Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pemimpin al-Qaeda Yaman Ancam Donald Trump dan Elon Musk

Ferdian Ananda Majni
08/6/2025 13:36
Pemimpin al-Qaeda Yaman Ancam Donald Trump dan Elon Musk
Pendiri Tesla-SpaceX Elon Musk (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (dua kiri).(ANTARA/Whitehouse.gov)

PEMIMPIN cabang al-Qaeda di Yaman, Saad bin Atef al-Awlaki melancarkan ancaman terbuka terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan miliarder teknologi Elon Musk sebagai tanggapan atas dukungan Washington terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza

Dalam video berdurasi sekitar 30 menit yang disebarkan secara daring pada hari Sabtu (7/6), al-Awlaki menyebut bahwa tidak ada garis merah dalam menghadapi kekejaman terhadap rakyat Palestina.

"Tidak ada garis merah setelah apa yang terjadi dan sedang terjadi pada orang-orang kami di Gaza," katanya dalam rekaman video yang disebarluaskan oleh pendukung al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), cabang jaringan ekstremis yang berbasis di Yaman.

Lebih lanjut, al-Awlaki menyatakan bahwa segala bentuk pembalasan terhadap tokoh-tokoh Barat dan negara-negara Arab yang mendukung Israel adalah tindakan yang sah. 

"Timbal balik itu sah," tegasnya seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (8/6).

Video tersebut juga berisi seruan kepada para pelaku serigala tunggal (lone wolf) untuk melakukan aksi kekerasan terhadap para pemimpin di Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk, yang dituduh mendukung tindakan militer Israel di Gaza. 

Dalam rekaman itu ditampilkan gambar sejumlah tokoh termasuk Trump, Musk, Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Logo beberapa perusahaan milik Musk seperti Tesla juga turut dimunculkan.

Sejarah AQAP

AQAP, yang dibentuk pada 2009 melalui penggabungan kelompok al-Qaeda dari Yaman dan Arab Saudi, berbeda sepenuhnya dari kelompok Houthi yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah Yaman. 

Meskipun kedua kelompok memiliki pandangan anti-AS dan anti-Israel, mereka beroperasi secara terpisah dan memiliki tujuan politik berbeda.

Al-Awlaki sendiri ditunjuk sebagai pemimpin AQAP pada tahun 2024, menggantikan Khalid Batarfi yang dilaporkan tewas tahun itu. 

Pemerintah AS telah menetapkan hadiah sebesar US$6 juta bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi yang mengarah pada penangkapannya, menyebut bahwa ia secara terbuka menyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.

Meski kekuatan AQAP dikabarkan menurun akibat konflik internal dan serangan drone AS, kelompok ini tetap dianggap sebagai salah satu cabang paling berbahaya dari jaringan al-Qaeda pasca kematian Osama bin Laden pada 2011. 

Menurut laporan pakar PBB, AQAP masih memiliki antara 3.000 hingga 4.000 anggota, dan memperoleh pendanaan melalui perampokan bank, penyelundupan senjata, pemalsuan uang, serta penculikan untuk tebusan.

Belakangan ini, AQAP tampaknya mulai meniru strategi Houthi yang telah meningkatkan serangan ke Israel dan kapal-kapal dagang di Laut Merah sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.

Rebut perhatian dunia

Analis Timur Tengah, Mohammed al-Basha dari firma penasihat risiko Basha Report, menyatakan bahwa video al-Awlaki merupakan upaya AQAP untuk merebut kembali perhatian dunia. 

“Ketika kelompok Houthi semakin populer sebagai pemimpin perlawanan dunia Arab dan Muslim terhadap Israel, al-Awlaki berupaya menantang dominasi mereka dengan menampilkan dirinya sebagai pihak yang sama-sama peduli terhadap situasi di Gaza,” katanya.

Dia juga menambahkan bahwa rekaman tersebut adalah pengingat penting bagi para pembuat kebijakan internasional. 

“Bagi komunitas keamanan nasional dan kebijakan luar negeri yang semakin tidak peduli dengan Yaman, video ini adalah pengingat yang jelas, Yaman masih penting,” pungkas al-Basha. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya