Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Israel Bombardir Presiden Iran Pezeshkian dalam Pertemuan

Ferdian Ananda Majni
08/7/2025 12:02
Israel Bombardir Presiden Iran Pezeshkian dalam Pertemuan
Masoud Pezeshkian.(Al Jazeera)

PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu, saat Teheran dan Washington dijadwalkan mengadakan perundingan nuklir baru. 

Serangan besar-besaran Israel ke wilayah Iran pada 13 Juni itu menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan nuklir dan dinilai sebagai salah satu operasi paling agresif yang pernah dilakukan.

"Ya, mereka memang mencoba. Mereka bertindak sesuai dengan itu, tetapi gagal," kata Pezeshkian dalam wawancara dengan tokoh media AS, Tucker Carlson.

Dia juga menegaskan bahwa bukan Amerika Serikat yang berada di balik serangan itu, melainkan Israel. 

"Saya sedang dalam suatu pertemuan. Mereka mencoba membombardir daerah tempat kami mengadakan pertemuan itu," jelasnya seperti dilansir RFI, Selasa (8/7).

Konflik berdarah selama 12 hari antara kedua negara mengakibatkan setidaknya 1.060 korban jiwa di pihak Iran, menurut data dari Yayasan Martir dan Urusan Veteran Iran. Sementara itu, serangan balasan Iran, berupa rudal dan drone, menyebabkan 28 orang tewas di Israel.

Dalam periode konflik tersebut, baik AS maupun Israel terlibat dalam penyerangan terhadap fasilitas nuklir utama Iran di Fordo, Isfahan dan Natanz. Gencatan senjata akhirnya tercapai pada 24 Juni.

Sementara itu, pada 16 Juni, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sempat menyinggung kemungkinan menargetkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan menyebut bahwa hal itu bisa mengakhiri konflik. 

Namun, laporan menyebut Presiden AS Donald Trump saat itu telah memveto rencana tersebut. Iran juga mengeklaim berhasil menggagalkan upaya Israel untuk membunuh Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi selama konflik berlangsung.

Dalam wawancaranya, Pezeshkian menuduh Netanyahu mengejar tujuan pribadi untuk menciptakan perang abadi di kawasan, serta memperingatkan agar AS tidak ikut campur dalam konflik yang menurutnya bukan kepentingan Amerika. 

"Pemerintah AS harus menahan diri untuk tidak terlibat dalam perang yang bukan perang Amerika, melainkan perang Netanyahu," ujarnya.

Meski konflik terus berlangsung, Pezeshkian menyatakan Iran terbuka untuk kembali ke meja perundingan nuklir, asalkan kepercayaan antara kedua pihak dapat dipulihkan. 

"Kami tidak melihat masalah dalam memulai kembali perundingan. Ada syaratnya. Bagaimana kami bisa percaya lagi pada Amerika Serikat?" ujarnya.

Dia menekankan perlunya jaminan bahwa proses diplomatik tidak akan diganggu oleh tindakan militer Israel. 

"Bagaimana kami dapat mengetahui dengan pasti bahwa di tengah-tengah perundingan, rezim Israel tidak akan diberi izin lagi untuk menyerang kami?" lanjutnya.

Pezeshkian juga menyampaikan bahwa Iran siap membuka diri terhadap investasi dari AS, asalkan sanksi ekonomi dicabut. 

"Tidak ada batasan dan tidak ada yang menghalangi investor AS untuk datang ke Iran dan melakukan investasi di Iran," ujarnya.

Terakhir, Pezeshkian memperingatkan bahwa AS hanya memiliki dua pilihan dalam menghadapi situasi ini yaitu membawa kawasan menuju perdamaian atau terjebak dalam konflik berkepanjangan. 

"Presiden AS cukup mampu membimbing kawasan ini menuju perdamaian dan masa depan yang lebih cerah serta menempatkan Israel pada tempatnya atau terjerumus ke dalam jurang atau rawa yang tak berujung," pungkasnya. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik