Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Keluarga Tuntut AS Selidiki Kematian Warganya di Tepi Barat

Dhika Kusuma Winata
14/7/2025 08:45
Keluarga Tuntut AS Selidiki Kematian Warganya di Tepi Barat
Saif al-Din Kamil Abdul Karim Musalat.(Al Jazeera)

TIDAK hanya Gaza, warga Tepi Barat Palestina pun terusik dengan penjajahan Israel. Teranyar, seorang pria Palestina-AS, Saif al-Din Kamil Abdul Karim Musalat, tewas dalam serangan pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki. Keluarganya pada Sabtu (12/7) menuntut Washington memulai penyelidikan atas kematiannya. 

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Saif dipukuli hingga tewas pada Jumat (11/7) di Sinjil, desa di utara Ramallah. Musalat, lahir dan tinggal di Florida, pergi ke Tepi Barat bulan lalu untuk bersama kerabatnya. 

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pria kedua, Mohammed Rizq Hussein al-Shalabi, 23, meninggal setelah ditembak dalam serangan itu dan dibiarkan berdarah selama berjam-jam. Militer Israel mengatakan kekerasan berkobar setelah warga Palestina melemparkan batu ke arah sekelompok warga Israel yang menyebabkan dua orang terluka ringan. 

Keluarga Musalat mengatakan mereka hancur atas kematiannya. Pria berusia 20 tahun itu dinilai sebagai pria baik hati, pekerja keras, dan sangat dihormati yang memiliki hubungan mendalam dengan Palestina. Mereka mengatakan ia melindungi tanah keluarganya dari para pemukim yang mencoba mencuri.

Menurut pernyataan keluarga, para pemukim menghalangi ambulans dan paramedis untuk menjangkau Musalat saat ia terbaring terluka dan ia meninggal sebelum sampai di rumah sakit. Kematiannya merupakan, "Mimpi buruk tak terbayangkan dan bentuk ketidakadilan yang tidak seharusnya dihadapi keluarga mana pun," tambah mereka dalam satu pernyataan.

"Kami menuntut Departemen Luar Negeri AS untuk segera memimpin penyelidikan dan meminta pertanggungjawaban para pemukim Israel yang membunuh Saif atas kejahatan mereka. Kami menuntut keadilan." 

Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi kepada AFP bahwa seorang warga negara Amerika meninggal dunia di Tepi Barat dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih atas kehilangan mereka. "Departemen tidak memiliki prioritas lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara AS di luar negeri," kata juru bicaranya.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengecam peningkatan kekerasan para pemukim di Tepi Barat yang dijajah Israel sejak 1967. PBB mengatakan bahwa serangan terhadap warga Palestina terjadi dalam iklim impunitas.

Pekan lalu, wartawan AFP menyaksikan bentrokan antara puluhan pemukim Israel dan warga Palestina di Sinjil, tempat demonstrasi menentang serangan pemukim di lahan pertanian. Otoritas Israel baru-baru ini mendirikan pagar tinggi memisahkan sebagian Sinjil dari Jalan 60 yang melintasi Tepi Barat dari utara ke selatan.

Polisi Israel, kemarin, mengatakan dua pemukim Israel yang ditangkap Jumat sore terkait serangan maut itu dibebaskan dengan tahanan rumah selama tiga hari. "Keduanya ditangkap atas dugaan perilaku tidak tertib," kata seorang juru bicara kepolisian kepada The Times of Israel.

Seorang anggota keluarga Saif mengatakan kepada Haaretz bahwa para pemukim menyerang warga dengan tongkat. Truk pikap kemudian tiba di lokasi kejadian membawa lebih banyak pemukim, termasuk dua orang yang mengenakan celana panjang tentara dan bersenjatakan senapan serbu M16.

Enam tersangka lalu ditangkap terkait insiden tersebut yaitu lima warga Israel dan satu warga Palestina. Hanya warga Palestina yang kini masih ditahan dan yang lain dibebaskan.

Kekerasan itu bakal terus berlangsung di Tepi Barat. Apalagi pemerintah Israel berencana membangun 2.339 unit permukiman ilegal baru yang akan mengancam kemaslahatan desa-desa Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Demikian terungkap dalam laporan terbaru, Sabtu. (Dhk/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik