Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), pada Minggu (12/11), mengumumkan bahwa Rumah Sakit Al-Quds di Gaza terpaksa berhenti beroperasi lantaran kehabisan bahan bakar dan terjadinya pemadaman listrik. Fasilitas kesehatan itu kini juga tengah dikepung militer Israel.
kendati demikian, PCRS mengatakan tim medis masih terus melakukan upaya untuk memberikan perawatan medis kepada pasien dan korban luka dengan cara tradisional.
Mereka pun mendesak komunitas internasional dan seluruh negara penandatangan Konvensi Jenewa Keempat bertanggung jawab atas kehancuran sistem kesehatan dan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, terutama di wilayah utara. PCRS menuntut agresi militer Israel dihentikan dan segera memberikan bantuan kepada penduduk di Gaza yang terkena dampak.
Baca juga: Israel Tembak Siapa Pun yang Coba Tinggalkan Rumah Sakit
Hingga kini, militer Israel terus menggempur sekitar Kompleks Medis Al-Shifa di bagian barat Kota Gaza. Mereka mengepung dari segala penjuru sejak Sabtu (11/11) pagi.
Serangan udara yang terus terjadi menimbulkan kekhawatiran serius tentang tidak adanya layanan penting dan peringatan ancaman bencana kemanusiaan yang sesungguhnya.
Baca juga: MER-C Minta Presiden Jokowi Selamatkan RS Indonesia dari Krisis di Gaza
Kendaraan militer Israel kini ditempatkan di dekat gerbang utama Al-Shifa, yang secara langsung menargetkan rumah sakit tersebut. (Ant/Z-11)
PEMERINTAH Belanda menyatakan dua menteri Israel sebagai persona non grata akibat pernyataan dan tindakan yang dianggap memicu kekerasan serta mendorong pembersihan etnis Gaza.
Sebanyak 127 orang di Gaza telah meninggal karena penyebab terkait malnutrisi, dengan satu dari tiga orang tidak makan selama beberapa hari, menurut PBB.
PAUS Leo XIV menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza.
PM Otoritas Palestina Mohammad Mustafa tegaskan Hamas serahkan kendali Jalur Gaza dan senjata kepada Otoritas Palestina.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.
Negara-negara Arab dan Barat menyerukan agar Hamas menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza.
PBB menyebut Gaza menghadapi krisis kelaparan terburuk dengan lebih dari 20 ribu anak alami gizi buruk.
PRANCIS dan Inggris, bersama sejumlah negara lainnya, mulai menunjukkan niat serius untuk mengakui Palestina.
NIAT Prancis dan sejumlah negara lain untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat dinilai sebagai langkah penting dalam peta diplomasi internasional.
PRANCIS menyatakan bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian antara Israel dan Palestina adalah melalui solusi dua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved