Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
IRAN mengecam keputusan dewan gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait resolusi baru yang diusulkan oleh tiga negara Eropa.
Dewan gubernur pengawas nuklir PBB yang beranggotakan 35 negara mengeluarkan resolusi pada hari Rabu (5/6) yang menyerukan Iran untuk meningkatkan kerja sama dengan pengawas tersebut dan menuntut akuntabilitas yang lebih besar.
“Keputusan negara-negara Barat tergesa-gesa dan tidak bijaksana, dan tidak diragukan lagi akan berdampak buruk pada proses keterlibatan diplomatik dan kerja sama yang konstruktif (antara Iran dan pihak-pihak yang berseberangan)," lapor TV pemerintah mengutip pernyataan misi Iran di PBB.
Baca juga : IAEA Memperingatkan KeKhawatiran atas Rencana Nuklir Iran
Dilansir Al Jazeera, mosi yang diajukan oleh Inggris, Prancis, dan Jerman di dewan IAEA adalah yang pertama sejak November 2022. Tetapi mosi itu ditentang oleh Tiongkok dan Rusia.
Hal ini terjadi di tengah kebuntuan mengenai peningkatan aktivitas nuklir Iran dan ketika negara-negara Barat khawatir Teheran mungkin berusaha mengembangkan senjata nuklir, sebuah klaim yang selalu dibantah oleh Iran.
Resolusi tersebut dihasilkan dengan 20 suara mendukung, termasuk Amerika Serikat, yang awalnya enggan karena takut memperburuk ketegangan di Timur Tengah, dengan 12 abstain dan satu negara tidak berpartisipasi.
Baca juga : AS dan Eropa Desak Iran Hentikan Proyek Nuklir
Meskipun pada tahap ini bersifat simbolis, mosi kecaman tersebut bertujuan untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Iran, dengan opsi untuk mengajukan masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
Teheran telah mengancam akan memberikan tanggapan yang serius dan efektif dan menyebut mosi kecaman tersebut tidak memiliki dasar hukum, teknis dan politik.
Sebelumnya, resolusi serupa telah mendorong Teheran untuk membalas dengan menghapus kamera pengintai dan peralatan lainnya dari fasilitas nuklirnya dan meningkatkan aktivitas pengayaan uraniumnya.
Baca juga : Eropa Peringatkan Pembicaraan Nuklir Iran Mendekati Ujung Jalan
IAEA mengatakan bahwa Teheran telah meningkatkan program nuklirnya secara signifikan dan kini memiliki cukup bahan untuk membuat beberapa bom atom.
Selama perdebatan di dewan gubernur IAEA yang dimulai pada hari Senin di Wina, negara-negara Eropa mengecam perluasan program nuklir Iran ke tingkat yang mengkhawatirkan, karena belum pernah terjadi sebelumnya bagi negara tanpa program senjata nuklir.
Menurut IAEA, Iran adalah satu-satunya negara non-nuklir yang memperkaya uranium hingga tingkat 60%. Sementara Iran terus mengumpulkan cadangan uranium dalam jumlah besar.
Baca juga : Iran Izinkan PBB Ganti Kamera Rusak di Kompleks Nuklir
"Resolusi tersebut mengirimkan pesan dukungan yang kuat dan diperbarui terhadap upaya IAEA untuk mengatasi masalah ini," kata Inggris, Prancis dan Jerman, yang dikenal sebagai E3 dalam sebuah pernyataan.
“Dewan tidak akan tinggal diam ketika Iran menantang fondasi sistem non-proliferasi dan melemahkan kredibilitas rezim perlindungan internasional,” ujar mereka.
“Kami berharap Iran mengambil kesempatan ini untuk menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan ini sehingga tidak diperlukan tindakan Dewan lebih lanjut,” tambahnya.
Iran secara bertahap melepaskan diri dari komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir yang dibuatnya dengan negara-negara besar pada tahun 2015.
Kesepakatan penting ini memberi Iran keringanan sanksi Barat sebagai imbalan atas pembatasan program atomnya, namun perjanjian itu gagal setelah penarikan sepihak AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump pada tahun 2018.
Dalam pernyataan bersama yang dikutip Rabu oleh kantor berita resmi Iran IRNA, Teheran, Moskow dan Beijing menyerukan negara-negara Barat untuk menunjukkan kemauan politik dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melanjutkan implementasi perjanjian tahun 2015.
Namun AS menolak pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa Iran menolak perjanjian tersebut jika memungkinkan dan melanjutkan kegiatan yang meniadakan peluang untuk mencapai perjanjian tersebut, dan sekarang membuat pernyataan tidak berdasar untuk mengaburkan sejarah. (Aljazeera/fer)
PEMERINTAH Kota (Pemko) Pekanbaru akan mengajukan perubahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Hal ini setelah kenaikan PBB menjadi sorotan publik.
Tito mengatakan 15 daerah sudah membuat aturan terkait kenaikan pajak tersebut pada 2022, 2023 dan 2024, sedangkan lima daerah lainnya baru menerapkan aturan tersebut pada 2025.
Kepala Bidang Penetapan dan Pengolahan Data Bapeda Purwakarta, Krisbanuk, mengatakan ada poin-poin penting yang menjadi dasar penjelasan Bapenda
Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon tengah mengkaji revisi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 terkait kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
GUBERNUR DKI Jakarta Pramono Anung meminta masyarakat Jakarta untuk tidak mengkhawatirkan kenaikan pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2).
BUPATI dan Wali Kota di Jawa Timur (Jatim) diminta melakukan evaluasi jika telah mengeluarkan kebijakan menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) agar tidak memunculkan gejolak di masyarakat.
SERANGAN mendadak Israel terhadap Iran selama 12 hari pada Juni lalu tak hanya mengejutkan dunia internasional tetapi juga membuka tabir kerentanan serius dalam sistem keamanan.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved