Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

AS Desak Gencatan Senjata di Gaza Lewat Resolusi PBB

Cahya Mulyana
21/3/2024 21:45
AS Desak Gencatan Senjata di Gaza Lewat Resolusi PBB
Warga Palestina mengangkut karung tepung yang didistribusikan oleh PBB di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza selatan(AFP)

AMERIKA Serikat (AS) telah mengajukan rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB). Isinya menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera Israel.

"Sebenarnya, kami sebenarnya memiliki sebuah resolusi yang kami ajukan saat ini ke DK PBB yang menyerukan gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera, dan kami sangat berharap negara-negara akan mendukungnya," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken kepada media Saudi Al Hadath pada Rabu malam saat berkunjung ke Arab Saudi, Kamis (21/3).

Ia mengatakan resolusi AS ini dapat mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat. Langkah itu diambil AS bersamaan dengan kunjungan Antony Blinken di Saudi untuk membahas akhir perang antara Israel dan Hamas.

Baca juga : Piala Oscar Diwarnai Desakan Gencatan Senjata di Gaza

AS, pendukung utama Israel, sebelumnya menggunakan hak vetonya di DK-PBB untuk menghalangi badan dunia tersebut menyerukan gencatan senjata segera di wilayah Palestina. Kali ini, kata Blinken, AS menginginkan perang itu dapat segera diakhiri.

“Tentu saja, kami mendukung Israel dan haknya untuk membela diri. Namun pada saat yang sama, sangat penting bagi warga sipil yang berada dalam bahaya dan sangat menderita agar kita fokus pada mereka, kita membuat mereka prioritasnya, melindungi warga sipil, memberi mereka bantuan kemanusiaan,” katanya.

Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan kemudian mengadakan pembicaraan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Rabu (20/3). Kunjungan berikutnya akan dilakukan Blinken dengan menemui pemerintah Qatar, Mesir dan berakhir di Israel.

Baca juga : AS Ingin Gencatan Senjata Sementara di Gaza, Hamas Ogah

Kunjungan ini merupakan yang keenam ke Timur Tengah sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober. Sejak memblokir rancangan resolusi Aljazair yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza pada akhir Februari, para pejabat AS telah merundingkan teks alternatifnya.

AS berfokus pada dukungan bagi upaya diplomatik untuk gencatan senjata enam minggu dengan imbalan pembebasan sandera. Menurut sumber-sumber diplomatik, teks ini mempunyai peluang kecil untuk mendapatkan persetujuan para anggota DK PBB.

Rancangan amandemen tersebut, yang dilihat oleh AFP, menekankan perlunya gencatan senjata yang segera dan tahan lama untuk melindungi warga sipil di semua pihak. Kemudian memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang penting, dan mengurangi penderitaan warga Gaza yang dibarengi pembebasan sandera yang masih ditahan Hamas.

Baca juga : DK PBB Gagal Hentikan Genosida di Gaza

Belum ada pemungutan suara yang dijadwalkan untuk teks ini. Tur Blinken berjalan paralel dengan perundingan di Qatar dengan para mediator bertemu untuk hari ketiga pada Rabu (20/3).

Proposal gencatan senjata yang sedang dibahas di Qatar akan menghentikan sementara pertempuran. Syaratnya sandera ditukar dengan tahanan Palestina dan pengiriman bantuan ditingkatkan.

"Saya pikir kesenjangannya semakin menyempit, dan saya pikir kesepakatan sangat mungkin terjadi. Kami bekerja sangat keras dengan Qatar, Mesir, dan Israel untuk mengajukan proposal yang kuat. Hamas tidak akan menerimanya,” katanya.

Perang Gaza paling berdarah yang pernah terjadi terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang mengakibatkan sekitar 1.160 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Hamas juga menyandera sekitar 250 sandera, yang diyakini Israel 130 orang masih berada di Gaza, termasuk 33 orang yang diperkirakan tewas. Militer Israel telah melancarkan serangan balasan terhadap Hamas yang telah menewaskan hampir 32 ribu orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza. (AFP/Cah/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya