Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
AMERIKA Serikat (AS) telah menyusun resolusi gencatan senjata sementara di Jalur Gaza, Palestina. Rancangan itu sudah diusulkan ke Dewan Keamanan (DK) PBB yang diharapkan dapat menggagalkan invasi darat Israel di kota Rafah.
Rancangan tersebut meminta DK PBB untuk menggarisbawahi dukungan terhadap gencatan senjata sementara di Gaza sesegera mungkin. Termasuk mendorong pembebasan semua sandera Hamas dan mencabut semua hambatan yang dilakukan Israel terhadap penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza.
AS dalam resolusi itu juga memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan darat di Rafah.
Baca juga : DK PBB Gagal Hentikan Genosida di Gaza
“DK harus menggarisbawahi bahwa serangan darat besar-besaran seperti itu tidak boleh dilanjutkan, dalam situasi saat ini," ungkap rancangan resolusi tersebut.
Israel mengatakan pihaknya berencana untuk menyerbu Rafah, tempat lebih dari 1,4 juta dari 2,3 juta warga Palestina di Gaza mencari perlindungan. Rencana tersebut telah memicu kekhawatiran internasional bahwa tindakan tersebut akan membunuh sejumlah besar warga sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, yang berada di ambang kelaparan.
Aljazair, yang saat ini merupakan anggota DK Arab, telah mengajukan rancangan resolusi hampir serupa dengan inisiatif AS. Rancangan itu telah diajukan lebih dari dua minggu lalu.
Baca juga : Dukungan Gencatan Senjata di Gaza Meluap di Majelis Umum PBB
Rancangan resolusi ala Aljazair akan dibawa ke sidang untuk dilakukan pemungutan suara pada Selasa (20/2). Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield sebelumnya memberi isyarat bahwa hal itu akan diveto. Alasannya resolusi itu ala Aljazair itu dapat membahayakan negosiasi mengenai tawanan.
AS, Mesir, Israel dan Qatar telah mengadakan perundingan mengenai kemungkinan gencatan senjata Israel-Hamas dan pertukaran tawanan yang ditahan Hamas dengan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Editor diplomatik Al Jazeera James Bays mengatakan rancangan resolusi ala Washington menunjukkan perubahan signifikan dari yang diajukan pada awal invasi Israel di Gaza.
Baca juga : Tiongkok Kesal Resolusi PBB untuk Gaza Didukung 100 Negara Kandas karena Veto AS
“Untuk pertama kalinya, AS mengusulkan kata gencatan senjata. Hal ini penting karena Israel tidak menginginkan kata gencatan senjata dalam resolusi apa pun, dan kini ASlah yang mengusulkannya,” kata Bays.
Sejak 7 Oktober, Washington berupaya melindungi sekutunya Israel dari tindakan PBB dan telah dua kali memveto resolusi Dewan Keamanan. Namun mereka juga abstain sebanyak dua kali, sehingga memungkinkan dewan untuk mengadopsi resolusi yang bertujuan untuk meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan jeda kemanusiaan yang mendesak dan berkepanjangan dalam pertempuran.
“Rancangan resolusi AS sekarang memunculkan gagasan gencatan senjata tetapi tidak mengatakan harus ada gencatan senjata dalam waktu dekat. Jadi ini mungkin tidak dapat diterima oleh Rusia,” kata Bays.
Baca juga : Raja Yordania Desak Gencatan Senjata Gaza yang Berlangsung dalam Pembicaraan dengan Biden
Amerika dan Rusia merupakan anggota tetap DK yang mempunyai hak veto. Memperhatikan peringatan Washington kepada Israel mengenai peluncuran operasi di Rafah, Bays mengatakan hal itu
akan menyebabkan kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil dan juga menyebabkan pengungsian mereka, terutama ke negara-negara tetangga, yang pada gilirannya akan berdampak serius.
“Jadi jelas ada sesuatu yang berubah di Washington dalam 24 jam terakhir. Mereka memutuskan untuk lebih keras terhadap Israel,” kata Bays.
Baca juga : Netanyahu Tolak Gencatan Senjata 135 Hari di Gaza, Malah Perluas Agresi ke Rafah
Belum jelas kapan atau apakah rancangan resolusi AS akan dilakukan melalui pemungutan suara. Setidaknya 29.092 orang telah tewas dan 69.028 luka-luka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menurut pihak berwenang Palestina.
Setidaknya 1.139 orang tewas dalam serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel. (Aljazeera/Z-3)
Baca juga : Masuki Bulan Kelima, Hamas Pertimbangkan Gencatan Senjata
KAMBOJA meminta gencatan senjata tanpa syarat dan menyerukan penyelesaian damai atas sengketa perbatasan dengan Thailand.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan telah berbicara dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand untuk membahas gencatan senjata.
WAKIL Ketua Komisi 1 DPR RI Sukamta khawatir berharap eskalasi konflik Thailand dan Kamboja di wilayah sekitar kuil suci Preah Vihear mereda.
Kamboja mendesak gencatan senjata tanpa syarat dengan Thailand, setelah dua hari bentrok.
Krisis kemanusiaan Gaza semakin parah, lebih dari 100 organisasi kemanusiaan memperingatkan kelaparan massal.
Sebanyak 28 negara menyerukan akhir segera perang di Gaza. Mereka mengecam model distribusi bantuan Israel yang dinilai berbahaya.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved