Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pam Bondi Janji Tidak Politisasi Departemen Kehakiman AS dalam Sidang Konfirmasi Jaksa Agung

Thalatie K Yani
16/1/2025 08:00
Pam Bondi Janji Tidak Politisasi Departemen Kehakiman AS dalam Sidang Konfirmasi Jaksa Agung
Calon Jaksa Agung AS, Pam Bondi, menegaskan dalam sidang konfirmasi ia tidak akan menggunakan Departemen Kehakiman AS untuk menargetkan individu berdasarkan politik mereka.(BBC)

CALON Jaksa Agung Donald Trump, Pam Bondi, mengatakan tidak akan menggunakan Departemen Kehakiman AS untuk menargetkan orang berdasarkan politik, selama sidang konfirmasi, Rabu (15/1).

"Tidak akan pernah ada daftar musuh di dalam Departemen Kehakiman," ujarnya kepada para senator saat ia terus ditekan mengenai loyalitasnya kepada Trump. "Saya tidak akan mempolitisasi kantor tersebut."

Namun, Bondi, yang akan menjadi pejabat penegak hukum teratas di negara itu jika disetujui suara Senat, tidak secara langsung menolak kemungkinan untuk meluncurkan penyelidikan terhadap mereka yang berseteru dengan presiden terpilih.

"Akan sangat tidak bertanggung jawab bagi saya untuk membuat komitmen terkait hal apapun," katanya ketika ditanya apakah ia akan menyelidiki Jack Smith, yang memimpin dua kasus kriminal terhadap Trump.

Trump secara berulang kali mengancam akan menyelidiki dan mungkin menuntut musuh politiknya selama kampanye pemilu.

Bondi, yang kemungkinan akan disetujui sebagai jaksa agung AS ke-87 mengingat mayoritas Republik di Senat, menekankan sepanjang sidang bahwa ia akan tetap independen.

Namun, ia sependapat dengan pandangan Trump bahwa tuntutan federal terhadapnya adalah penganiayaan politik, dengan mengatakan departemen tersebut "telah dipersenjatai selama bertahun-tahun."

Senator Iowa, Chuck Grassley, seorang Republikan, mengatakan departemen tersebut telah "terinfeksi dengan pengambilan keputusan politik". Ia mengatakan departemen tersebut telah "dipersenjatai" di bawah pemerintahan Biden, terutama terhadap Trump.

Deskripsi ini diulang oleh anggota-anggota Republik lainnya di Komite Yudisial Senat dan Bondi setuju dengan penilaian mereka.

Pertanyaan dari senator Demokrat, sementara itu, berfokus pada apakah Bondi akan menolak presiden terpilih.

"Kekhawatirannya adalah bahwa pemanfaatan Departemen Kehakiman mungkin terjadi di bawah masa jabatan Anda," kata Sheldon Whitehouse dari Partai Demokrat kepada Bondi. "Kami ingin memastikan itu tidak terjadi, bahwa Anda tetap independen."

Mereka juga mengarahkan sebagian pertanyaan mereka kepada calon Direktur FBI, Kash Patel, yang, jika disetujui, akan melapor kepada Bondi.

Calon Direktur FBI tersebut telah mengatakan bahwa ia memiliki "daftar musuh" orang-orang yang akan dikejar jika disetujui. Beberapa senator menanyakan Bondi mengenai pernyataan tersebut, tetapi ia mengatakan bahwa ia belum mendengarnya dan bahwa departemen kehakiman tidak akan memiliki daftar seperti itu.

Bondi juga memberitahu komite bahwa ia akan mempertimbangkan potensi grasi bagi para pemberontak Capitol "secara kasus per kasus" tetapi menambahkan bahwa ia mengutuk "setiap kekerasan terhadap petugas penegak hukum di negara ini."

Jaksa Agung bertugas sebagai kepala Departemen Kehakiman, yang menegakkan undang-undang federal. Jika disetujui untuk posisi tersebut, Bondi akan memberikan nasihat dan opini hukum kepada presiden dan kepala departemen eksekutif.

Pemungutan suara konfirmasinya belum dijadwalkan, tetapi diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Pada hari Rabu, para senator juga menginterogasi Marco Rubio yang diperkirakan akan disetujui sebagai Menteri Luar Negeri Trump.

Ia memperingatkan bahwa Washington harus mengubah arah untuk menghindari ketergantungan lebih lanjut pada China dan berjanji untuk merombak kebijakan luar negeri AS dengan fokus pada kepentingan Amerika. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya