Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

6 Kegiatan Penting untuk Membantu Anak Tumbuh Bahagia dan Mandiri

Melani Pau
25/8/2024 13:11
6 Kegiatan Penting untuk Membantu Anak Tumbuh Bahagia dan Mandiri
Ilustrasi - Enam kegiatan penting yang sering diabaikan namun efektif untuk perkembangan anak. (freepik)

MENJADI orangtua tentunya anda ingin membesarkan anak dengan bahagia, penuh motivasi, baik hati, semangat, dan mandiri. Banyak hal yang kita lakukan sebagai orangtua untuk mencapai tujuan itu, seperti membeli mainan edukatif, kegiatan ekstrakuliluer, atau mengajarkan banyak hal agar mereka tidak tertinggal. 

Founder + CEO Play. Learn. Thrive. & Growing up Gallo Alanna Gallo mengatakan banyak orangtua tidak menyadari dalam hal bermain, ada beberapa kegiatan yang mampu memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional tapi diabaikan. Padahal aktivitas itu sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.

6 Kegiatan Anak dan Orangtua

1. Dorong Anak Bermain Bebas dengan Mainan Sederhana

Salah satu kegiatan yang diabaikan tapi efektif ialah bermain yang sepenuhnya dipimpin anak. Melalui kegiatan ini anak-anak belajar keterampilan lunak yang penting untuk kesuksesan di luar bidang akademis. 

Baca juga : Bermain Sambil Belajar Bisa Bentuk Perilaku Bersih Anak

"Saya percaya memberi anak-anak waktu untuk bermain dengan teman, saudara, atau sendirian tanpa arahan atau bimbingan dari orang dewasa sangat penting untuk perkembangan mereka," ujar Gallo. 

Biasanya orangtua merasa harus selalu berinteraksi atau menghibur anak, namun penting untuk diingat kegiatan yang dipimpin orang dewasa bukanlah permainan bebas. Jadi, tinggalkan ide-ide dari Pinterest, keluarkan beberapa kotak, LEGO, atau balok kayu, dan biarkan anak Anda memimpin permainan mereka sendiri.

2. Cari Waktu untuk Bermain di Luar Ruangan

Bermain di luar ruangan sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental. Berada di alam bebas membantu anak-anak mengembangkan keterampilan penting seperti mendengarkan, memperhatikan detail, pengaturan emosi, dan kemampuan untuk berkolaborasi. Bermain di luar ruangan secara mandiri di lingkungan alami seperti genangan air, lumpur, hujan, salju, pasir, dan rumput memberikan pengalaman sensorik yang luar biasa.

Baca juga : Tips Membangun Hobi Anak melalui Permainan

Tips: Pilihlah kegiatan mendaki atau bermain di lapangan terbuka daripada bermain di taman bermain. Biarkan anak-anak berjalan tanpa alas kaki di tempat yang aman, dan biarkan mereka mengambil tongkat serta mengamati alam di sekitar mereka.

3. Izinkan Pengambilan Risiko yang Aman

Pengambilan risiko yang sehat adalah saat anak-anak diizinkan untuk terlibat dalam kegiatan yang mungkin terlihat berbahaya, tetapi dapat ditangani dengan aman dengan pengawasan orang dewasa. 

"Saya sangat yakin bahwa inilah cara anak-anak kita belajar mengelola risiko ketika mereka tumbuh dewasa nanti. Kekurangan kesempatan untuk mengambil risiko dapat menyebabkan rasa takut atau agresi," ujar mantan guru tersebut. 

Baca juga : Bermain Aktif Tingkatkan Daya Tahan Anak Hadapi Stres

Pengambilan risiko untuk anak-anak bukan berarti membiarkan mereka berpartisipasi dalam kegiatan berbahaya yang mengancam nyawa mereka. Pengambilan risiko yang sehat bisa berupa berlari dengan kecepatan tinggi, berputar dan jatuh, bermain kasar, berguling menuruni bukit kecil, dan melompat dari ketinggian yang mungkin membuat orangtua merasa gugup, tetapi pada akhirnya aman. Semua hal ini dapat menimbulkan sedikit rasa takut yang harus mereka pelajari cara mengatasinya.

4. Beri Anak Waktu dan Ruang yang Jauh dari Orang Dewasa

Anak-anak yang lebih besar juga memerlukan waktu bermain secara mandiri, serta membutuhkan ruang yang jauh dari pandangan orang dewasa. "Dari pengalaman saya, agar anak-anak benar-benar menikmati permainan mereka, mereka memerlukan waktu yang tidak terganggu. Pertimbangkan untuk menyediakan ruang di rumah Anda yang dapat digunakan sebagai tempat di mana anak-anak dapat fokus bermain, terpisah dari Anda," ujar Gallo.

Ingatlah orangtua tidak bertanggung jawab untuk menghibur anak-anak sepanjang hari; tugas mereka adalah bermain. Setelah orangtua yakin mereka memiliki waktu, tempat, dan bahan-bahan yang diperlukan, latihlah diri untuk dengan antusias berkata, “Ayo bermain!”.

Baca juga : Bangun Ikatan dengan Anak di Era Digital Lewat Main Bersama

5. Libatkan Anak dalam Kehidupan Sehari-hari 

Keterampilan hidup praktis, yang juga dikenal sebagai pekerjaan rumah, bukanlah “pekerjaan rumah” bagi anak-anak. Anak-anak ingin dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari kita, dan sebagai seorang ibu, Gallo percaya sangat penting bagi mereka untuk dilibatkan. Dengan begitu, mereka memiliki rasa tanggung jawab dan kesempatan untuk merasa bahwa mereka berkontribusi dalam rumah tangga.

 Tips: Cara terbaik untuk memulai adalah dengan memberikan tugas-tugas kepada anak Anda sejak dini. Misalnya, Anda bisa memberikan waslap kepada balita Anda untuk membantu membersihkan tumpahan, membiarkan mereka memasukkan cucian ke dalam mesin cuci dan menekan tombolnya, atau membeli penyedot debu kecil dan membiarkan mereka bekerja bersama Anda.

6. Jangan Takut Akan Kebosanan

Dengan menerima kebosanan, kita mengizinkan anak-anak untuk mengembangkan kemampuan menciptakan kesenangan mereka sendiri dan melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan dari kita. "Saya percaya bahwa kebosanan adalah tempat di mana anak-anak belajar menghadapi dan mengatasi ketidaknyamanan, serta mulai menemukan jati diri mereka," ujar Gallo.

Memiliki lebih banyak waktu istirahat memberi anak-anak kesempatan untuk mencari tahu sendiri, mempelajari apa yang membuat mereka senang, dan membantu menumbuhkan kreativitas, kemandirian, serta otonomi.

Cobalah meluangkan waktu di mana Anda tidak memiliki rencana apa pun, atau dengan sengaja tidak membawa mainan atau kegiatan saat Anda melakukan perjalanan singkat, mengantre di toko, atau makan di restoran. 

Mulailah dari yang kecil dan bantu mereka membangun toleransi—Anda akan kagum dengan kreativitas yang muncul ketika anak-anak diberi waktu untuk merasa bosan. (Parents/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya