Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM kurun waktu 10 tahun terakhir, Jawa Tengah selalu berada dalam peringkat 10 teratas penghasil kopi di Indonesia. Meski belum mampu mengungguli tetangga mereka, Jawa Timur, secara kestabilan produksi, kopi di Jawa Tengah lebih baik jika dibandingkan dengan sang tetangga. Terlebih jika merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) periode 2017-2023, trajektori produksi kopi Jawa Tengah selalu di level atas. Masih dari data BPS, per 2014-2023, Jawa Tengah berada di urutan ke-9 produsen kopi tertinggi di Indonesia dengan catatan 253,1 ribu ton.
Salah satu wilayah di Jawa Tengah yang sudah memiliki kultur kopi sejak lama ialah Temanggung. Kopi-kopi robusta asal Temanggung kerap menjadi langganan jawara pada kompetisi kopi. Terakhir, pada Kontes Kopi Spesialti Indonesia (KKSI) oleh Kemenperin pada 2024. Salah satu kopi asal Temanggung yang dibawa Faizal Kamay masuk tiga besar kategori robusta.
Faizal Kamay, yang kini berfokus sebagai penyuplai, memang tumbuh dan besar dari lingkungan keluarga penanam kopi. Pria yang karib disapa Izal itu tinggal di Kecamatan Pringsurat yang merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Temanggung. Karena berada di ketinggian 700-900 mdpl, Pringsurat menjadi tempat yang tepat untuk tumbuhnya robusta.
“Dari 2017, saya sering ke kedai-kedai kopi. Lalu mulai ikut partisipasi di kopi secara langsung ya pada 2018-2019. Melihat potensi di desa saya itu, banyak robusta. Cuma, kalau menanam kopi, sudah sejak kakek saya,” cerita Faizal kepada Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (8/1).
Di Pringsurat, kata Izal, ekosistem kopi sudah cukup matang, mulai petani, proses pascapanen, hingga supplier. Dalam KKSI Kemenperin 2024, Izal membawa biji kopi dari kebun pribadi. Ia mulai ‘utak-atik’ kebun kopi sejak 2018. Ia mempelajari berbagai teknik, termasuk pemupukan hingga proses pascapanen.
“Saya sebenarnya ikut kompetisi itu sejak 2019. Cuma memang setiap tahunnya ada pengembangan. Titik terang saya dapatkan pada 2023, ada kompetisi di kabupaten, kopi milik saya juara 1. Dari situ saya coba ngulik lagi di proses pascapanen. Pada 2023 saya coba metode natural, lalu 2024 itu honey classic,” ucap Izal yang belajar soal pemrosesan biji kopi bersama teman-temannya di dunia kopi.
Sebelum berangkat ke kompetisi, Izal mengaku sudah menjajal berbagai sampel hingga bertemu yang sesuai. Pada KKSI 2024, Izal membawa biji robusta dengan karakter yang lebih seimbang mulai pahit-manis dan asamnya. Namun, sayangnya, karena harga robusta sudah melejit pada tahun sebelumnya, dirinya tak bisa merasakan dampak signifikan kemenangan tersebut. Harga biji robusta Izal di level pengecer mencapai Rp110 ribu per kilogram, tak beda jauh dengan robusta nonkompetisi.
Robusta asal Pringsurat menjadi jawara di KKSI bukan sekali ini saja. Periode 2018-2019, salah satu pemenangnya juga berasal dari Pringsurat. Ketika itu, harga robusta berkisar Rp30 ribu per kilogram. Begitu menang di ajang kompetisi, ada lonjakan harga yang signifikan pada jenis tersebut.
Naik level
Dalam amatan Izal, meski Temanggung telah lama menjadi produsen kopi andalan Jawa Tengah, ada perbedaan kultur yang berkembang. Pada era lampau, para petani kopi di Pringsurat biasanya sekadar petik, jemur, lalu jual ke tengkulak. Kini, dengan semakin banyaknya pelaku kopi yang meningkatkan literasi tentang kualitas kopi, terhaji dampak juga pada kenaikan level kopi robusta asal Pringsurat. Harga jual, ucap Izal, kini juga lebih tinggi.
Terkait dengan produksi, Izal menaksir dalam satu tahun, di Kecamatan Pringsurat mereka mampu memproduksi 50-100 ton. Di Pringsurat, panen raya terjadi umumnya pada periode Agustus, sekali panen dalam setahun. Izal menyebut, akhir-akhir ini, harga robusta stabil di tingkat tertinggi setelah mengalami kenaikan harga signifikan pada tahun lalu. Izal pun kini sudah menyuplai kopi ke banyak tempat seperti Semarang, Surakarta,dan Yogyakarta.
Titik kopi robusta baru di Batang
Selain Temanggung, barangkali penikmat kopi kini bisa melipir ke wilayah lain di Jawa Tengah, yakni Batang. Pada KKSI Kemenperin 2024, kopi asal Wonotunggal, Batang, berhasil menjadi juara kedua pada kategori robusta. Kopi tersebut dibawa dan dimiliki Bambang Riyanto, petani kopi asal Silurah, Wonotunggal, Batang. Pada KKSI Kemenperin 2024, robusta milik Bambang mendapatkan skor 87,17 dengan karakter kopinya yang mengeluarkan cita rasa brown sugar, honeyed, spicy, caramelly, brown fruit, chocolaty, sweet corn, dan nutty.
Bambang mulai mengenal kopi sejak 2017, tetapi belum begitu fokus. Ketika itu, ia masih menggeluti bidang lainnya juga seperti anggrek dan lebah klanceng. Kini, di kebunnya, Bambang menanam varietas kopi robusta tugusari (TS) dan bakil. Ia pun mengaku unuk proses pascapanen masih dalam tahap belajar.
Di Silurah, menurut Bambang, masih banyak petani kopi yang memproses secara asal untuk bisa dijual langsung ke tengkulak. Dalam sekali panen, untuk satu kelurahan baru bisa memperoleh 25 ton kopi.
“Perkembangan kopi di Batang sebenarnya sudah lebih maju daripada tahun-tahun sebelumnya. Kenaikan harga kopi juga menjadi faktor banyaknya orang yang mulai menanam kopi kembali. Naiknya harga kopi tahun kemarin berdampak sangat bagus buat petani kopi, banyak yang mulai menekuni pertanian khususnya di tanaman kopi. Namun, harga kopi bulan ini berangsur turun, tetapi untuk robusta yang kualitasnya bagus masih tetap tinggi,” kata Bambang kepada Media Indonesia melalui sambungan telepon, Kamis (9/1).
Saat ini, Bambang juga melihat tren kemunculan kedai-kedai kopi di Batang yang diyakininya bisa menyerap kopi dari petani. Namun, karena masih banyak proses yang dilakukan secara asal, kedai kopi di Batang pun belum berminat menyerap kopi asal daerah mereka. “Di Silurah sebenarnya juga sudah mulai ada perubahan pola. Awalnya cuma jual ke pengepul, sekarang kopi Silurah cukup dikenal dan mulai banyak kedai-kedai kopi yang melirik,” ucap Bambang.
“Permintaan pasar pun, alhamdulillah, sejak ikut KKSI semakin banyak dan sekarang sudah mulai membuat kopi kemasan siap seduh. Salah satu kendala saya saat ini stok masih sedikit, padahal sudah banyak yang menghubungi untuk minta suplai,” tuturnya. (M-2)
Rasakan dunia kopi! Temukan ragam jenis, aroma unik, dan cita rasa istimewa di setiap tegukan. Panduan lengkap untuk pecinta kopi.
Dari sisi harga, harga biji kopi arabika lebih mahal daripada biji kopi robusta. Hal itu karena perawatan pohon kopi robusta relatif lebih mudah dibanding arabika.
PEMERINTAH Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tengah mempersiapkan dokumen-dokumen untuk mendaftarkan paten kopi robusta Banyuwangi ke Kemenkumham.
Otten Coffee mengenalkan lini produk terbaru mereka, infused coffee, pada 2023.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menginginkan agar kopi Papua dapat menjadi produk unggulan dari Indonesia yang mendunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved