Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

PBB: Israel Hanya Izinkan Warga Tempati 15% Wilayah di Gaza

Cahya Mulyana
17/9/2024 14:23
PBB: Israel Hanya Izinkan Warga Tempati 15% Wilayah di Gaza
Hanya 37 atau 39% misi kemanusiaan PBB yang difasilitasi Israel.(Anadolu)

PBB menyoroti dampak perintah evakuasi massal yang sedang berlangsung di Jalur Gaza oleh tentara Israel. Perintah tersebut sekarang mencakup lebih dari 85% wilayah Gaza.

"Hingga 16 September, lebih dari 55 perintah evakuasi masih berlaku, meliputi lebih dari 85% wilayah Gaza. Perintah evakuasi terbaru dikeluarkan di Gaza utara pada Sabtu (15/9)," kata Juru Bicara Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers, mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dilansir Anadolu, Selasa (17/9).

Dujarric mengatakan bahwa pengungsian yang berulang juga memisahkan keluarga dan menambahkan bahwa hal ini juga mengikis sistem perlindungan sosial, khususnya bagi perempuan dan anak-anak.

Baca juga : Pekerja Misi Kemanusiaan PBB Sempat Ditawan Israel

Dengan perintah evakuasi yang dikeluarkan Israel yang menghambat pengiriman bantuan ke seluruh Gaza, Dujarric mengatakan antara 1 dan 15 September dari 94 misi kemanusiaan yang direncanakan yang dikoordinasikan dengan otoritas Israel untuk Gaza utara, hanya 37 atau 39% yang difasilitasi.

"Di Gaza selatan, hanya sekitar 50% dari 243 gerakan kemanusiaan terkoordinasi yang difasilitasi," katanya, seraya menambahkan bahwa OCHA tidak dapat mengakses Gaza utara selama 28 hari.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa konvoi bantuan ditembaki atau mengalami kondisi yang membahayakan nyawa, dihentikan dan ditunda selama berjam-jam di zona pertempuran.

Baca juga : Israel Tolak Terus Permintaan Pasokan Bahan Bakar ke RS Gaza

Kebutuhan akan perlindungan

Ketika ditanya apakah PBB menganggap perintah evakuasi Israel yang sedang berlangsung sebagai pemindahan paksa, dia mengatakan pihaknya melihatnya sebagai tindakan yang memberi orang sedikit pilihan agar mereka tetap hidup dan bertahan hidup.

"Orang-orang perlu dilindungi, baik mereka pindah atau tetap tinggal di sana," katanya, seraya menambahkan bahwa "perlu ada bantuan kemanusiaan" yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

Baca juga : Warga Gaza tidak Mengungsi karena Zona Kemanusiaan Padat

"Apa yang kita lihat adalah tidak ada tempat yang aman di Gaza," katanya.

Menanggapi pertanyaan Anadolu tentang dokumen Kementerian Kesehatan di Gaza yang baru-baru ini diterbitkan yang merinci setiap warga Palestina yang terbunuh sejak 7 Oktober, Dujarric mengatakan perempuan dan anak-anak telah menanggung beban terbesarnya.

Ia mengulangi seruan untuk gencatan senjata segera di Gaza. Dokumen yang diterbitkan baru-baru ini menyertakan nama, usia, jenis kelamin, dan identitas warga Palestina yang terbunuh antara 7 Oktober dan 31 Agustus, menyoroti bahwa 60% korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua, dengan 14 halaman pertama mencantumkan mereka yang berusia di bawah satu tahun.

Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel tetap melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu. Lebih dari 41.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dan lebih dari 95.400 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang terus berlanjut dan mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Mahkamah Internasional. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya