Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
Sebuah mobil menabrak kerumunan orang dan menewaskan sedikitnya sembilan orang di ibu kota Korea Selatan, Seoul. Kecelakaan lalu lintas itu terjadi pada Senin (1/7), sekitar pukul 21.30 waktu setempat. Di antara para korban di insiden tersebut, dipastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI).
“Berdasarkan koordinasi yang dilakukan KBRI Seoul dengan pihak-pihak terkait, tidak ada korban WNI dalam insiden tersebut,” kata Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha saat ditanya Media Indonesia, Selasa (2/7).
Seperti dilansir kantor berita Yonhap, Selasa (2/7), seorang pria yang diyakini berusia 60-an tahun menabrakkan kendaraannya ke pejalan kaki yang menunggu di halte lalu lintas. Setidaknya empat orang lagi telah dibawa ke rumah sakit.
Baca juga : 9 Tewas dan 4 Terluka Setelah Sedan Tabrak Pejalan Kaki
Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut, namun memperingatkan bahwa jumlah korban mungkin meningkat.
“Mobil tersebut melaju ke arah yang salah dan menabrak dua kendaraan lain sebelum bersentuhan dengan pejalan kaki,” lapor media lokal, dikutip BBC, Selasa (2/7).
Polisi mengatakan, kecelakaan itu terjadi di persimpangan dekat balai kota Seoul. Pengemudi yang dimaksud, yang ditangkap di tempat kejadian, dilaporkan mengatakan kepada polisi bahwa mobilnya tiba-tiba melaju kencang.
Baca juga : KBRI Seoul Upayakan Pengajuan Bebas Visa Kunjungan ke Korea Selatan bagi WN
Enam orang tewas di lokasi kejadian, sementara tiga orang lainnya tewas kemudian karena luka-luka. Yonhap melaporkan pria yang ditangkap berusia 68 tahun.
Batas kecepatan di negara ini adalah 50 km/jam di jalan umum perkotaan, dan 30 km/jam di kawasan pemukiman, menurut laporan terbaru Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) di negara tersebut. keamanan Jalan.
Pada 2022, pejalan kaki di Korea Selatan menyumbang 35% dari seluruh kematian di jalan. Itu jumlah yang tinggi dibandingkan dengan negara-negara OECD lainnya, menurut laporan badan tersebut.
Namun dalam laporan yang sama, OECD menyoroti bahwa kematian di jalan raya di negara tersebut telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. (Z-11)
Insiden ini terjadi hanya tiga hari setelah kecelakaan besar lain di India, ketika sebuah pesawat komersial milik Air India jatuh di Gujarat, menewaskan sedikitnya 270 orang.
Kecelakaan ini menambah panjang daftar insiden penerbangan di rute ziarah tersebut.
Kedua pria tersebut terpisah oleh hampir tiga dekade dan ribuan kilometer, namun dipersatukan oleh pengalaman traumatis yang serupa dan posisi tempat duduk yang identik.
Posisi pesawat yang agak terbalik saat tabrakan kemungkinan menyebabkan badan pesawat pecah di bagian dekat tempat duduk Ramesh, yang memberinya celah untuk meloloskan diri.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Phnom Penh telah memulangkan jenazah seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial MF dari Kamboja pada Rabu (18/6).
Pemerintah Indonesia menetapkan status Siaga I bagi wilayah Iran dan bersiap mengevakuasi WNI yang bersedia.
Ratusan WNI tersebut merupakan peserta program magang pendidikan yang berada di Kota Arafat, wilayah selatan Israel.
Ancaman serangan terhadap instalasi nuklir di Iran ini juga tentunya mengancam keselamatan penduduk sipil termasuk WNI.
Proses pemulangan difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan bahwa puluhan WNI yang tertahan di Israel, Yordania, dan Iran sudah kembali dengan aman dengan bantuan dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Amman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved