Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Inggris Desak Israel Tangani Insiden Kapal Madleen Secara Hati-hati dan Sesuai Hukum

Budi Ernanto
10/6/2025 15:18
Inggris Desak Israel Tangani Insiden Kapal Madleen Secara Hati-hati dan Sesuai Hukum
Kapal Madleen.(AFP/JACK GUEZ)

PEMERINTAH Inggris menyerukan agar Israel menangani insiden penyergapan kapal Madleen serta penahanan para aktivis di dalamnya secara hati-hati dan sesuai dengan standar hukum humaniter internasional.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dalam konferensi pers di London.

Juru bicara itu menegaskan bahwa Inggris berharap Israel “menahan diri” dan menindaklanjuti peristiwa tersebut secara bertanggung jawab.

Insiden terjadi pada Senin pagi saat kapal berbendera Inggris itu dicegat dan diperiksa oleh militer Israel sebelum mencapai Gaza. Setelah itu, kapal dibawa menuju pelabuhan Israel.

Sebelum insiden tersebut, berbagai lembaga swadaya masyarakat telah mendesak pemerintah Inggris untuk secara jelas menentang tindakan intervensi Israel di wilayah laut internasional.

“Kami telah menyatakan sikap kami terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza. Perdana Menteri menyebut situasi itu sangat mengerikan dan tidak bisa diterima,” ujar juru bicara tersebut.

Ia menambahkan bahwa akses bantuan kemanusiaan yang bebas dan dalam skala besar ke Gaza sangat krusial guna memenuhi kebutuhan dasar warga Palestina yang sangat mendesak.

Kapal Madleen diketahui mengangkut 12 orang dalam misi kemanusiaan, terdiri dari 11 aktivis dan satu jurnalis.

Selain Greta Thunberg, aktivis lain yang ikut dalam kapal tersebut antara lain Yasemin Acar (Jerman); Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, Reva Viard (Prancis); Thiago Avila (Brasil); Suayb Ordu (Turki); Sergio Toribio (Spanyol); Marco van Rennes (Belanda); serta Omar Faiad, jurnalis Al Jazeera Mubasher asal Prancis.

Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina, juga termasuk di antara yang ditahan oleh otoritas Israel.

Koalisi Freedom Flotilla mengirim kapal Madleen dari Sisilia, Italia, dalam rangka mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza—wilayah Palestina yang berada di bawah blokade ketat Israel.

Bantuan yang dibawa mencakup berbagai kebutuhan mendesak seperti susu formula bayi, tepung, beras, popok, pembalut, alat penyuling air, perlengkapan medis, tongkat penopang, serta anggota tubuh palsu untuk anak-anak.

Sejak awal Maret, Israel telah menutup seluruh jalur masuk ke Gaza. Lembaga-lembaga kemanusiaan telah memperingatkan bahwa sekitar 2,4 juta penduduk Gaza berada dalam ancaman kelaparan.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan kejahatan terhadap warga sipil di wilayah tersebut. (Ant/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya