Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Korban Tewas akibat Banjir Myanmar Bertambah 226 Orang

Ferdian Ananda Majni
17/9/2024 13:52
Korban Tewas akibat Banjir Myanmar Bertambah 226 Orang
Ilustrasi.(Freepik)

JUMLAH korban tewas akibat banjir besar di Myanmar meningkat menjadi 226 orang. Bencana banjir setelah Topan Yagi ini juga mengakibatkan sebanyak 630.000 orang mengungsi dan membutuhkan bantuan.

Berdasarkan data resmi pemerintah setempat, Topan Yagi melanda Vietnam utara, Laos, Thailand, dan Myanmar lebih dari seminggu lalu dengan angin kencang dan hujan lebat. Itu memicu banjir dan tanah longsor yang telah menewaskan lebih dari 500 orang di kawasan tersebut.

"Terkonfirmasi 226 korban jiwa pada Senin malam (16/9) dengan 77 orang masih hilang, dua kali lipat dari jumlah korban sebelumnya yaitu 113 orang," lapor TV pemerintah Myanmar yang dikuasai junta.

Baca juga : Korban Tewas Akibat Badai dan Banjir di Myanmar Bertambah jadi 74 Orang

Lembaga penyiaran tersebut juga mengatakan bahwa hampir 260.000 hectare sawah dan tanaman lain hancur akibat banjir. Badan tanggap bencana Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan sekitar 631.000 orang terkena dampak banjir di seluruh Myanmar.

Makanan, air minum, tempat berlindung, dan pakaian sangat dibutuhkan. UNOCHA memperingatkan bahwa terputusnya jalur komunikasi, penutupan jalan, dan kerusakan jembatan sangat menghambat upaya penyaluran bantuan.

Komunikasi yang buruk, terutama dengan daerah-daerah terpencil, juga menyebabkan lambatnya penyampaian informasi mengenai korban jiwa. Program Pangan Dunia (WFP) PBB pada Senin (16/9) mengatakan banjir tersebut ialah yang terburuk dalam sejarah Myanmar, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga : Jumlah Korban Tewas Topan Yagi Jadi 262 Orang

Banjir besar melanda negara ini pada 2011 dan 2015. Lebih dari 100 kematian dilaporkan pada kedua kejadian tersebut. Sementara pada 2008 Topan Nargis menyebabkan lebih dari 138.000 orang tewas atau hilang.

Bantuan asing

Pemerintah Junta Militer mengeluarkan permohonan bantuan luar negeri pada akhir pekan. Negara tetangganya, India, satu-satunya yang merespons sejauh ini dengan mengirimkan 10 ton bahan baku, termasuk ransum kering, pakaian, dan obat-obatan.

UNOCHA mengatakan lebih banyak sumber daya sangat dibutuhkan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, militer Myanmar telah memblokade atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri, termasuk setelah Topan Mocha yang dahsyat tahun lalu. Ketika itu militer Myanmar menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang berusaha menjangkau sekitar satu juta orang.

Baca juga : Myanmar Minta Bantuan Asing Tangani Banjir

Bahkan sebelum banjir terbaru terjadi, masyarakat di Myanmar sudah menderita akibat perang selama tiga tahun antara junta dan kelompok bersenjata serta memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka. Topan Yagi telah menyebabkan 10 kematian di Thailand dan satu di Laos.

Di Vietnam, jumlah korban tewas mencapai 292 orang dengan 38 orang hilang, lebih dari 230.000 rumah rusak dan 280.000 hectare tanaman hancur, menurut laporan pihak berwenang. Yagi menjadi topan terkuat yang melanda bagian utara negara itu dalam beberapa dekade, melewati delta Sungai Merah yang padat penduduk, merusak pabrik dan infrastruktur, serta menggenangi lahan pertanian.

Media pemerintah melaporkan bahwa topan tersebut menyebabkan kerugian ekonomi sekitar 40 triliun dong (US$1,6 miliar), berdasarkan hitungan kerugian awal pemerintah. (CNA/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya