Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PSIKOLOG anak dan keluarga dari Universitas Indonesia Saskhya Aulia Prima mengatakan bermain bersama merupakan cara yang ideal untuk berinteraksi dan membangun ikatan dengan anak di tengah era digital seperti sekarang.
"Anak-anak main sendiri dan bersama-sama itu manfaatnya beda. Kalau bersama-sama, bermain itu cara yang paling ideal buat orangtua dan anak saling berinteraksi dan berkoneksi," kata Saskhya, dikutip Minggu (25/6).
Saskhya tidak memungkiri di zaman sekarang banyak orang yang terlalu fokus dengan ponsel, begitu juga dengan orangtua dan anak, yang menyebabkan minimnya interaksi di antara mereka sehingga bonding (ikatan emosional) tidak tercipta dengan baik.
Baca juga: Liburan Sekolah Tiba, Karakter Riki Rhino Hadir di Lima Lippo Mall
"Kita dikit-dikit lihatnya handphone, ketika main sama anak pun lihatnya handphpne. Sementara, sebenarnya banyak pertanyaan yang anak-anak sering cari di internet, yang sebenarnya bisa ditanyakan ke kita," ujar Saskhya.
Oleh karena itu, kata Saskhya, menciptakan koneksi yang baik antara orangtua dan anak bisa dimulai dari melakukan kegiatan sehari-hari bersama, termasuk bermain.
Di samping itu, ia melanjutkan, penelitian mengungkapkan emosi positif yang ditunjukkan orangtua saat bermain dengan anak memiliki hubungan dengan kurangnya permasalahan perilaku pada anak.
Baca juga: Vaksinasi Penting Bagi Sistem Kekebalan Tubuh Anak
"Kalau main, biasanya orangtua emosinya lebih positif, lebih banyak ketawa, apalagi bapak-bapak main sama anak enggak mungkin ekspresinya datar-datar saja. Ini membantu anak untuk enggak punya masalah perilaku misalnya agresif atau masalah-masalah di sekolah," jelas Saskhya.
Selain itu, Saskhya mengatakan ketika anak bermain bersama ayah, anak memiliki kesempatan untuk lebih aktif bergerak, spontan, dan memiliki pengalaman menyenangkan selama bermain.
"Karena kalau ibu-ibu, anaknya main manjat-manjat, lari-lari, itu suka khawatiran. Kalau bapak-bapak, malah makin digas," imbuhnya.
Ia juga mengatakan antusiasme, kehangatan, keterlibatan, dan responsivitas ayah dalam bermain berhubungan dengan baiknya perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perilaku anak.
Sosok ayah yang sensitif dan responsif terhadap kebutuhan anak selama bermain juga dapat menjadi role model bagi anak untuk memiliki cara yang baik dalam bergaul dengan teman-temannya.
"Inilah kenapa harus main bareng, jangan main sendiri, itu supaya selain anaknya lebih aktif, juga secara perkembangan-perkembangan yang lainnya juga bisa di-boosting dengan lebih baik," pungkas Saskhya. (Ant/Z-1)
Studi menunjukkan semakin banyak waktu yang dihabiskan remaja di media sosial, semakin besar kemungkinan mereka mengalami perundungan terkait berat badan.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Untuk mencegah perilaku tantrum pada anak, perlu diterapkan komunikasi yang baik sejak dini dan orangtua harus menjadi contoh yang baik pada anak.
Yuks mengenal lebih dekat apa itu helicopter parenting dan dampaknya.
alah satu alasan anak mengalami tantrum yakni kesulitan mengekspresikan keinginannya
Sebagian orang tua melarang anak bermain hujan. Padahal, bermain di tengah hujan memberi sejumlah manfaat buat anak.
Ingin mencari sensasi permainan yang seru dan menyenangkan untuk keluarga dan anak-anak? Permainan trivia bisa menjadi pilihan tepat untukmu.
Di Indonesia, kita sering kali dikelilingi oleh mitos maupun fakta seputar kesehatan anak
Enam kegiatan penting yang sering diabaikan namun efektif untuk perkembangan anak.
Jangan biarkan anak terlalu lama bermain gawai. Ajaklah ia berolahraga atau melakukan permainan yang melibatkan gerakan fisik. Kegiatan tersebut mendatangkan banyak manfaat.
Bermain bukan hanya hiburan, tetapi berperan penting dalam perkembangan anak, mulai dari kemampuan pemecahan masalah hingga keterampilan sosial.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved