Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Israel Rekrut Tentara Ultra-Ortodoks Setelah Penghapusan Pembebasan Wajib Militer

Thalatie K Yani
06/1/2025 10:44
Israel Rekrut Tentara Ultra-Ortodoks Setelah Penghapusan Pembebasan Wajib Militer
Militer Israel mulai merekrut puluhan tentara dari komunitas ultra-Ortodoks setelah Mahkamah Agung menghapus pembebasan wajib militer yang telah berlaku selama puluhan tahun.(IDF)

MILITER Israel merekrut sekitar 50 tentara pertama ke dalam brigade baru, yang dikhususkan komunitas ultra-Ortodoks setelah keputusan kontroversial untuk mengakhiri pembebasan wajib militer, yang telah berlangsung selama puluhan tahun.  

Sekitar 100 rekrutan tambahan dari komunitas ultra-Ortodoks akan bergabung sebagai bagian dari dinas cadangan, menurut pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Minggu.  

“Dua kompi yang direkrut hari ini menandai langkah awal dalam membentuk brigade ultra-Ortodoks, sebuah tonggak penting dalam memperluas partisipasi komunitas ini di IDF, terutama mengingat kebutuhan operasional yang muncul akibat perang,” kata IDF dalam pernyataan resminya.  

Langkah ini diambil setelah lebih dari satu tahun perang melawan Hamas, Hezbollah, dan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah, yang membebani kekuatan militer Israel.  

Pada Juni, Mahkamah Agung Israel memutuskan komunitas ultra-Ortodoks tidak dapat lagi dikecualikan dari wajib militer seperti yang telah mereka nikmati sejak berdirinya Israel.  

Namun, kebijakan ini mendapat tentangan kuat dari komunitas ultra-Ortodoks, yang merupakan basis dukungan utama bagi koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ribuan orang dari komunitas ini telah memprotes kebijakan wajib militer dan beberapa bahkan menolak perintah tersebut.  

Pada November, militer Israel mengeluarkan 1.126 surat perintah penangkapan bagi mereka yang tidak menanggapi panggilan wajib militer.  

Sebagian besar komunitas ultra-Ortodoks tidak mengikuti wajib militer, karena banyak pria Haredi menghabiskan sebagian besar masa muda mereka untuk belajar di sekolah agama (yeshiva). Mereka menganggap kegiatan ini sebagai bagian penting dalam menjaga tradisi Yahudi dan sama pentingnya bagi pertahanan Israel seperti halnya militer.  

Namun, banyak warga Israel lainnya percaya bahwa seluruh warga Yahudi, terutama di masa perang, harus menjalani dinas militer.  

Militer Israel menyatakan bahwa pihaknya akan terus merekrut lebih banyak anggota selama bulan ini untuk bergabung dengan mereka yang telah memulai pelatihan dasar.  

“Sebagai persiapan pembentukan brigade ini, kami telah menjalankan proses persiapan yang mencakup identifikasi dan pelatihan personel, penyesuaian kebijakan, renovasi pangkalan pelatihan, dan penyesuaian fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup komunitas ultra-Ortodoks,” kata IDF. (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya