Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Putin : Rusia Siap Berunding dengan Ukraina, tanpa Zelensky

Willy Haryono
29/1/2025 21:42
Putin : Rusia Siap Berunding dengan Ukraina, tanpa Zelensky
Setelah pelantikan Donald Trump, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan video untuk membahas peningkatan hubungan bilateral mereka.((Kremlin))

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan siap melakukan negosiasi damai untuk mengakhiri perang di Ukraina, tetapi tidak mau melakukannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang disebutnya sebagai pemimpin “tidak sah.” Hal ini membuat Zelensky menuduh Putin "takut" untuk merundingkan penyelesaian perang yang telah berlangsung hampir 3 tahun.

"Anda dapat berunding dengan siapa pun, tetapi karena ketidakabsahannya, dia (Zelensky) tidak memiliki hak untuk menandatangani apa pun," kata Putin kepada stasiun televisi pemerintah Rossiya 1 pada akhir 28 Januari.

Mengutip dari Euractiv, Rabu, (29/1), Putin menambahkan bahwa dirinya akan "menugaskan orang lain untuk mengambil bagian" dalam perundingan jika Zelensky hadir dalam perundingan damai secara langsung.

Selama ini, Putin telah beberapa kali mengatakan bahwa ia tidak menganggap Zelensky sebagai pemimpin sah karena masa jabatan Zelensky selama lima tahun seharusnya berakhir tahun lalu pada 20 Mei.

Pemilu seharusnya diadakan pada 31 Maret 2024, tetapi ditunda karena negara tersebut masih berada di bawah darurat militer akibat invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina. Zelensky, yang menurut konstitusi harus terus menjalankan tugasnya hingga kepala negara baru terpilih, menanggapi klaim Putin dengan mengatakan bahwa pemimpin Rusia-lah yang menjadi penghalang pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran.

"Hari ini, Putin sekali lagi menegaskan bahwa ia takut pada negosiasi, takut pada pemimpin yang kuat, dan melakukan segala kemungkinan untuk memperpanjang perang," tulis Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial.

"Sekarang kita melihat bahwa ada kemungkinan untuk mencapai perdamaian sejati, tetapi Putin-lah yang melakukan segalanya untuk terus membunuh dalam skala besar alih-alih perdamaian, atau untuk mendapatkan jeda guna mempersiapkan invasi besar-besaran baru di masa mendatang, dengan melancarkan serangan hibrida,” ungkap dia.

Ukraina telah berada di bawah darurat militer sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022, dan undang-undang di negara tersebut harus diubah jika ingin menyelenggarakan pemilu selama masa perang.

Zelensky telah berharap Amerika Serikat untuk menekan Moskow agar mengakhiri perang habis-habisan Rusia terhadap Ukraina, di tengah laporan bahwa negosiasi di balik layar untuk menyelesaikan konflik telah meningkat setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

Sejak menjabat, Trump telah mengancam akan mengenakan pajak, tarif, dan sanksi besar pada semua barang yang datang dari Rusia ke Amerika Serikat dan negara-negara lain jika Moskow tidak datang ke meja perundingan. (H-3)
 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya