Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Hamas Setuju Proposal Gencatan Senjata Baru, Israel Masih Belum Beri Tanggapan

Thalatie K Yani
19/8/2025 05:48
Hamas Setuju Proposal Gencatan Senjata Baru, Israel Masih Belum Beri Tanggapan
Ilustrasi(AFP)

HAMAS menyatakan setuju dengan proposal terbaru dari mediator regional mengenai gencatan senjata di Gaza sekaligus kesepakatan pembebasan sandera. Informasi ini disampaikan kepada BBC oleh sumber dalam kelompok bersenjata Palestina tersebut.

Proposal yang diajukan Mesir dan Qatar disebut berlandaskan kerangka yang sebelumnya disampaikan utusan Amerika Serikat, Steve Witkoff, pada Juni lalu. Rencana itu mencakup pembebasan sekitar separuh dari 50 sandera Israel yang masih ditahan Hamas, 20 di antaranya diyakini masih hidup, dalam dua tahap selama masa gencatan senjata 60 hari. Pada periode itu juga akan dilakukan negosiasi menuju penghentian permanen perang.

Meski begitu, sikap Israel masih belum jelas. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya menegaskan hanya akan menerima kesepakatan jika seluruh sandera dibebaskan sekaligus. Dalam pernyataan video terbarunya, Netanyahu tidak menyinggung langsung soal proposal tersebut, namun menyebut Hamas berada dalam tekanan besar.

Serangan ke Kota Gaza

Sementara itu, Kepala Staf Militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir menyebut perang yang sudah berlangsung 22 bulan ini berada di titik krusial, dengan fokus serangan semakin diarahkan ke Kota Gaza. Pada Senin (18/8), saksi mata melaporkan tank-tank Israel yang didukung serangan udara dan artileri bergerak maju ke wilayah Sabra di Gaza, mengepung sekolah dan klinik PBB yang menampung ratusan warga mengungsi.

Kabinet Israel dijadwalkan pekan ini membahas rencana pendudukan penuh Kota Gaza. Netanyahu sendiri sebelumnya telah mengumumkan niat memperluas ofensif hingga mencakup seluruh wilayah Gaza, termasuk area yang menjadi tempat perlindungan bagi sebagian besar dari 2,1 juta penduduknya.

Delegasi Hamas yang dipimpin Khalil al-Hayya saat ini berada di Kairo untuk membahas peluang kesepakatan dengan mediator. Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, menekankan pentingnya segera mencapai gencatan senjata demi meredakan krisis kemanusiaan yang disebutnya “di luar imajinasi”.

Demo Akhiri Perang

Di Israel, ratusan ribu orang turun ke jalan di Tel Aviv menuntut pemerintah segera membuat kesepakatan agar perang berakhir dan para sandera bisa dipulangkan. Namun Netanyahu menuding aksi itu justru memperkuat posisi Hamas dalam negosiasi.

Di sisi lain, warga Palestina di Gaza juga menyerukan segera dihentikannya perang. “Hamas dan tuntutannya tidak mewakili saya. Kami hanya ingin hidup damai dan aman untuk anak-anak kami,” ujar seorang perempuan kepada jurnalis lokal yang bekerja untuk BBC.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi lewat media sosial dengan mengatakan pembebasan sandera hanya bisa tercapai jika Hamas dihancurkan. Netanyahu pun menegaskan perang baru akan berakhir jika seluruh sandera dibebaskan, Hamas dilucuti senjata, dan Gaza ditempatkan di bawah kendali keamanan Israel.

Hamas sendiri menginginkan kesepakatan komprehensif: pembebasan sandera ditukar dengan tahanan Palestina di penjara Israel, penghentian perang, serta penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza. Kelompok itu juga menegaskan tidak akan melucuti senjata kecuali ada negara Palestina merdeka.

Perang di Gaza meletus setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 lainnya. Sejak itu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 62 ribu orang tewas. Sebagian besar warga Gaza telah terusir dari rumah mereka, lebih dari 90% hunian hancur atau rusak, sementara sistem kesehatan, air, dan sanitasi runtuh. PBB juga memperingatkan kondisi kelaparan ekstrem kini tengah berlangsung di wilayah tersebut. (BBC/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya