Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PSIKOLOG anak dan keluarga dari Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima mengatakan bermain bersama merupakan cara yang ideal untuk berinteraksi dan membangun ikatan dengan anak di tengah era digital seperti sekarang.
"Anak-anak main sendiri dan bersama-sama itu manfaatnya beda. Kalau bersama-sama, bermain itu cara yang paling ideal buat orangtua dan anak saling berinteraksi dan berkoneksi," kata Saskhya, dikutip Minggu (25/6).
Saskhya tidak memungkiri di zaman sekarang banyak orang yang terlalu fokus dengan ponsel, begitu juga dengan orangtua dan anak, yang menyebabkan minimnya interaksi di antara mereka sehingga bonding (ikatan emosional) tidak tercipta dengan baik.
Baca juga: Liburan Sekolah Tiba, Karakter Riki Rhino Hadir di Lima Lippo Mall
"Kita dikit-dikit lihatnya handphone, ketika main sama anak pun lihatnya handphpne. Sementara, sebenarnya banyak pertanyaan yang anak-anak sering cari di internet, yang sebenarnya bisa ditanyakan ke kita," ujar Saskhya.
Oleh karena itu, kata Saskhya, menciptakan koneksi yang baik antara orangtua dan anak bisa dimulai dari melakukan kegiatan sehari-hari bersama, termasuk bermain.
Di samping itu, ia melanjutkan, penelitian mengungkapkan emosi positif yang ditunjukkan orangtua saat bermain dengan anak memiliki hubungan dengan kurangnya permasalahan perilaku pada anak.
Baca juga: Vaksinasi Penting Bagi Sistem Kekebalan Tubuh Anak
"Kalau main, biasanya orangtua emosinya lebih positif, lebih banyak ketawa, apalagi bapak-bapak main sama anak enggak mungkin ekspresinya datar-datar saja. Ini membantu anak untuk enggak punya masalah perilaku misalnya agresif atau masalah-masalah di sekolah," jelas Saskhya.
Selain itu, Saskhya mengatakan ketika anak bermain bersama ayah, anak memiliki kesempatan untuk lebih aktif bergerak, spontan, dan memiliki pengalaman menyenangkan selama bermain.
"Karena kalau ibu-ibu, anaknya main manjat-manjat, lari-lari, itu suka khawatiran. Kalau bapak-bapak, malah makin digas," imbuhnya.
Ia juga mengatakan antusiasme, kehangatan, keterlibatan, dan responsivitas ayah dalam bermain berhubungan dengan baiknya perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perilaku anak.
Sosok ayah yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan anak selama bermain juga dapat menjadi role model bagi anak untuk memiliki cara yang baik dalam bergaul dengan teman-temannya.
"Inilah kenapa harus main bareng, jangan main sendiri, itu supaya selain anaknya lebih aktif, juga secara perkembangan-perkembangan yang lainnya juga bisa di-boosting dengan lebih baik," pungkas Saskhya. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
MENURUT Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989, ada 10 hak dasar anak yang perlu dijamin oleh negara dan masyarakat, salah satunya adalah hak untuk bermain dan berekreasi.
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Bermain lebih dari sekadar hiburan—ini adalah alat yang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang fisik, kognitif, serta sosial-emosional anak.
Bermain game bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang menjelajahi dunia virtual yang penuh detail dan cerita yang mendalam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved