Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENJADI orangtua tentunya anda ingin membesarkan anak dengan bahagia, penuh motivasi, baik hati, semangat, dan mandiri. Banyak hal yang kita lakukan sebagai orangtua untuk mencapai tujuan itu, seperti membeli mainan edukatif, kegiatan ekstrakuliluer, atau mengajarkan banyak hal agar mereka tidak tertinggal.
Founder + CEO Play. Learn. Thrive. & Growing up Gallo Alanna Gallo mengatakan banyak orangtua tidak menyadari dalam hal bermain, ada beberapa kegiatan yang mampu memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional tapi diabaikan. Padahal aktivitas itu sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang.
Salah satu kegiatan yang diabaikan tapi efektif ialah bermain yang sepenuhnya dipimpin anak. Melalui kegiatan ini anak-anak belajar keterampilan lunak yang penting untuk kesuksesan di luar bidang akademis.
Baca juga : Bermain Sambil Belajar Bisa Bentuk Perilaku Bersih Anak
"Saya percaya memberi anak-anak waktu untuk bermain dengan teman, saudara, atau sendirian tanpa arahan atau bimbingan dari orang dewasa sangat penting untuk perkembangan mereka," ujar Gallo.
Biasanya orangtua merasa harus selalu berinteraksi atau menghibur anak, namun penting untuk diingat kegiatan yang dipimpin orang dewasa bukanlah permainan bebas. Jadi, tinggalkan ide-ide dari Pinterest, keluarkan beberapa kotak, LEGO, atau balok kayu, dan biarkan anak Anda memimpin permainan mereka sendiri.
Bermain di luar ruangan sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental. Berada di alam bebas membantu anak-anak mengembangkan keterampilan penting seperti mendengarkan, memperhatikan detail, pengaturan emosi, dan kemampuan untuk berkolaborasi. Bermain di luar ruangan secara mandiri di lingkungan alami seperti genangan air, lumpur, hujan, salju, pasir, dan rumput memberikan pengalaman sensorik yang luar biasa.
Baca juga : Tips Membangun Hobi Anak melalui Permainan
Tips: Pilihlah kegiatan mendaki atau bermain di lapangan terbuka daripada bermain di taman bermain. Biarkan anak-anak berjalan tanpa alas kaki di tempat yang aman, dan biarkan mereka mengambil tongkat serta mengamati alam di sekitar mereka.
Pengambilan risiko yang sehat adalah saat anak-anak diizinkan untuk terlibat dalam kegiatan yang mungkin terlihat berbahaya, tetapi dapat ditangani dengan aman dengan pengawasan orang dewasa.
"Saya sangat yakin bahwa inilah cara anak-anak kita belajar mengelola risiko ketika mereka tumbuh dewasa nanti. Kekurangan kesempatan untuk mengambil risiko dapat menyebabkan rasa takut atau agresi," ujar mantan guru tersebut.
Baca juga : Bermain Aktif Tingkatkan Daya Tahan Anak Hadapi Stres
Pengambilan risiko untuk anak-anak bukan berarti membiarkan mereka berpartisipasi dalam kegiatan berbahaya yang mengancam nyawa mereka. Pengambilan risiko yang sehat bisa berupa berlari dengan kecepatan tinggi, berputar dan jatuh, bermain kasar, berguling menuruni bukit kecil, dan melompat dari ketinggian yang mungkin membuat orangtua merasa gugup, tetapi pada akhirnya aman. Semua hal ini dapat menimbulkan sedikit rasa takut yang harus mereka pelajari cara mengatasinya.
Anak-anak yang lebih besar juga memerlukan waktu bermain secara mandiri, serta membutuhkan ruang yang jauh dari pandangan orang dewasa. "Dari pengalaman saya, agar anak-anak benar-benar menikmati permainan mereka, mereka memerlukan waktu yang tidak terganggu. Pertimbangkan untuk menyediakan ruang di rumah Anda yang dapat digunakan sebagai tempat di mana anak-anak dapat fokus bermain, terpisah dari Anda," ujar Gallo.
Ingatlah orangtua tidak bertanggung jawab untuk menghibur anak-anak sepanjang hari; tugas mereka adalah bermain. Setelah orangtua yakin mereka memiliki waktu, tempat, dan bahan-bahan yang diperlukan, latihlah diri untuk dengan antusias berkata, “Ayo bermain!”.
Baca juga : Bangun Ikatan dengan Anak di Era Digital Lewat Main Bersama
Keterampilan hidup praktis, yang juga dikenal sebagai pekerjaan rumah, bukanlah “pekerjaan rumah” bagi anak-anak. Anak-anak ingin dilibatkan dalam kehidupan sehari-hari kita, dan sebagai seorang ibu, Gallo percaya sangat penting bagi mereka untuk dilibatkan. Dengan begitu, mereka memiliki rasa tanggung jawab dan kesempatan untuk merasa bahwa mereka berkontribusi dalam rumah tangga.
Tips: Cara terbaik untuk memulai adalah dengan memberikan tugas-tugas kepada anak Anda sejak dini. Misalnya, Anda bisa memberikan waslap kepada balita Anda untuk membantu membersihkan tumpahan, membiarkan mereka memasukkan cucian ke dalam mesin cuci dan menekan tombolnya, atau membeli penyedot debu kecil dan membiarkan mereka bekerja bersama Anda.
Dengan menerima kebosanan, kita mengizinkan anak-anak untuk mengembangkan kemampuan menciptakan kesenangan mereka sendiri dan melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan dari kita. "Saya percaya bahwa kebosanan adalah tempat di mana anak-anak belajar menghadapi dan mengatasi ketidaknyamanan, serta mulai menemukan jati diri mereka," ujar Gallo.
Memiliki lebih banyak waktu istirahat memberi anak-anak kesempatan untuk mencari tahu sendiri, mempelajari apa yang membuat mereka senang, dan membantu menumbuhkan kreativitas, kemandirian, serta otonomi.
Cobalah meluangkan waktu di mana Anda tidak memiliki rencana apa pun, atau dengan sengaja tidak membawa mainan atau kegiatan saat Anda melakukan perjalanan singkat, mengantre di toko, atau makan di restoran.
Mulailah dari yang kecil dan bantu mereka membangun toleransi—Anda akan kagum dengan kreativitas yang muncul ketika anak-anak diberi waktu untuk merasa bosan. (Parents/Z-3)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Ingin mencari sensasi permainan yang seru dan menyenangkan untuk keluarga dan anak-anak? Permainan trivia bisa menjadi pilihan tepat untukmu.
Di Indonesia, kita sering kali dikelilingi oleh mitos maupun fakta seputar kesehatan anak
Jangan biarkan anak terlalu lama bermain gawai. Ajaklah ia berolahraga atau melakukan permainan yang melibatkan gerakan fisik. Kegiatan tersebut mendatangkan banyak manfaat.
Bermain bukan hanya hiburan, tetapi berperan penting dalam perkembangan anak, mulai dari kemampuan pemecahan masalah hingga keterampilan sosial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved