Israel Halangi Penyelidikan PBB tentang Tuduhan Penyerangan Seksual oleh Hamas

Wisnu Arto Subari
13/1/2025 07:33
Israel Halangi Penyelidikan PBB tentang Tuduhan Penyerangan Seksual oleh Hamas
Tentara Israel.(Al Jazeera)

ISRAEL memblokir penyelidikan PBB yang menyelidiki tuduhan penyerangan seksual yang diduga dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober jika penyelidikan itu mengarah pada penyelidikan atas pelecehan terhadap warga Palestina di tahanan Israel.

Menurut Haaretz, penyelidikan itu diblokir karena ada kekhawatiran bahwa penyelidikan itu akan memerlukan akses untuk menyelidiki serangan seksual Israel terhadap warga Palestina.

Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Kekerasan Seksual dalam Konflik, Pramila Patten, menetapkan bahwa ia akan menyelidiki dugaan kejahatan Hamas jika ia juga diberi akses ke fasilitas penahanan Israel, tempat laporan pelecehan terhadap tahanan Palestina muncul.

Hal ini menyusul beberapa laporan dari kelompok hak asasi manusia dan PBB yang merinci kesaksian mengerikan tentang pelecehan, kelaparan, serangan seksual, dan kondisi mengerikan yang dihadapi warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Patten sebelumnya mendesak Israel untuk menandatangani perjanjian dengan kantornya untuk mengambil tindakan terhadap kekerasan seksual, di tengah genosida Israel yang sedang berlangsung di daerah kantong yang terkepung itu.

Jika penyelidikan Patten diizinkan oleh Israel dan menemukan bukti Hamas melakukan kejahatan seksual, hal itu dapat mengakibatkan kelompok Palestina tersebut ditambahkan ke daftar hitam PBB yang berisi entitas yang diduga melakukan kekerasan seksual di zona konflik.

Patten juga mengatakan bahwa banyak kelompok bersenjata yang terlibat dalam serangan 7 Oktober. Untuk mengaitkan kekerasan seksual dengan kelompok tertentu, diperlukan akses dan waktu yang lebih besar untuk melakukan penyelidikan.

Ia menulis surat kepada pemerintah Israel yang merekomendasikan agar badan-badan PBB diberi akses agar dapat melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia dan aktivis Israel telah mengkritik kurangnya kerja sama Israel dengan PBB.

Awal minggu ini, otoritas Israel mengakui bahwa tidak ada tuduhan pemerkosaan atau penyerangan seksual yang diajukan dari serangan 7 Oktober, meskipun penyelidikan telah dilakukan.

Berbicara kepada situs berita Israel Ynet, mantan jaksa penuntut utama Israel untuk Kantor Kejaksaan Distrik Selatan mengatakan tidak ada bukti kekerasan seksual yang ditemukan.

Kesaksian tentang pelecehan terhadap tahanan Palestina

Suatu acara PBB pada Oktober 2024 menyaksikan para penyintas Palestina memberikan kesaksian mereka tentang pelecehan seksual di penjara-penjara Israel.

Pusat penahanan Sde Teiman yang terkenal di Israel telah berulang kali disorot oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia Israel dan Palestina karena meluasnya penggunaan penyiksaan dan kondisi yang mengkhawatirkan yang dialami warga Palestina.

Pada Agustus, sebuah video yang bocor dibagikan di pers Israel dari Sde Teiman yang konon memperlihatkan tentara Israel melakukan kekerasan seksual terhadap seorang pria Palestina. Setelah beberapa tentara ditangkap atas insiden tersebut, tokoh politik dan agama Israel berusaha membela penggunaan kekerasan seksual terhadap warga Palestina.

Investigasi oleh media AS, CNN, menemukan bahwa para pria ditempatkan dalam posisi stres, diamputasi anggota tubuhnya, dan dipaksa memakai popok.

Baik otoritas Palestina maupun aktivis hak asasi manusia telah berbulan-bulan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk campur tangan atas laporan mengenai warga Palestina yang dianiaya di penjara-penjara Israel. (New Arab/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya