Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Israel Lancarkan Serangan Darat ke Gaza, Gencatan Senjata dengan Hamas Berakhir

Thalatie K Yani
20/3/2025 03:58
Israel Lancarkan Serangan Darat ke Gaza, Gencatan Senjata dengan Hamas Berakhir
Militer Israel(IDF)

MILITER Israel menyatakan mereka telah meluncurkan “kegiatan darat yang ditargetkan” di Gaza, sebagian merebut kembali area penting di wilayah tersebut, sehari setelah melakukan serangan udara yang menghancurkan gencatan senjata dua bulan dengan Hamas.

Operasi ini dilakukan setelah Israel kembali membombardir Gaza sehari sebelumnya, mengakhiri gencatan senjata yang rapuh dengan Hamas. Israel menuduh Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera dan menolak tawaran dari para mediator. Sebaliknya, Hamas menyalahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena secara sepihak membatalkan gencatan senjata dan membahayakan para sandera dengan "nasib yang tidak diketahui."

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pasukannya “memulai kegiatan darat yang ditargetkan di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza untuk memperluas zona keamanan dan menciptakan buffer parsial antara Gaza utara dan selatan.”

“Sebagai bagian dari kegiatan darat, pasukan memperluas kendali mereka lebih jauh ke pusat Koridor Netzarim,” kata militer Israel.

Hamas menyebut serangan terbaru ini sebagai “pelanggaran baru dan berbahaya” terhadap perjanjian gencatan senjata. Dalam pernyataan pada hari Rabu, kelompok militan tersebut mengatakan bahwa mereka tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani dengan Israel pada Januari lalu.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata Januari, Israel telah menarik pasukannya dari Koridor Netzarim, jalur penting yang membelah Gaza menjadi dua, memisahkan Gaza Tengah dan Gaza Utara dari bagian selatan yang berbatasan dengan Mesir.

Meskipun Israel telah menarik pasukannya, kontraktor militer asing tetap mengoperasikan pos pemeriksaan antara Gaza utara dan selatan.

Setelah gencatan senjata berlaku, ratusan ribu warga Palestina melintasi koridor tersebut dengan berjalan kaki, menggunakan mobil, dan dalam beberapa kasus dengan keledai, dengan banyak dari mereka kembali ke rumah yang telah hancur setelah 15 bulan serangan udara Israel.

Serangan udara Israel pada Selasa menewaskan lebih dari 400 orang di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut, menjadikannya salah satu hari paling mematikan dalam perang ini.

Pekerja PBB Tewas

Pada Rabu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan salah satu pekerja bantuan internasional mereka tewas akibat “bahan peledak” di rumah tamu PBB di Gaza Tengah, sementara lima lainnya terluka.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyalahkan serangan tersebut pada militer Israel, yang dibantah IDF dengan mengatakan mereka tidak melakukan serangan udara di sekitar lokasi rumah tamu tersebut.

Jorge Moreira da Silva, kepala Kantor Layanan Proyek PBB (UNOPS), mengatakan dalam konferensi pers di Brussels, serangan terjadi di rumah tamu PBB di Deir al-Balah yang sering digunakan staf PBB.

Lokasi itu diketahui oleh IDF dan berada di area terpencil tanpa bangunan lain di sekitarnya, katanya. Da Silva juga menyebut rumah tamu tersebut beberapa kali diserang dalam pekan ini. “Dua hari lalu ada serangan nyaris mengenai bangunan ini, kemarin bangunan ini terkena serangan, dan hari ini terjadi serangan lagi, sayangnya dengan korban jiwa,” ujarnya.

“Ini tidak bisa dikategorikan sebagai kecelakaan,” tambahnya, menegaskan “serangan terhadap fasilitas kemanusiaan adalah pelanggaran hukum internasional.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan seorang warga negara Bulgaria yang bekerja untuk PBB telah tewas di Gaza. Namun belum jelas apakah orang Bulgaria tersebut adalah individu yang sama yang disebut dalam pernyataan PBB.

Video yang direkam oleh CNN di lokasi kejadian menunjukkan adanya lubang di sisi bangunan.

Trevor Ball, mantan anggota senior tim penjinak bahan peledak Angkatan Darat AS yang meninjau rekaman tersebut, mengatakan fragmen senjata di lokasi kejadian sesuai dengan M339, proyektil tank Israel.

Kerusakan pada bangunan juga konsisten dengan tembakan tank, kata Ball, dan menunjukkan adanya dampak langsung.

Nic Jenzen-Jones, direktur Armament Research Services (ARES) yang juga menganalisis rekaman tersebut, mengatakan “sisa-sisa proyektil tampaknya berasal dari proyektil tank Israel 120 mm, kemungkinan besar model multi-fungsi M339.”

CNN menanyakan kepada IDF apakah mereka sedang menyelidiki kemungkinan bahwa serangan itu disebabkan oleh tembakan tank Israel. Seorang juru bicara mengatakan, “Kami tidak memiliki tambahan informasi saat ini. Jika ada informasi baru, kami akan mengumumkannya.”

Protes Baru

Perang yang kembali berkecamuk menarik ribuan pengunjuk rasa ke parlemen Israel, Knesset, di Yerusalem. Para kritikus pemerintahan Netanyahu menuduh perdana menteri menggunakan perang untuk memperkuat koalisinya yang rapuh.

Pernyataan militer Israel muncul setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan penduduk Gaza akan “membayar harga penuh” jika para sandera Israel tidak dikembalikan dan Hamas tetap berkuasa di wilayah tersebut.

Seorang pejabat Israel mengatakan serangan udara di Gaza adalah fase pertama dari serangkaian eskalasi militer. Serangan itu bertujuan menekan Hamas agar membebaskan lebih banyak sandera, menandai kembalinya strategi Netanyahu yang meyakini tekanan militer adalah cara paling efektif untuk membebaskan sandera.

Sejauh ini, militer Israel baru berhasil membawa kembali delapan sandera hidup ke Israel dari total 251 orang yang diculik Hamas dan sekutunya pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar sandera telah dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dengan pertukaran tahanan Palestina. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya