Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LONJAKAN harga biji kopi belum berhenti sejak beberapa bulan terakhir. Gagal panen di Vietnam dan Brasil disebut menjadi penyebab naiknya harga biji kopi di dunia, termasuk Indonesia.
Petani kopi asal Rancasari, Bandung, Jawa Barat, Agus Soma, membenarkan kondisi tersebut. Agus menginformasikan yang mengalami pelonjakan begitu tinggi ialah varian robusta. Robusta, yang rerata pada tahun lalu dihargai Rp60 ribu per kilogram (kg), kini di tingkat reseller harganya mencapai Rp100 ribuan/kg untuk jenis fine robusta. Tahun lalu, fine robusta di tingkat petani dan reseller baru mencapai Rp50 ribu/kg.
“Memang rata-ratanya naik. Kami, ya, berharapnya naiknya harga ini juga relate dengan kesejahteraan petani. Itu harapannya. Karena saya juga petani. Robusta tahun ini luar biasa gila-gilaan menurut kami. Salah satu faktornya permintaan meningkat. Salah satu penghasil varian robusta terbesar dunia, kan, Vietnam. Nah, mereka terkena dampak perubahan iklim serta maraknya peralihan tanah. Dari kopi ada sebagian lahannya untuk durian karena permintaan durian dari Tiongkok sangat tinggi sekali,” kata Agus Soma saat dijumpai Media Indonesia seusai menjuarai kompetisi KKSI 2024 untuk kategori arabika natural di Kementerian Perindustrian, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (18/10).
Tak hanya Agus yang membenarkan hal tersebut, CEO PT Alko Sumatera International Suryono mengungkap, sejak Januari hingga September 2024, harga kopi khususnya robusta mengalamai kenaikan mencapai 100%. Ia mengatakan harga terendah kopi robusta pada Januari senilai Rp38 ribu-Rp40 ribu/kg. Berlanjut hingga September harganya terus melambung hingga menyentuh Rp75 ribu/kg.
"Ini harga paling tinggi bagi kopi robusta," kata Suryono kepada Media Indonesia, Kamis (26/9).
Robusta merupakan jenis kopi yang paling banyak diproduksi di Indonesia. Pada 2022, robusta paling banyak diekspor ke negara lain. Totalnya mencapai 86,13% dari total ekspor kopi. Sementara itu, ekspor kopi arabika mencapai 11,10%. Jenis kopi lainnya hanya memenuhi ruang ekspor sebanyak 0,86%.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor kopi terbesar di dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Brasil dan Vietnam.
Suryono mengatakan kopi arabika juga mengalami kenaikan. Beberapa waktu lalu harga kopi arabika Rp100 ribu-Rp110 ribu/kg. Saat ini, harganya menyentuh Rp125 ribu-Rp130 ribu/kg. Beberapa penyebab penaikan itu, lanjut Suryono, negara penghasil kopi terbesar di dunia, Brasil dan Vietnam, mengalami gagal panen imbas kekeringan dan iklim yang tak bersahabat.
"Vietnam baru dua tahun lagi akan panen. Di Brasil memang sedang kacau imbas cuaca yang membuat kopi gagal panen. Prediksinya empat tahun lagi kopi Brasil akan normal," ungkapnya.
Produksi kopi yang menurun di Brasil dan Vietnam ternyata berimbas pada permintaan kopi di seluruh dunia. Suryono mengungkapkan permintaan kopi saat ini meningkat terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Dengan tingginya permintaan, tetapi produksi menurun, akhirnya harga kopi dunia naik. Hal itu dimanfaatkan petani kopi di Indonesia yang masih panen tanpa mendapatkan gangguan bencana alam dan iklim yang parah seperti Brasil dan Vietnam.
"Petani kopi lagi di atas angin. Sekarang permintaan bibit penanaman lahan baru sangat besar. Di Kerinci dan Medan, kopi menyelamatkan hasil dan harga pertanian lain yang lagi jatuh. Ini lagi bagus harganya. Kami dulu buka harga di Alko itu Rp18 ribu per kilogram untuk yang petik merah. Sekarang harganya di Rp65 ribu per kilogram," tuturnya.
Kekhawatiran di hilir
Meski di hulu merasa diuntungkan, Suryono mengatakan industri di hilir cukup khawatir dengan kenaikan harga kopi. Ia mengaku banyak mendapatkan cerita pemilik kedai kopi yang susah mencari kopi yang berkualitas karena mayoritas kopi telah diekspor. Kopi yang tersebar di lokal pun naik harga, terutama kopi robusta.
"Memang ada yang mengakali. Seperti salah satu brand kopi di Indonesia mesan tidak banyak, 18 ton, tapi dia mencari grade paling rendah. Kalau arabika komersial biasanya harganya Rp120 ribu, dia mencari yang Rp80 ribuan. Bahasanya ini kopi defect, kopi yang cacat atau sisa ekspor. Memang dia bilangnya arabika, grade-nya yang di bawah. Makanya mungkin mereka mencari grade di bawah untuk menekan cost," tukasnya.
Suryono mengaku beberapa tahun ke depan harga kopi akan kembali turun menyusul pulihnya produksi kopi di Brasil dan Vietnam. Selain itu, kondisi petani kopi Indonesia yang akan panen membuat produksi juga meningkat dan mampu memenuhi pasar internasional dan lokal.
"Kita punya 1,4 juta petani kopi yang produksi 700 ribu ton tahun kemarin. Kalau tahun ini sudah 700 ribu ton panen hingga September. Tiga bulan lagi atau kuartal keempat mungkin produksinya bisa 900 ribu ton."
Sementara itu, Ketua Kompartemen Kopi Specialty & Industri BPP Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Moelyono Soesilo mengungkapkan kenaikan harga kopi menjadi hal yang positif bagi petani kopi Indonesia. Namun, ia meminta petani tidak terbuai dengan harga yang tinggi.
Ia meminta petani untuk meningkatkan produktivitas kopi di tengah kondisi cuaca ekstrem. Petani harus mampu menjaga kuantitas dan kualitas kopi saat cuaca seperti kemarau panjang di tengah permintaan kopi, terutama untuk ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, sedang tinggi.
"Jadi, harus pandai-pandai mengambil kesempatan dengan meningkatkan produktivitas dalam gejolak ini," kata Moelyono kepada Media Indonesia, Kamis (26/9).
Meski petani diuntungkan, lain cerita bagi eksportir. Moelyono mengungkapkan eksportir kopi harus berputar otak saat harga kopi naik karena harus menyiapkan modal yang lebih besar daripada biasanya. Harga biji kopo arabika dan robusta, ucap Moelyono, masih akan terus naik beberapa bulan ke depan. Hal itu akan berpengaruh pada industri kopi di hilir atau kedai kopi. Ia menilai kedai kopi mungkin akan lebih selektif dalam memilih biji kopi untuk menghindari kenaikan harga segelas kopi untuk konsumen.
"Mungkin juga marginnya, keuntungannya, atau biaya produksinya bisa ditekan lagi. Untuk menaikkan harga, saya rasa pemilik kedai kopi cukup hati-hati," ungkapnya.
Di tempat terpisah, CEO dan Co-Founder Kopi Kenangan Edward Tirtanata merasakan kenaikan harga biji kopi saat ini. Meski tak memerinci, Edward mengaku kenaikan harga mencapai dua kali lipat pada kopi arabika dan robusta.
"Harga kopi naik banyak banget, itu menjadi suatu kejutan bagi kita. Kayaknya harga beli biji kopi di petani itu hampir double," kata Edward kepada Media Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Edward menggunakan kopi robusta dan arabika sebagai campuran pada minuman yang disajikan, seperti varian kopi susu kenangan mantan. Meski harga kopi naik, saat ini pihaknya tidak menaikkan harga kopi per gelas.
"Kita mencoba untuk tidak naik harga per cup. Kami coba saving biaya dari tempat lain, misal dari packaging atau susunya daripada kita overcharged customer," ucap Edward. (M-3)
Produsen kopi Kolombia Wilton Benitez, pemenang kompetisi The Golden Bean 2022 memberikan kelas pengajaran coffee processing bagi para prosesor kopi di Jawa Barat
Metode CO2 menggunakan karbon dioksida di bawah tekanan tinggi untuk menghilangkan kafein tanpa menggunakan bahan kimia yang keras.
Kopi decaf alternatif bagi pencinta kafein, tetapi memiliki intoleransi pada lambung.
DALAM kurun waktu 10 tahun terakhir, Jawa Tengah selalu berada dalam peringkat 10 teratas penghasil kopi di Indonesia.
Secara skala konsumsi kopi di luar rumah, populasi peminum kopi Indonesia memang masih dikategorikan medium. Namun, secara pertumbuhan terbilang tinggi.
Petani yang sudah tesertifikasi harus mengikuti aturan yang ditetapkan, pun mendapat pelatihan proses tanam, panen, dan pascapanen kopi.
Sebanyak enam dapur yang sudah beroperasi mampu memenuhi kebutuhan MBG sebanyak 14.098 pelajar.
Pelaksanaan ibadah hari besar umat muslim di Komplek Kantor Bupati ini telah berlangsung sejak cukup lama, baik itu Salat Idul Fitri, maupun Idul Adha setiap tahunnya.
PERINGATAN Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 di Temanggung, Jawa Tengah, tahun ini dipastikan bebas sampah plastik
pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk memastikan kesehatan, dan keamanan hewan kurban, terutama yang akan dijadikan ternak kurban.
Air yang diambil dari Jumprit selanjutnya disemayamkan di Candi Borobudur Kabupaten Magelang bersama api abadi yang diambil dari Mrapen, Boyolali.
Ia menjelaskan, gabah yang diserap diwujudkan untuk bantuan pangan pada masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved