Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEMIMPIN Korea Utara Kim Jong Un telah berjanji bahwa Pyongyang tidak akan ragu untuk menghabisi Korea Selatan jika diserang.
Hal itu dikatakan media pemerintah pada hari Jumat, 9 Februari 2024, ketika hubungan antara negara bertetangga tersebut mencapai titik terendah. Ini bukan kali pertama Jong Un mengultimatum Korsel.
Korea Utara menyatakan Korea Selatan sebagai musuh utama, menutup lembaga-lembaga yang didedikasikan untuk reunifikasi dan penjangkauan, dan mengancam perang atas pelanggaran teritorial bahkan 0,001 milimeter.
Baca juga : Kim Jong Un Perintahkan Peluncuran Satelit Mata-mata Militer
“Jika musuh berani menggunakan kekuatan terhadap negara kami. Kami akan membuat keputusan berani yang akan mengubah sejarah dan tidak akan ragu untuk memobilisasi semua negara adidaya untuk mengakhirinya,” kata Kim, menurut Kantor Berita Pusat Korea resmi Pyongyang. (KCNA).
Ia menegaskan, perdamaian bukanlah sesuatu yang bisa diminta atau ditukar melalui negosiasi.
Kim melontarkan komentar tersebut dalam acara kementerian pertahanan yang memperingati berdirinya militer negara tersebut, kata KCNA.
Baca juga : Kim Jong Un Pecat Jenderal Tertinggi Militernya, Persiapkan Perang
Pernyataannya menggemakan pernyataan sebelumnya di mana Jong Un mengatakan militernya harus memusnahkan musuh jika terprovokasi, mengacu pada Korea Selatan dan sekutunya Amerika Serikat, media pemerintah melaporkan bulan lalu.
Gambar yang dirilis oleh KCNA pada hari Jumat menunjukkan Kim berpegangan tangan dengan putrinya, Ju Ae, yang menurut beberapa analis sedang dipersiapkan sebagai pemimpin berikutnya di negara terisolasi tersebut.
Gambar-gambar tersebut juga menunjukkan pasangan tersebut menerima sorakan antusias dari tentara berseragam militer, serta berpose untuk foto bersama komandan militer.
Baca juga : Kim Jong-un Minta Militer Korut Bisa Lebih Ofensif
Kim mengatakan keputusan Pyongyang baru-baru ini untuk mendefinisikan Seoul sebagai musuh utamanya adalah tindakan yang tepat.
"Keputusan untuk mendefinisikan boneka Korea Selatan sebagai negara musuh nomor satu dan musuh yang tidak berubah dan untuk menduduki dan menguasai wilayah mereka jika terjadi keadaan darurat adalah demi keamanan abadi negara kita," katanya, dikutip dari KCNA. (Medcom.id/Z-4)
Pyongyang telah menolak tawaran rekonsiliasi terbaru dari Korsel, sekaligus membantah klaim militer Seoul bahwa Korut telah mencopot beberapa pengeras suara propaganda.
Eks ibu negara Korea Selatan, Kim Keon Hee, ditangkap atas tuduhan manipulasi saham dan korupsi.
Pemerintah Indonesia terus berupaya menggaet investor asal Korea Selatan. Langkah teranyar dilakukan melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025.
Son akan segera menandatangani kontrak dengan LAFC dengan nilai transfer mencapai 26 juta dolar Amerika atau sekitar Rp416 miliar.
KEMENTERIAN Pertahanan Korea Selatan pada Senin (4/8) mulai membongkar pengeras suara yang selama ini digunakan untuk menyiarkan lagu-lagu K-pop dan berita ke wilayah Korea Utara.
Meskipun kedua negara secara teknis masih berperang, Presiden Lee berupaya meredakan ketegangan dan menghidupkan kembali dialog yang telah lama terhenti dengan Korea Utara.
Tentara Korea Utara berperan penting dalam keberhasilan Rusia merebut kembali Kursk dari Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un komunikasi tentang pertemuan dengan Donald Trump melalui sambungan telepon.
Kim Yo Jong memperingatkan Amerika Serikat agar tidak mengejar denuklirisasi Korea Utara.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mendukung tanpa syarat terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
KOREA Utara (Korut) menyatakan kecaman keras terhadap serangan udara yang dilancarkan Israel ke Iran, sehingga telah memicu konflik terbuka antar kedua negara sejak Jumat (13/6).
Pimpinan Korea Utara Kim Jong-un murka saat kapal perang Korea Utara hancur dalam peluncuran yang gagal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved