Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Israel Lanjutkan Serangan ke Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata

Ferdian Ananda Majni
06/7/2024 18:54
Israel Lanjutkan Serangan ke Gaza di Tengah Perundingan Gencatan Senjata
Suasana kota Khan Yunis yang hancur akibat perang(AFP)

DELEGASI Israel menuju Qatar setelah proposal baru Hamas menghasilkan peluang perjanjian gencatan senjata, meskipun pertempuran terus berkobar di Gaza.

Para perunding Israel, yang dipimpin oleh kepala spionase David Barnea, bertemu dengan mediator di Doha pada Jumat (5/7), menurut kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Perundingan tersebut akan dilanjutkan minggu depan," kata kantor tersebut, ketika tim perunding lain akan dikerahkan ke Qatar.

Kantor tersebut menambahkan masih ada kesenjangan antar partai dalam posisi mereka.

Baca juga : Gagasan Hamas Soal Gencatan Senjata Disambut Positif Israel

Perkembangan terakhir terjadi setelah Hamas mengatakan mereka telah menyampaikan gagasan baru kepada mediator Qatar, Mesir dan Turki tentang bagaimana mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan untuk menghentikan konflik yang telah berlangsung selama sembilan bulan.

Setidaknya 38.011 warga Palestina telah tewas dalam perang Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan pimpinan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan statistik Israel.

Meskipun rincian proposal terbaru Hamas belum jelas, seorang pejabat AS mengatakan bahwa proposal tersebut mengandung perubahan substansial dalam posisi kelompok tersebut sebelumnya.

Baca juga : Hamas Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Qatar, Mesir, Turki

Pejabat tersebut, dalam percakapan telepon dengan wartawan, menggambarkan pembaruan tersebut sebagai sebuah terobosan, sambil memperingatkan bahwa hambatan masih ada.

Pada Jumat (5/7), juru bicara Hamas Jihad Taha mengatakan usulan terbaru kelompok tersebut telah mendapat tanggapan positif dari para mediator. “Posisi resmi Israel belum menjadi jelas,” menurut kantor berita The Associated Press.

Baik Israel maupun Hamas berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mencapai kesepakatan, namun pembicaraan seputar rencana yang didukung PBB yang digariskan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei terhenti dalam beberapa pekan terakhir.

Baca juga : PM Kanada Trudeau Dukung Proposal Gencatan Senjata Gaza

Masalah utama yang dihadapi Hamas adalah apakah Israel akan melanjutkan pertempuran setelah puluhan tawanan Israel yang masih ditahan oleh kelompok tersebut dibebaskan.

Sementara itu, meskipun AS berulang kali mengklaim bahwa Israel mendukung rencana tersebut, Netanyahu berulang kali mengatakan perang tidak akan berakhir sampai Hamas dibasmi.

Dalam panggilan telepon dengan Biden pada Kamis (4/7), Netanyahu kembali mengatakan perang hanya akan berakhir jika Israel mencapai semua tujuannya.

Baca juga : Desakan Rakyat Israel untuk Turunkan Netanyahu Bisa Hentikan Serangan ke Palestina

Pertempuran berlanjut di Gaza

Terlepas dari kesibukan diplomatik terbaru, pertempuran terus berkecamuk di Gaza pada hari Jumat, dengan pasukan Israel memfokuskan serangan mereka di kota selatan Khan Younis dan Rafah serta Kota Gaza utara.

"Setidaknya 10 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Nasser menyusul serangan di dua kota di selatan tersebut,” kata pejabat rumah sakit kepada koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum.

Dia juga melaporkan serangan yang tak henti-hentinya di lingkungan Shujayea di Kota Gaza, sementara militer Israel telah menghancurkan seluruh blok di kawasan tersebut.

Di sisi lain, Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengklaim para pejuangnya telah membunuh 10 tentara Israel dalam penyergapan di Shujayea. Militer Israel tidak segera mengomentari klaim tersebut.

Ketegangan masih tinggi di sekitar perbatasan Lebanon-Israel, dimana meningkatnya pertempuran antara Hizbullah dan militer Israel terus memicu kekhawatiran atas eskalasi yang lebih luas. Kelompok Lebanon mengatakan mereka menargetkan beberapa posisi militer Israel di dekat perbatasan pada hari Jumat.

Hizbullah kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemimpin Hassan Nasrallah telah bertemu dengan delegasi Hamas untuk membahas perkembangan terkini dalam negosiasi dan perkembangan keamanan dan politik di Gaza dan wilayah tersebut.

Pertempuran di Gaza telah membuat sekitar 90% penduduk Gaza terpaksa mengungsi, memaksa banyak orang hidup dalam kondisi tidak sehat dan sedikit akses terhadap layanan kesehatan atau bantuan lainnya. "Hampir 500.000 orang menghadapi kelaparan bencana di wilayah kantong tersebut,” menurut PBB.

Pada Jumat (5/7), kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Komisaris Eropa untuk Manajemen Krisis Janez Lenarcic memperingatkan bahwa perintah tentara Israel minggu ini agar lebih dari 250.000 warga Palestina untuk mengungsi dari timur Khan Younis hanya akan semakin memperburuk bencana kemanusiaan.

“Keputusan evakuasi ini pasti akan memperburuk kepadatan, dan menyebabkan kekurangan pasokan yang parah di rumah sakit yang tersisa, pada saat akses terhadap perawatan medis darurat sangat penting,” tulis keduanya dalam pernyataan bersama.

Mereka menambahkan bahwa evakuasi paksa menciptakan sebuah krisis kemanusiaan di dalam krisis.

“Gencatan senjata menjadi lebih penting saat ini, dan akan memungkinkan adanya gelombang bantuan kemanusiaan ke Gaza serta pembebasan semua sandera,” pungkas mereka. (Aljazeera/Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya