Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan suara yang meluap meloloskan resolusi non-binding, Selasa, menuntut gencatan senjata di Gaza. Resolusi ini mengambil inisiatif dari Dewan Keamanan (DK) yang tidak berkutik, dan menambah tekanan pada Israel dan Washington.
Badan ini, yang mencakup semua 193 negara anggota PBB, memberikan suara 153 mendukung resolusi tersebut, melebihi sekitar 140 negara yang biasanya mendukung resolusi mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Sebanyak 10 negara, termasuk Amerika Serikat dan Israel, memberikan suara menentang, sementara 23 negara memilih abstain. Wakil Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan bahwa suara ini menandai "hari bersejarah dalam hal pesan kuat yang dikirimkan dari Majelis Umum."
Baca juga: Biden Peringatkan Netanyahu Risiko Kehilangan Dukungan Perang Melawan Hamas
Pemungutan suara ini terjadi setelah DK-PBB, yang bertanggung jawab atas perdamaian dan keamanan global, berulang kali gagal untuk membuat panggilan serupa.
Pada Jumat, Amerika Serikat, sekutu terkuat Israel dan salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan, menggunakan hak vetonya untuk menghentikan teks rancangan terbaru yang menyerukan gencatan senjata.
Baca juga: WHO: Pasien Meninggal saat Pemeriksaan Panjang Israel terhadap Konvoi Gaza
Dewan Keamanan membutuhkan lebih dari sebulan setelah dimulainya perang antara Israel dan militan Hamas untuk angkat bicara dan melakukannya dengan suara yang lemah, menyerukan pada pertengahan November setelah empat teks ditolak untuk "jeda" kemanusiaan dalam konflik.
Osama Mahmoud Abdelkhalek Mahmoud, duta besar Mesir untuk PBB, menyebut upaya Amerika Serikat untuk memberikan dukungan diplomatik kepada Israel sebagai tanda "standar ganda" yang memalukan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan tentang keruntuhan total tata tertib publik di Jalur Gaza yang terkepung. Banyak negara dan organisasi hak asasi manusia mengutuk kegagalan Dewan Keamanan pada hari Jumat, dan Guterres pada hari Minggu menggambarkan otoritas dan kredibilitas Dewan sebagai terkikis.
"Kita setuju bahwa situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengkhawatirkan," kata duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menjelang pemungutan suara pada hari Selasa.
"Ini adalah diplomasi yang sedang dijalankan Amerika Serikat di lapangan yang membuat jeda kemanusiaan seminggu mungkin terjadi," katanya, merujuk pada satu-satunya jeda dalam pertempuran yang terjadi bulan lalu.
Thomas-Greenfield mendorong negara-negara untuk mendukung amendemen pada resolusi Selasa yang akan mengutuk Hamas, tetapi usulan tersebut ditolak.
Ia juga menyerukan kepada Israel "untuk menghindari pengungsian massal warga sipil di selatan Gaza," tetapi mengatakan bahwa Israel sedang mengejar "tujuan militer yang sah."
Sebelum pemungutan suara, perwakilan Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengecam apa yang dikatakannya sebagai "resolusi yang hipokrit."
"Tidak hanya gagal mengutuk Hamas atas kejahatannya terhadap kemanusiaan, tetapi tidak menyebutkan Hamas sama sekali," katanya. (AFP/Z-3)
KAMBOJA meminta gencatan senjata tanpa syarat dan menyerukan penyelesaian damai atas sengketa perbatasan dengan Thailand.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan telah berbicara dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand untuk membahas gencatan senjata.
WAKIL Ketua Komisi 1 DPR RI Sukamta khawatir berharap eskalasi konflik Thailand dan Kamboja di wilayah sekitar kuil suci Preah Vihear mereda.
Kamboja mendesak gencatan senjata tanpa syarat dengan Thailand, setelah dua hari bentrok.
Krisis kemanusiaan Gaza semakin parah, lebih dari 100 organisasi kemanusiaan memperingatkan kelaparan massal.
Sebanyak 28 negara menyerukan akhir segera perang di Gaza. Mereka mengecam model distribusi bantuan Israel yang dinilai berbahaya.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
STAF medis Rumah Sakit Al-Shifa yang mengalami krisis bahan bakar di Jalur Gaza utara terpaksa merawat tiga hingga empat bayi baru lahir di dalam satu inkubator.
PBB menyampaikan laporan terbaru mengenai kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza, Palestina. Berdasarkan data OCHA, hampir seluruh wilayah Gaza kini berada di bawah kendali militer Israel.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved