Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mahmoud Abbas: Ismail Haniyeh Dibunuh agar Israel Perpanjang Perang Gaza

Ferdian Ananda Majni
06/8/2024 15:59
Mahmoud Abbas: Ismail Haniyeh Dibunuh agar Israel Perpanjang Perang Gaza
Rekaman yang terverifikasi menunjukkan kuburan massal sedang dipersiapkan di Pemakaman Turki Khan Younis.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Palestina Mahmoud Abbas menuduh Israel membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh untuk memperpanjang perangnya di Gaza.

"Pembunuhan itu ialah tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya dalam politik Israel," kata Abbas dalam wawancara yang diterbitkan oleh kantor berita negara Rusia RIA pada Selasa (6/8).

"Tidak ada keraguan bahwa tujuan pembunuhan Haniyeh ialah memperpanjang perang dan memperluas cakupannya," katanya. "Ini akan berdampak negatif pada negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri agresi dan menarik pasukan Israel dari Gaza," tambahnya.

Baca juga : Ismail Haniyeh Dibunuh, AS Percaya Gencatan Senjata Gaza Terwujud

Abbas mengatakan dia akan membahas konflik tersebut dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Badan tersebut mengutip sumber diplomatik yang mengatakan bahwa Abbas akan berada di ibu kota Rusia mulai 12 hingga 14 Agustus.

"Tujuan utama kunjungan kami ialah mengadakan konsultasi dan bertukar pandangan mengenai peristiwa terkini di arena Palestina dan internasional, mengoordinasikan posisi dan memperkuat hubungan bilateral di semua bidang," kata Abbas mengutip RIA.

Ia juga diperkirakan berada di Turki mulai 14 hingga 15 Agustus.

Baca juga : Komentar Joe Biden tentang Pembunuhan Ismail Haniyeh

Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pekan lalu dalam serangan yang menimbulkan ancaman balas dendam terhadap Israel dan memicu kekhawatiran bahwa konflik di Gaza akan berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.

Haniyeh ialah wajah diplomasi internasional Hamas sejak perang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu dan telah mengambil bagian dalam upaya yang ditengahi secara internasional untuk mencapai gencatan senjata di Gaza.

Iran, yang mendukung Hamas dalam konfliknya dengan Israel di Gaza, menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut dan menjanjikan hukuman setimpal sebagai pembalasan. Para pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab.

Baca juga : Ismail Haniyeh Tewas, Pakistan: Israel Injak-Injak Hukum Internasional

Rusia, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan para pemimpin Arab, mengutuk pembunuhan Haniyeh dan meminta semua pihak untuk menahan diri dari destabilisasi lebih lanjut di Timur Tengah.

Mereka juga berulang kali memarahi negara-negara Barat karena mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka sesuai perbatasan pada 1967.

Pembicaraan Rusia-Iran

Pada Senin (5/8), Sergei Shoigu mengadakan pembicaraan di Teheran dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian  yang mengatakan bahwa dia bertekad memperluas hubungan dengan Rusia.

Baca juga : Gencatan Senjata Gaza Terancam akibat Kematian Ismail Haniyeh

"Rusia ialah salah satu negara yang mendukung bangsa Iran selama masa-masa sulit," kata Pezeshkian kepada Shoigu, sekretaris dewan keamanan Rusia, seperti yang dilaporkan media pemerintah Iran.

Sementara itu, Presiden Trump mengatakan bahwa kesamaan posisi antara Iran dan Rusia dalam mendorong dunia multipolar tentu akan mengarah pada keamanan dan perdamaian global yang lebih besar.

Di Washington, DC, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller merujuk pada pembicaraan Shoigu di Teheran mengatakan bahwa AS tidak berharap bahwa Rusia akan memainkan peran produktif dalam meredakan ketegangan di Timur Tengah.

Miller mengatakan Washington telah mengirimkan pesan melalui keterlibatan diplomatiknya yang mendorong negara-negara untuk memberi tahu Iran bahwa eskalasi di Timur Tengah bukanlah kepentingan Teheran. Tekanan diplomatik meningkat untuk mencegah eskalasi antara Iran dan Israel. (Aljazeera/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya