Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Menlu Spanyol Tolak Usulan Donald Trump untuk Merelokasi Warga Jalur Gaza

Basuki Eka Purnama
28/1/2025 04:47
Menlu Spanyol Tolak Usulan Donald Trump untuk Merelokasi Warga Jalur Gaza
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares(AFP/Lebanese Presidency)

MENTERI Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares, Senin (27/1), menolak usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk  'membersihkan' Jalur Gaza dan merelokasi penduduknya ke sejumlah negara Arab di sekitar kawasan itu.

"Posisi kami jelas. Warga Jalur Gaza harus tetap di Jalur Gaza. Jalur Gaza adalah bagian dari negara Palestina masa depan, yang harus dikelola oleh satu pemerintahan," tegas Albares saat berbicara di Brussel.

"Secepatnya, Jalur Gaza dan Tepi Barat harus berada di bawah kendali satu otoritas nasional Palestina," lanjutnya.

Pada Sabtu (25/1), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya telah berbicara dengan Raja Yordania mengenai kemungkinan menampung 1,5 juta orang dari Jalur Gaza.

"Hampir semuanya hancur, dan orang-orang sekarat di sana. Jadi, saya lebih memilih bekerja sama dengan beberapa negara Arab untuk membangun perumahan di lokasi lain, di mana saya pikir mereka mungkin bisa hidup damai," ujar Trump dalam penerbangan pesawat kepresidenan Air Force One, menurut CNN.

Albares menegaskan Uni Eropa seharusnya lebih fokus untuk segera membantu mengatasi bencana kemanusiaan di Jalur Gaza dengan menyediakan bantuan untuk kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan, serta memastikan keberadaan Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Ia menyatakan Spanyol akan meminta misi darurat Uni Eropa untuk diterjunkan di perbatasan Rafah guna membantu menormalisasi perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

Ia juga menawarkan Pasukan Polisi Sipil Spanyol (Civil Guard) untuk berpartisipasi dalam misi tersebut.

Spanyol berjanji akan meningkatkan bantuan keuangan untuk Palestina dan UNRWA menjadi 50 juta euro (sekitar Rp840,8 miliar).

"Kami memiliki harapan yang besar untuk Jalur Gaza, gencatan senjata (saat ini) belum permanen, tetapi kami perlu bekerja untuk mewujudkannya," kata Albares.

Berbicara kepada wartawan, ia juga mengutuk serangan Israel terhadap warga sipil Lebanon pada Minggu (26/1), dengan menyebutnya 'tidak dapat diterima.'

"Dua puluh dua warga sipil yang tewas adalah terlalu banyak. Semua poin dalam gencatan senjata ini harus dipatuhi. Pasukan bersenjata Lebanon harus dikerahkan di selatan, dan pasukan Israel harus mundur untuk menjamin kedaulatan negara tersebut," seru Albares.

Albares juga mendesak Uni Eropa untuk meningkatkan bantuannya ke Lebanon guna membantu membangun kembali negara tersebut serta memperkuat angkatan bersenjata. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya