Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Hamas masih Pertimbangkan Usulan Gencatan Senjata dengan Israel

Irvan Sihombing
03/7/2025 09:56
Hamas masih Pertimbangkan Usulan Gencatan Senjata dengan Israel
Serangan udara Israel terjadi di Kota Gaza, pada 30 Juni 2025.(Xinhua)

KELOMPOK Hamas sedang berkonsultasi untuk membahas proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh para mediator. Gencatan senjata sempat terjadi di Gaza selama dua bulan. Namun, upaya itu berakhir setelah Israel melanjutkan kampanye militer pada 18 Maret lalu.

"Mediator sedang melakukan upaya intensif untuk menjembatani perselisihan antara kedua belah pihak, mencapai kesepakatan kerangka kerja, dan memulai putaran baru negosiasi serius," kata kelompok perlawanan tersebut.

Hamas menyebut akan bertindak dengan rasa tanggung jawab tinggi dan mengadakan konsultasi mengenai usulan mediator untuk mencapai kesepakatan yang memastikan berakhirnya agresi Israel, penarikan pasukan Israel, dan penyaluran bantuan kemanusiaan darurat ke Gaza.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeklaim Israel telah menyetujui syarat gencatan senjata selama 60 hari dan mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut. Hal itu disampaikannya pada Selasa (1/7). 

"Saya harap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena situasinya tidak akan membaik, ITU HANYA AKAN SEMAKIN BURUK," tulis Trump melalui unggahan di Truth Social.

Qatar usulkan proposal

Sementara itu, lembaga penyiaran publik KAN, mengutip dua sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa Qatar mengusulkan gencatan senjata 60 hari antara Israel-Hamas dan pertukaran sandera. 

Proposal tersebut mencakup pembebasan delapan sandera Israel pada hari pertama gencatan senjata. Dua sandera hidup lainnya akan dibebaskan pada hari ke-50 masa gencatan. Israel memperkirakan sekitar 50 sandera masih ditahan di Gaza, dengan sekitar 20 orang diyakini masih hidup. 

Di sisi lain, lebih dari 10.400 warga Palestina saat ini dipenjara di Israel. Jumlah warga Palestina yang tewas sejak konflik meletus pada Oktober 2023 meningkat menjadi 57.012 orang, 134.592 orang lainnya terluka. 

Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas-Israel mengadakan beberapa putaran negosiasi tidak langsung, tetapi belum ada kesepakatan final yang tercapai. Hamas menuntut penghentian perang sepenuhnya, sementara Israel bersikeras pada gencatan senjata sementara. (Ant/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik