Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Menlu Mesir Tegaskan Tolak Pemindahan Massal Warga Palestina dari Gaza

Thalatie K Yani
19/8/2025 07:08
Menlu Mesir Tegaskan Tolak Pemindahan Massal Warga Palestina dari Gaza
Menlu Mesir Badr Abdelatty menolak ide pemindahan warga Gaza. Ia menegaskan pengusiran massal Palestina adalah garis merah.(Media Sosial X)

MENTERI Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menegaskan pengusiran massal warga Palestina dari Gaza adalah “garis merah” yang tidak akan pernah diterima Kairo. Ia menekankan, Mesir tidak akan membiarkan pihak mana pun membahayakan kedaulatan maupun keamanan nasionalnya.

Dalam wawancara dengan CNN di Al-Arish, dekat perbatasan Gaza, Abdelatty mengatakan Mesir terus berupaya melalui berbagai jalur diplomatik untuk meringankan penderitaan warga Palestina. Namun, ia menolak tegas ide pemindahan penduduk Gaza ke luar wilayah mereka.

“Kami tidak akan menerima, tidak akan ikut serta, dan tidak akan membiarkan hal itu terjadi,” ujarnya. Ia memperingatkan, pemindahan massal hanya akan menjadi “tiket sekali jalan” yang menghapus perjuangan Palestina.

Sejak perang meletus, Israel belum menjelaskan secara rinci visi masa depan Gaza. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berkali-kali mendorong opsi relokasi warga Gaza ke negara lain. Beberapa negara seperti Ethiopia, Libya, Somaliland, dan Indonesia disebut-sebut dalam pembicaraan, meski sebagian telah membantah.

Tekanan ke Mesir

Mesir, sebagai satu-satunya akses Gaza ke dunia luar, menghadapi tekanan publik untuk menyalurkan bantuan. Ribuan truk bantuan kini tertahan di perbatasan Rafah karena Israel belum memberi izin masuk. CNN melaporkan ada sekitar 5.000 truk menunggu, sebagian berisi makanan dan obat-obatan yang berisiko rusak akibat penundaan.

Abdelatty juga menyinggung masa depan perjanjian damai Mesir-Israel. Ia menegaskan Kairo tetap menghormati kesepakatan itu, tetapi memperingatkan bahwa upaya memindahkan warga Palestina bisa memicu risiko serius. “Kami tidak akan membiarkan siapa pun membahayakan keamanan nasional kami,” tegasnya.

Gencatan Senjata

Mengenai upaya gencatan senjata, Abdelatty mengungkapkan negosiasi masih berlangsung dengan mediasi Qatar, AS, dan Mesir. Ia menyebut sudah ada kesepahaman di sejumlah poin, termasuk pertukaran sandera, pembebasan tahanan Palestina, dan distribusi bantuan. Namun, tuntutan Israel agar Hamas segera melucuti senjata dinilai mustahil diwujudkan saat ini.

“Israel sudah membombardir selama hampir dua tahun dan belum bisa melumpuhkan Hamas. Bagaimana mungkin sekarang menuntut hal itu?” ujarnya.

Abdelatty menutup dengan penegasan: “Kesepakatan bisa dicapai jika ada kemauan politik.” (CNN/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya