Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Gaza Gelap Gulita

Ferdian Ananda Majni
16/10/2023 21:27
Gaza Gelap Gulita
Perang di Jalur Gaza(AFP)

KORBAN jiwa dalam serangan Israel ke Gaza, Palestina terus bertambah pada Senin (16/10) atau hari kesembilan bombardir oleh Israel Defense Forces (IDF). Bahkan, wilayah itu menjadi gelap gulita dan jalur keluar-masuk ditutup total dari akses bantuan kemanusiaan.

"Gaza seperti kota mati, reruntuhan bangunan, asap dan gelap gulita karena pasokan listrik sudah diputuskan oleh pasukan Israel. Banyak warga sipil yang meninggal masih tertimbun di bawah reruntuhan," kata warga negara Indonesia yang juga pendiri Nusantara Palestina Center (NPC) Abdillah Onim atau yang akrab disapa Bang Onim melalui media sosial Senin (16/10).

Bang Onim mengaku sudah tidak mendapatkan pasukan logistik, makanan dan minuman selama 8 hari. Sehingga warga Gaza dalam kondisi memprihatinkan tanpa makanan dan minuman.

Baca juga : Buka Akses Bantuan Gaza, Petinggi PBB Berangkat ke Timur Tengah 

"Warga Gaza sudah tidak ada makanan dan air minum selama 8 hari. Saat ini kami makan tomat dan roti yang sudah berjamur," ujarnya.

Baca juga : 1.000 Korban Jalur Gaza Masih Berada di Bawah Reruntuhan Bangunan

Bang Onim menggambarkan bahwa kondisi saat ini merupakan perperangan terburuk yang pernah terjadi sejak 76 tahun lalu.

"Saya baru pertama kali melihat agresi yang paling dahsyat, selama 12 tahun saya berada di sini. Kondisinya lebih sadis dari perang tahun 2021 dan perang Afghanistan," sebutnya.

Selain mayat-mayat yang masih tertimbun di bawah reruntuhan. Tempat-tempat penampungan medis dan rumah sakit juga sudah kewalahan dengan penanganan korban tewas dan luka-luka.

"Kamar mayat sudah penuh, kulkas penyimpanan mayat penuh, masih banyak mayat-mayat yang belum dimakamkan di halaman-halaman rumah sakit," tambahnya.

Dalam kondisi gelap gulita di malam hari, warga Gaza terus dibombardir serangan-serangan pasukan Israel dari udara.

"Tidak jauh dari tempat saya (kota Gaza), sekitar 100 meter, rumah dan masjid telah rata dengan tanah. Jadi seluruh wilayah Gaza utara dijadikan target oleh penjajah. Kalau kita mengunakan kendaraan ke Gaza Selatan, kita langsung dibom oleh penjajah," pungkasnya. (Z-8)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya