Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Puluhan Mayat Ditemukan Setelah Pasukan Isarel Mundur dari Gaza

Ferdian Ananda Majni
13/7/2024 12:45
Puluhan Mayat Ditemukan Setelah Pasukan Isarel Mundur dari Gaza
Ilustrasi - Sekitar 60 jenazah warga Palestina ditemukan setelah pasukan Israel mundur dari Gaza. (AFP)

PULUHAN jenazah warga Palestina telah dievakuasi dari lingkungan Tal al-Hawa setelah Israel menarik pasukannya di beberapa bagian Kota Gaza.

“Tim pertahanan sipil Gaza bergerak untuk menyelamatkan para korban. Mereka menemukan puluhan orang tewas. Kebanyakan dari mereka yang terbunuh adalah keluarga, perempuan, dan anak-anak. Beberapa mayat dimakan anjing,” kata juru bicara pertahanan sipil Gaza Mahmoud Basal, Jumat (12/7).

“Setidaknya 60 jenazah dihitung. Beberapa jenazah dikuburkan di tempat. Yang lainnya dibawa ke rumah sakit terdekat,” jelasnya.

Baca juga : PM Inggris Keir Starmer dan Biden Bahas Gencatan Senjata Gaza

Pasukan Israel memasuki lingkungan tersebut minggu ini setelah memerintahkan warga sipil untuk mengungsi, Senin lalu.

“Masih banyak jenazah yang tertimbun reruntuhan. Pasukan Israel ditempatkan di dekatnya dan upaya penyelamatan sering terhenti,” tambah Basal.

Penemuan ini terjadi setelah pasukan Israel menarik diri dari lingkungan Shujayea di Kota Gaza. Pada Kamis (11/7), Basal menyebut tim pertahanan sipil juga menemukan puluhan mayat dari sana, dan lingkungan tersebut menjadi tidak dapat dihuni.

Baca juga : Desak Gencatan Senjata, Polisi Israel Tangkap 12 Demonstran

“Kesaksian yang terdokumentasi, telah diambil pasukan Israel menembaki penduduk di lingkungan tersebut meskipun mereka berada di jalur evakuasi yang ditentukan," katanya.

Kota Gaza yang merupakan rumah bagi lebih dari seperempat penduduk Gaza sebelum perang, sebagian besar rata dengan tanah pada akhir 2023. Namun ratusan ribu warga Palestina telah kembali ke rumah mereka yang berada di reruntuhan sebelum Israel sekali lagi memerintahkan mereka untuk pergi.

Hamas, kelompok Palestina yang memerintah Gaza, menuduh pasukan Israel melakukan kekejaman dan menyerukan akuntabilitas internasional. Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu menuduh Israel melakukan pelanggaran keji di Kota Gaza.

Baca juga : AS Desak Gencatan Senjata di Gaza Lewat Resolusi PBB

“Kekejaman yang terungkap setelah penarikan pasukan pendudukan teroris dari Tal al-Hawa di barat daya Kota Gaza, setelah berhari-hari melakukan serangan dan pemboman intensif yang menargetkan semua aspek kehidupan, merupakan kejahatan perang berupa genosida dan pembersihan etnis,” kata Hamas.

Mereka meminta PBB dan komunitas internasional untuk mengambil langkah segera guna mengakhiri perang pemusnahan yang dilancarkan Israel terhadap warga Palestina.

Menghentikan perundingan gencatan senjata

Ketika pasukan Israel meningkatkan serangan di utara Gaza, mereka juga terus menargetkan daerah-daerah di selatan Gaza yang terkepung.

Baca juga : Piala Oscar Diwarnai Desakan Gencatan Senjata di Gaza

Di Khan Younis, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya empat pekerja bantuan dari organisasi kemanusiaan Inggris, Al-Khair Foundation.

"Mereka menjadi sasaran di titik distribusi di mana mereka bersiap untuk mendistribusikan bantuan di Khan Younis,” kata Hind Khoudary dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah.

“Yayasan Al-Khair telah bekerja di Jalur Gaza sejak hari pertama, mencoba memberikan bantuan makanan kepada masyarakat, dan banyak komoditas lainnya, dan kami kehilangan empat pekerja bantuan lainnya hari ini,” tambah Khoudary.

Ini bukan pertama kalinya pasukan Israel menargetkan pekerja bantuan. Pada April, tujuh orang yang bekerja dengan LSM World Central Kitchen (WCK) yang berbasis di Amerika Serikat tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.

Pada saat itu, militer Israel mengatakan serangan terhadap konvoi tim WCK adalah kesalahan besar dan berjanji untuk melindungi pekerja bantuan.

Mediator masih berusaha mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan membebaskan tawanan Israel dengan imbalan warga Palestina yang dipenjara Israel.

Pada Jumat (12/7), seorang pejabat senior Hamas menyalahkan Israel atas kegagalannya memanfaatkan momentum yang tercipta ketika kelompok tersebut membatalkan tuntutan utama dalam tawaran gencatan senjata yang dirancang AS seminggu yang lalu, untuk membuka jalan bagi kesepakatan.

“Israel belum memberikan sikap yang jelas mengenai usulan Hamas,” kata pejabat tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dan menuduh Israel mengulur-ulur waktu dan membuang-buang waktu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tetap berkomitmen terhadap kerangka gencatan senjata di Gaza dan menuduh Hamas membuat tuntutan yang bertentangan dengan hal tersebut, tanpa mengatakan apa tuntutan tersebut.

Dua sumber Mesir mengatakan perundingan telah mencapai kemajuan, tetapi pengaturan keamanan dan jaminan gencatan senjata masih diupayakan. (Aljazeera/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya