Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
DOKTER spesialis anak lulusan Universitas Indonesia (UI), Atilla Dewanti, menyatakan bahwa sistem imunitas yang baik dapat membantu otak anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
"Ketika anak sering sakit, proses belajar dan perkembangan otak dapat terganggu. Sistem imun yang sehat membantu memastikan anak tetap aktif, belajar dengan baik, dan berkembang secara optimal," kata Atilla, dikutip Selasa (30/7).
Attila menuturkan sistem imun merupakan sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan zat asing yang dinilai dapat membahayakan tubuh.
Baca juga : Ini Panduan Optimalisasi Perkembangan Otak Anak
Sistem tersebut berperan penting dalam melindungi otak baik dari infeksi dan inflamasi, sehingga kemampuannya harus ditingkatkan atau dipertahankan.
Hal itu karena jika imun melemah, anak akan berada pada posisi rentan terhadap infeksi yang pada akhirnya mengganggu proses belajar dan pertumbuhan otak mereka.
Menurut dia, orangtua dapat mulai meningkatkan imunitas melalui beberapa hal.
Baca juga : Benarkah Berpelukan dengan Tulus Membuat Anak Merasa Dicintai? Begini Penjelasan Psikolog
Pertama, pastikan anak mendapatkan asupan makanan yang kaya akan prebiotik yang bisa didapat dari buah-buahan, sayur-sayuran, makanan yang mengandung omega-3 seperti ikan salmon atau ikan kembung, omega-6 dari telur, serta mencukupi kebutuhan cairan harian dan berbagai jenis vitamin lainnya.
"Vitamin C salah satunya dari buah jeruk, dan vitamin E seperti yang terkandung dalam buah alpukat, yang mendukung kesehatan saluran pencernaan," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Brawijaya Antasari Jakarta itu.
Cara lain untuk meningkatkan imunitas pada tubuh anak adalah dengan melengkapi vaksinasi yang sesuai dengan usia, guna terhindar dari berbagai macam penyakit.
Baca juga : Nikita Willy Dilibatkan dalam Edukasi Tumbuh Kembang Anak
Orangtua juga dapat mengajak anak melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan usia mereka. Salah satunya dengan bermain di luar ruangan.
Attila menjelaskan bermain dapat membantu meningkatkan fungsi kardiovaskular dan meningkatkan kemampuan sosial anak.
Fungsi lain dari bermain yakni membuang racun dalam tubuh dengan banyak mengeluarkan keringat.
"Pada prinsipnya, kita harus mengajak anak berkeringat dengan cara yang asyik menurut mereka. Misal, pada usia 12-18 bulan, anak bisa kita ajak mencorat-coret kertas, menyusun puzzle sederhana. Kalau usianya 18-24 bulan bisa diajak menyebut bagian tubuh atau benda dan gambar," pungkas dia. (Ant/Z-1)
Majelis hakim memberikan waktu 14 hari kepada pemohon untuk memperbaiki permohonan
Masalah nutrisi yang tidak optimal merupakan isu penting karena dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang.
PT Etos Kreatif Indonesia melalui produk unggulannya, Zymuno, terus berinovasi di dunia kesehatan. Yang teranyar, mereka merilis Madu Herbal yang dirancang meningkatkan daya tahan tubuh.
Kita bisa menjaga imun tubuh dengan makanan bergizi, istirahat cukup, dan olahraga. Namun, pada kondisi wabah yang menular cepat, diperlukan asupan tambahan dari luar, seperti vitamin.
Untuk menjaga daya tahan tubuh tetap kuat, penting bagi kita untuk mulai mengurangi atau membatasi konsumsi makanan yang dapat melemahkan sistem imun.
Malnutrisi dapat menyebabkan berbagai gangguan biologi pada orang yang mengalami malnutrisi termasuk penurunan imunitas, mental, kekuatan otot, hingga gangguan fungsi jantung.
Otak adalah organ yang menggunakan sekitar 20% kalori tubuh, sehingga membutuhkan banyak bahan bakar yang baik untuk bisa bertahan sepanjang hari.
Tim ilmuwan Johns Hopkins University berhasil mengembangkan organoid otak manusia pertama yang meniru seluruh bagian otak.
Musik dapat berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi ada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Musik berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi yang berfokus pada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Ilmuwan menjelaskan bagaimana neuron menyimpan kenangan secara tersebar, mengapa kita tidak mengingat semua detail, dan bagaimana memori berevolusi.
Peneliti Johns Hopkins menemukan lebih dari 200 jenis protein di temukan di otak tikus tua yang mengalami penurunan kognitif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved