Myanmar Minta Bantuan Asing Tangani Banjir

Ferdian Ananda
14/9/2024 16:17
Myanmar Minta Bantuan Asing Tangani Banjir
Banjir Myanmar.(Aljazeera)

PANGLIMA militer Myanmar telah mengajukan permintaan bantuan asing untuk mengatasi bencana banjir yang telah menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi.

Media pemerintah melaporkan banjir dan tanah longsor akibat hujan deras yang dibawa oleh Topan Yagi telah menewaskan sedikitnya 33 orang dan lebih dari 235.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

“Pejabat pemerintah perlu menghubungi negara asing untuk menerima penyelamatan dan bantuan yang akan diberikan kepada para korban,” kata panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dilaporkan surat k Global New Light of Myanmar pada Sabtu (14/9).

Baca juga : Hujan Lebat di Bandung Sebabkan Banjir dan Tumbangkan Poh

“Langkah-langkah penyelamatan, bantuan dan rehabilitasi perlu dilakukan secepat mungkin,” katanya saat mengawasi upaya penyelamatan dan distribusi bantuan.

Militer Myanmar sebelumnya telah memblokir atau menggagalkan bantuan kemanusiaan dari luar negeri.

Publikasi berita independen Myanmar Now menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 66 orang akibat penyakit Yagi, yang telah menewaskan sedikitnya 300 orang di Vietnam, Thailand, Laos, dan Filipina. Ini salah satu badai paling mematikan yang melanda Asia tahun ini.

Baca juga : Dikepung Banjir, 80% Hewan di Kebun Binatang Nigeria Tewas

Beberapa bangunan di Myanmar terendam banjir dan penduduk, termasuk perempuan dan anak-anak menyelamatkan diri di atap rumah sebelum mereka dibawa ke perahu oleh petugas penyelamat.

Seorang juru bicara militer mengatakan komunikasi terputus dengan beberapa daerah di negara itu dan mereka sedang menyelidiki laporan bahwa puluhan orang terkubur tanah longsor di daerah pertambangan emas di wilayah tengah Mandalay.

"Setidaknya 3.600 orang telah diselamatkan,” kata pemerintah.

Baca juga : Banjir Rendam Puluhan Rumah Warga di RT 13 Lubang Buaya Jaktim

Di Taungoo, sekitar satu jam di selatan ibu kota, Naypyidaw, warga mendayung rakit darurat di atas air banjir yang mengelilingi pagoda Buddha.

Tim penyelamat mengendarai speedboat melintasi perairan, mengangkat kabel listrik yang kendur dan memotong dahan pohon yang panjang.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer pada Februari 2021 dan kekerasan telah melanda sebagian besar negara miskin tersebut.

Baca juga : Banjir Melanda Kota Binjai, Ratusan Rumah Warga Terendam

Pemberontakan bersenjata, yang terdiri dari kelompok perlawanan baru dan pasukan etnis minoritas, menantang militer yang bersenjata lengkap, di tengah krisis ekonomi yang melumpuhkan dan dapat diperburuk oleh bencana banjir.

Lebih dari tiga juta orang telah meninggalkan negara itu sejak Februari 2021.

Sekitar sepertiga dari 55 juta penduduk Myanmar memerlukan bantuan kemanusiaan namun banyak lembaga bantuan, seperti Komite Palang Merah Internasional, tidak dapat beroperasi di banyak wilayah karena risiko keamanan.

Tahun lalu, pemerintah militer menangguhkan izin perjalanan bagi kelompok bantuan yang mencoba menjangkau sekitar satu juta korban Topan Mocha yang melanda bagian barat negara tersebut. Pada saat itu PBB menyebut keputusan tersebut tidak dapat diduga. (aljazeera/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya