Capai 31 Ribu Ton, Penyerapan Gabah Bulog Cianjur Lebihi Target

Benny Bastiandy
18/7/2025 17:38
Capai 31 Ribu Ton, Penyerapan Gabah Bulog Cianjur Lebihi Target
Kepala Bulog Cianjur Yanto Nurdiyanto.(MI/BENNY BASTIANDY)

TINGKAT penyerapan gabah yang dilaksanakan Bulog Cianjur, Jawa Barat, melebihi target. Hingga pertengahan tahun ini, produksi gabah yang terserap mencapai 31 ribu ton.

Pimpinan Cabang Bulog Cianjur, Yanto Nurdiyanto, menyebutkan tahun ini Bulog Cianjur ditugasi bisa menyerap gabah sebanyak 20 ribu ton. Termasuk harus menyerap beras sebanyak 10 ribu ton.

"Alhamdulillah, setelah kita laksanakan di lapangan pada masa panen I dan sekarang masa panen II, kita sudah menyerap 31 ribu ton. Artinya, kami sudah melebihi target atau sekitar 150% dari target," katanya, Jumat (18/7).

Penyerapan gabah di lingkup Bulog Cianjur berasal dari tiga wilayah. Selain dari Kabupaten Cianjur, penyerapannya juga berasal dari para petani di Kabupaten dan Kota Sukabumi.

"Di lapangan kita kerja sama dengan Kodim. TNI itu ditugaskan mendampingi Bulog melaksanakan pengadaan gabah," tuturnya

Yanto menambahkan pemerintah sudah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras. Untuk gabah, sesuai HPP sebesar Rp6.500 per kilogram.

"Untuk gabah, kami sudah bekerja sama dengan penggilingan-penggilingan di Cianjur dan Sukabumi. Jadi kami kerjasamakan pengolahannya. Penggilingan yang mengeringkan dan mengolahnya dari gabah yang kami beli dari petani atau gapoktan. Bisa diistilahkan makloon," terangnya.

Sekalipun sudah melebihi target, lanjut dia, Bulog masih terus menyerap gabah dari petani. Terkecuali nanti ada instruksi, maka Bulog akan menghentikan penyerapannya.

"Sampai saat ini masuk masa panen II, kami masih menyerap karena belum ada perintah dihentikan," sebutnya.

Melebihinya penyerapan gabah dari target, sebut Yanto, mengindikasikan petani antusias. Artinya, para petani bisa mendapatkan harga sesuai yang diinginkan.

"Dampaknya alhamdulillah, para petani menikmati harga yang Rp6.500 itu," imbuh dia.

Yanto berharap, program penyerapan gabah ataupun beras yang dilakukan Bulog bisa memotivasi para petani. Terutama meningkatkan produktivitas atau hasil panen.

"Sebab, saat ini harga pembelian sudah naik, sudah tinggi," tandasnya.

 

Panen tradisional


Meskipun tingkat penyerapan gabah relatif tinggi, tapi Yanto melihat pola panen yang dilakukan para petani, khususnya di Cianjur dan Sukabumi, relatif masih tradisional. Dia berharap ke depan pola panen bisa dilaksanakan secara modern.

"Misalnya pakai combine (harvester) dan lainnya. Harapannya ke depan seperti itu," pungkasnya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner