunjukkan siswa yang diterima terkotakkan sesuai dengan kemampuan akademik mereka.

Pada PPDB 2019 di SMAN 114, sebagian besar siswa yang diterima memiliki rata-rata nilai 60-70. Di SMAN 36 nilai 75-85, dan SMAN 28 rata-rata 95 ke atas. Pada PPDB 2020, baik SMAN 114, SMAN 36, maupun SMAN 28 menerima siswa dengan rata-rata nilai rapor relatif sama dalam rentang 70-90.

Tidak ada sekolah yang tampak cenderung menerima siswa dengan nilai lebih tinggi ataupun rendah.

Berdasarkan data hasil PPDB 2019, orangtua dengan anak diterima di SMAN sebagian besar merupakan lulusan SMA/sederajat, yakni 45,4%, berikutnya perguruan tinggi 44,1%, SMP/sederajat 6,9%, dan SD ke bawah 3,6%.

“Pada PPDB 2019, ada yang nilainya ekstrem di atas dan ekstrem di bawah. Tapi PPDB 2020 lebih merata antarsekolah dan variasi di dalam sekolah menjadi lebih lebar. Mereka sudah mulai blended dari yang paling pandai dan tidak pandai dalam sekolah yang sama,” tutur Suharti.

Dalam kesempatan yang sama, psikolog pendidikan UI Shahnaz Safitri menyatakan sistem PPDB 2020 DKI yang menerima siswa dari berbagai latar belakang ekonomi dan sosial akan menjadi tantangan bagi guru.

Guru memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk mengembangkan siswa dengan kemampuan jauh beragam. “Di sini guru berperan sebagai aktor untuk bisa melakukan intervensi terhadap pengembangan siswa-siswi yang heterogen,” imbuhnya. (Aiw/J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik