Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan ribuan alat komunikasi di Libanon yang diduga didalangi Israel baru-baru ini. Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia Kemenlu RI Judha Nugraha pada Jumat (20/9) malam memastikan hal tersebut setelah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) Beirut yang terus memantau kondisi dan keselamatan WNI di tengah rentannya kondisi keamanan Libanon.
"KBRI Beirut telah menjalin komunikasi dengan para WNI di Libanon. Sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi korban," kata Direktur Kemenlu dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta.
Berdasarkan data KBRI Beirut, saat ini terdapat 152 WNI yang masih menetap di Libanon. Sejak penetapan status Siaga 1, KBRI telah memfasilitasi pemulangan 25 WNI dalam tiga tahap gelombang.
Baca juga : Sekjen Hizbullah Bersumpah Israel akan Menjadi Neraka
KBRI setempat juga telah menetapkan kondisi Siaga 1 menandakan kondisi sangat rentan untuk seluruh wilayah Libanon sejak 4 Agustus 2024. Status Siaga 1 sebelumnya hanya berlaku di kawasan Libanon selatan sejak 10 Oktober 2023, usai agresi Israel ke Jalur Gaza.
Namun, sebagian besar WNI di Libanon yang mayoritas merupakan mahasiswa atau menikah dengan warga setempat, masih memilih bertahan di negara tersebut. Ia mengatakan, KBRI Beirut akan terus menjaga komunikasi intensif dengan para WNI tersebut.
"KBRI Beirut terus mengimbau WNI supaya dapat mengikuti proses evakuasi yang telah dipersiapkan," ucap Judha. WNI di Libanon dapat menghubungi KBRI Beirut melalui saluran telepon +961-70-817-310.
Seusai ribuan unit penyeranta (pager) di berbagai wilayah Libanon tiba-tiba meledak pada Selasa (17/9), ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) dilaporkan kembali terjadi pada Rabu (18/9). Kementerian Kesehatan Libanon menyatakan setidaknya 32 orang tewas dan 4.250 lain luka-luka, 30 di antaranya dalam kondisi kritis, dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi itu. Pemerintah Libanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel. (Ant/Z-2)
ISRAEL melancarkan serangkaian serangan udara di Nabatieh di Libanon selatan pada Kamis malam (3/7).
PEMERINTAH Israel menyatakan kesediaannya untuk menjajaki perdamaian dengan Suriah.
Houthi mengumumkan telah meluncurkan rudal balistik Zulfiqar yang menargetkan sebuah lokasi "sensitif" di Israel selatan. Serangan itu diklaim telah berhasil mengenai sasarannya.
SEKRETARIS Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menyatakan pada Sabtu (28/6) bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama Israel terus melakukan serangan di Libanon selatan.
KETUA DPP PDI Perjuangan Said Abdullah meminta pemerintah Indonesia mendesak Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjatuhkan sanksi kepada Israel.
TENTARA Israel menghadapi tantangan logistik dan mekanis yang semakin besar di tengah perang berkepanjangan di Jalur Gaza, Palestina.
KEDUTAAN Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Thailand, mengimbau WNI menghubungi hotline Konsuler KBRI Bangkok jika ada yang terdampak konflik Thailand-Kamboja.
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas menegaskan bahwa mantan prajurit Marinir TNI AL, Satria Arta Kumbara, telah kehilangan status sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) secara otomatis.
Pemerintah untuk berhati-hati dalam memutuskan permohonan kewarganegaraan kembali dari Satria Kumbara, eks Marinir TNI AL yang menjadi tentara relawan Rusia.
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menanggapi kabar yang menyebut Amerika Serikat (AS) bisa mengelola data pribadi warga negara Indonesia (WNI).
MANTAN anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Satria Arta Kumbara, kembali menjadi sorotan setelah menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia.
Usai amnesti terhadap AP diberikan, WNI tersebut dideportasi ke luar Myanmar pada 19 Juli 2025 melalui Thailand sebelum tiba di tanah air.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved