Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Usai Hadapi Israel, Iran Beli Sistem Rudal dari Tiongkok

Ferdian Ananda Majni
09/7/2025 07:45
Usai Hadapi Israel, Iran Beli Sistem Rudal dari Tiongkok
Warga Iran.(Al Jazeera)

IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari. Informasi ini diungkapkan sejumlah sumber kepada Middle East Eye (MEE).

Seorang pejabat Arab yang memiliki akses terhadap informasi intelijen menyebutkan bahwa pengiriman senjata tersebut terjadi setelah Iran dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata de-facto pada 24 Juni. Sumber lain menyatakan bahwa negara-negara Arab sekutu AS mengetahui langkah Teheran untuk memperkuat sistem pertahanannya dan Gedung Putih telah menerima informasi tentang hal ini.

Meskipun belum diketahui secara pasti jumlah sistem rudal yang dikirim, seorang pejabat menyatakan bahwa Iran membayar pengadaan tersebut dengan pengiriman minyak mentah. Hubungan dagang minyak antara Iran dan Tiongkok memang erat. Menurut Badan Informasi Energi AS, sekitar 90% ekspor minyak mentah dan kondensat Iran ditujukan ke Tiongkok.

Selama beberapa tahun terakhir, Tiongkok tetap membeli minyak Iran meskipun menghadapi sanksi dari AS. Minyak tersebut sering kali dikirim secara tidak langsung melalui negara pihak ketiga seperti Malaysia untuk menyamarkan asal muatannya. "Orang Iran terlibat dalam cara-cara perdagangan yang kreatif," kata seorang pejabat Arab kepada MEE.

Pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Donald Trump berlangsung pada Senin (7/7) untuk membahas isu Iran dan program nuklirnya. MEE telah mencoba menghubungi Gedung Putih untuk mengonfirmasi laporan ini, tetapi belum menerima tanggapan.

Pengiriman sistem rudal itu mencerminkan kedekatan hubungan militer antara Teheran dan Beijing. Langkah ini dinilai penting, terutama setelah beberapa pengamat menilai Tiongkok dan Rusia terlihat menjaga jarak saat Iran diserang Israel.

Israel berhasil menguasai wilayah udara Iran selama konflik dengan menghancurkan fasilitas peluncuran rudal balistik dan menewaskan beberapa perwira militer serta ilmuwan penting. Meski demikian, Iran tetap mampu meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel serta merusak beberapa lokasi strategis di Tel Aviv dan Haifa sebelum gencatan senjata berlaku.

Iran telah lama menggunakan sistem pertahanan udara dari berbagai sumber. Pada akhir 1980-an, negara itu menerima rudal jelajah HY-2 Silkworm dari Tiongkok melalui Korea Utara saat konflik dengan Irak. Rudal tersebut digunakan untuk menyerang target di Kuwait dan menghantam kapal tanker berbendera AS dalam perang tanker.

Pada 2010, Iran dilaporkan menerima sistem rudal HQ-9 dari Tiongkok. Selain itu, Iran diketahui mengoperasikan S-300 buatan Rusia serta beberapa sistem lokal seperti seri Khordad dan Bavar-373. Sistem-sistem ini memiliki kemampuan terbatas melawan jet tempur siluman F-35 milik Israel.

Tiongkok sebelumnya juga menjual sistem HQ-9 dan HQ-16 ke Pakistan. Mesir diyakini memiliki sistem HQ-9 serupa. 

Langkah terbaru Iran ini memperlihatkan upaya serius Teheran untuk memperkuat pertahanan udara dan menjalin kemitraan strategis yang lebih erat dengan Beijing. (Fer/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya