Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PSIKOLOG dari Universitas Gadjah Mada Novi Poespita Candra menyarankan para orangtua memberi tahu anak skenario situasi darurat yang mungkin terjadi saat bermain di luar rumah serta langkah untuk menghadapinya.
Novi mengemukakan bahwa orangtua perlu memberi tahu anak langkah-langkah yang harus dijalankan saat menghadapi kondisi darurat seperti kebakaran atau tersesat.
"Termasuk jika akan melakukan aktivitas dan pergi ke sebuah tempat, perlu sekali anak-anak belajar dulu mengenai hal baik dan kemungkinan buruk yang terjadi, sehingga bisa memitigasi," kata Novi.
Menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada itu, anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Kalau anak sudah bisa diajak berkomunikasi, Novi mengatakan, orangtua bisa mengajak anak berdiskusi mengenai apa saja yang boleh dan tidak
boleh dilakukan saat bermain di luar rumah.
"Memperkenalkan langsung hal-hal berbahaya disertai diskusi penting," katanya.
"Misal, ketika ada sungai dekat rumah, daripada hanya melarang, mungkin akan lebih baik diajak ke sungai tersebut dan dikenalkan mengapa sungai tersebut berbahaya jika pergi tanpa pendamping. Ini juga bisa dijadikan hal belajar baru," lanjutnya.
Novi menyarankan para orangtua mengupayakan anak menyadari batasan tentang tempat dan waktu bermain tanpa merasa dikekang.
"Cara yang bisa dilakukan, minta anak anak belajar dari buku, video, cerita orang berpengalaman, lalu kenalkan dan diskusikan selalu," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved